SOLOPOS.COM - Ilustrasi sawah (Dok. SOLOPOS)

Luas sawah yang terasuransi di Klaten turun karena petani trauma.

Solopos.com, KLATEN—Luas sawah yang diikutkan program asuransi usaha tani padi (AUTP) di Klaten turun drastis pada 2017. Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) mencatat salah satu penyebabnya adalah petani enggan ikut lantaran trauma dengan program asuransi ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Plt. Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Bambang Sigit Sinugroho, mengatakan jumlah peserta AUTP dari tahun ke tahun mengalami pasang surut. (baca: PERTANIAN KLATEN : Sawah Kebanjiran, 381 Petani Terima Klaim Asuransi)

Pada 2016, lahan yang diikutkan AUTP mencapai 44.222,427 hektare (ha). Namun, jumlah itu merosot pada 2017 yang hanya 5.086,387 ha.

“Mengapa kok anjlok? Perlu dipelajari lagi dan ada kajian bersama,” kata Bambang saat penyerahan klaim asuransi, Jumat.

DPKPP mencatat sejumlah permasalahan petani enggan mengikutkan sawah mereka pada program AUTP.

Antara lain, kesadaran petani mengikuti AUTP secara swadaya masih rendah. Selain itu, sebagian petani trauma dengan program asuransi.

Menurutnya, persyaratan klaim asuransi terkait tingkat kerusakan dirasa cukup tinggi sehingga petani berharap berapa pun tingkat kerusakan bisa dilakukan pengajuan klaim dengan pembayaran proporsional.

Di samping itu, sebagian petani bersikap pasrah dengan musibah yang menimpa sawah mereka meski modal yang dimiliki terbatas.

Bambang menuturkan sosialisasi perlu terus digencarkan guna mengajak petani mengikuti program asuransi tersebut.

“Pak camat dan kepala desa bisa disosialisasikan agar petani tidak terlalu merugi dengan mengikuti asuransi. Tugas Jasindo untuk sosialisasi caranya seperti apa agar petani tidak trauma mengikuti asuransi,” imbuhnys.

Bambang mengatakan melalui program AUTP para petani cukup membayar Rp36.000/ha untuk satu musim tanam. Pemerintah sudah memberikan subsidi senilai Rp144.000/ha untuk program tersebut.

Saat tanaman padi di sawah yang diikutkan AUTP mengalami kerusakan akibat banjir, kekeringan, atau serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), petani bisa mendapatkan klaim. Nilai klaim yang diterima Rp6 juta/ha.

Manajer Pemasaran PT. Asuransi Jasindo cabang Surakarta, Partogi Nainggolan, mengatakan terjadi penurunan sangat signifikan terkait jumlah peserta AUTP di Klaten pada 2017 dibanding 2016. “Setelah kami analisis, di kalangan petani ketika ikut tidak ada klaim pada musim berikutnya tidak ikut lagi. Dilalah, saat tidak ikut klaim itu sawah mengalami kerusakan. Itu kami temui di wilayah Gantiwarno,” katanya.

Lantaran hal itu, ia berharap para petani peserta AUTP pada 2018 meningkat dan tetap mengikuti program AUTP meski tanaman tak mengalami kerusakan selama diikutkan program.

“Namanya kerusakan itu sebenarnya tidak diharapkan. Namun, apabila terjadi petani tidak merugi,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya