SOLOPOS.COM - Banjir menggenangi sawah dan jalan raya di Karangdowo, Klaten, Kamis (10/11/2016). (JIBI/Solopos/Tri Wiharto)

Sebanyak 381 petani di Kabupaten Klaten yang sawahnya menjadi korban banjir mendapat klaim asuransi.

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak 381 petani di Klaten yang sawahnya kebanjiran menerima pencairan klaim asuransi usaha tani padi (AUTP). Total klaim AUTP yang dicairkan mencapai Rp487 juta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Petani berasal dari tiga kecamatan yakni Wedi, Trucuk, dan Cawas. Klaim diberikan kepada petani yang sawahnya diikutkan AUTP dan diterjang banjir akhir November 2017 lalu akibat dampak Badai Cempaka. Total luas lahan yang mendapat klaim AUTP mencapai 81,1828 ha.

Penyerahan klaim dilakukan di Laboratorium Gerabah, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Jumat (26/1/2018). Selain AUTP, di tempat tersebut juga dilakukan penyerahan klaim asuransi usaha ternak sapi (AUTS) senilai Rp2,5 juta untuk satu ekor sapi yang mati dari kelompok ternak Ngudi Raharjo, Desa/Kecamatan Tulung.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan petani perlu mengikutkan sawah mereka pada program AUTP guna mendapat jaminan jika sewaktu-waktu tanaman padi rusak akibat bencana seperti banjir. Apalagi, Klaten menjadi penyangga pangan Jawa Tengah (Jateng).

“Sekarang ini zamannya asuransi. Hla wong burung aja bisa diasuransikan. Harapan kami camat dan kades bisa mengajak petani untuk mengikutkan sawah mereka ke AUTP. Tidak harus semua lahannya kalau memang tidak mampu. Mungkin hanya seperempat patok,” kata Mulyani saat penyerahan klaim.

Ketua Kelompok Bangun Tani II Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Jaka Purwana, 53, mengatakan ada sekitar 27 ha sawah menerima klaim AUTP. “Total yang terdampak banjir ada 37 ha. Namun, yang mendapat klaim sebanyak 27 ha berhubung ada syarat luasan kerusakan yang bisa mendapatkan klaim minimal 75 persen dari total luas lahan yang ikut asuransi,” urai dia.

Jaka mengelola sebanyak tujuh patok sawah atau sekitar 1,5 ha. “Saya ikut asuransi untuk njagani ketika ada bencana seperti 2017 lalu. Kalau proses pengajuan hingga pencairannya sekitar sebulan. Ya harapannya kedepan bisa dipercepat lagi proses cairnya klaim,” kata dia.

Jaka mengatakan dari 100 petani di kelompoknya, sekitar 82 petani mengikutkan sawah mereka pada program AUTP. Terkait masih ada petani yang enggan ikut asuransi, Jaka menuturkan salah satu penyebabnya pemahaman tentang asuransi sebagian petani masih kurang.

“Petani yang belum ikut itu terus kami berikan pengertian tentang manfaatnya serta biaya pembayaran yang ringan. Dari kejadian kemarin [banjir], akhirnya ya banyak yang merespons positif [tertarik ikut asuransi],” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya