SOLOPOS.COM - Pesawat latih Super Tucano (wikipedia.org)

Pesawat jatuh di Malang hari ini merupakan pesawat baru. Soal pertanyaan mengapa pesawat Super Tucano baru itu bisa jatuh, pemerintah menanggapinya.

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Pertahanan dan Menkopolhukam masih menunggu hasil investigasi terhadap jatuhnya pesawat latih TNI AU jenis Super Tucano secara menyeluruh sebelum mengambil langkah pengelolaan alat utama sistem pertahanan (alutsista).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ryamizard menjabarkan, hasil pemeriksaan menjadi kunci dari seluruh rangkaian pascaperistiwa kecelakaan tersebut. Untuk itu, dia belum bisa menyimpulkan apakah kecelakaan yang menimpa rumah warga tersebut disebabkan oleh human error, mesin atau cuaca.

Menhan menambahkan tidak menutup kemungkinan otoritas akan melakukan penghentian operasi (grounded) terhadap pesawat sejenis. “Kalau hasil pemeriksaan menyatakan itu karena mesin, ya grounded. Kalau karena angin atau orang, ya tidak perlu,” tuturnya.

Di sisi lain, kecelakan ini sekaligus menjadi “pecah telur” bagi Super Tucano yang diproduksi oleh Brasil. Dalam catatan Ryamizard, terdapat kurang lebih 650 pesawat sejenis yang telah dipesan oleh berbagai negara. Indonesia sendiri tercatat memesan satu skuadron atau 16 pesawat Super Tucano, empat di antaranya belum sampai di Indonesia.

“Ini pesawat masih baru, 2012, jadi masih empat tahun. Masa pembuatannya juga baru, 2003. Jadi tidak ada masalah dalam hal perawatan,” katanya.

Adapun, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan meminta media massa untuk bersabar dan tidak menyebarkan spekulasi tentang kecelakaan Super Tucano ini. “Iya memang pesawatnya baru, tapi ya bisa saja [kecelakaan]. Tapi yang penting sekarang lagi diinvestigasi. Ya memang result-nya belum keluar ya. Jadi jangan spekulasi ya. Saya belum tahu persis kenapa,” katanya.

Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mengungkapkan hasil pemeriksaan bisa didapatkan paling lambat dalam jangka waktu tiga bulan. Namun, pihaknya juga tidak mau terlalu tim investigasi bekerja dengan gegabah.

“Pesawat kan tidak terlalu rumit, jadi tidak lama, satu sampai tiga bulan lah. Diharapkan cepat lah, kalau lama kan mengganggu yang lain,” kata Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (10/2/2016).

Hal itu menanggapi pertanyaan, termasuk dari DPR, tentang mengapa pesawat baru tersebut bisa jatuh. “Kita tunggu hasil dari penyelidikan, investigasi kenapa (jatuh). Pesawat ini baru maka harus diadakan investigasi secara detail,” ungkap Pimpinan Komisi I DPR TB Hasanudin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/2/2016), dikutip Detik.

TB pun mempertanyakan mengapa pesawat latih taktis ini jatuh, padahal baru saja perawatan. “Dia kan baru perawatan, kemudian waktu itu dilaksanakan tes terbang. Teorinya ketika selesai pemeliharaan kemudian tes terbang harusnya dalam keadaan kondisi prima tetapi mengapa malah jatuh menukik kemudian terjun bebas,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya