SOLOPOS.COM - Dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Romamti Ezer Simri Fobia, memimpin debat antara pasangan calon Agus Rudianto-Dance Palit (kanan) dan Yulianto-Muh. Haris (kiri) di Recital Hall, Kampus UKWS, Jl. Diponegoro, Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (2/11/2016). (Uksw.edu)

Pilkada Salatiga 2017 didahului debat publik calon wali kota dan calon wakil wali kota di kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga.

Semarangpos.com, SEMARANG – Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga melalui Program Studi Magister Ilmu Hukum (MIH) Fakultas Hukum (FH) menggelar Debat Publik Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Salatiga, Rabu (2/11/2016). Acara tersebut digelar di Recital Hall, kampus UKWS, Jl. Diponegoro, Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng).

Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum, Umbu Rauta, mengungkapkan debat publik yang mengangkat tema Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi ini diadakan karena tiga alasan. Pertama, karena salah satu visi UKSW adalah menjadi radar dalam situasi perubahan politik, kedua secara faktual UKSW berada di Salatiga, dan ketiga karena masyarakat akademis butuh pendidikan politik.

“Pelayanan publik dan reformasi birokrasi dipilih sebagai topik debat karena hal ini merupakan salah satu tugas dari otonomi daerah. Pelayanan publik dipengaruhi oleh watak birokrasi,” ujarnya seperti dilansir laman resmi kampus di Salatiga itu, Jumat (4/11/2016).

Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum Teguh Prasetyo mengungkapkan acara debat ini sebagai bagian dari tugas kampus untuk mengkritisi dan memberikan solusi. Selain itu, ia juga berharap acara tersebut dapat mengenalkan calon wali kota dan wakil wali kota kepada pemilih. “Dengan debat ini diharapkan para pemilih lebih kenal dengan para calon maupun program-programnya,” paparnya.

Bertindak sebagai moderator adalah dosen Fakultas Hukum UKSW, Romamti Ezer Simri Fobia. Ada tujuh isu yang diangkat dalam debat publik kali ini, yaitu pendidikan, kesehatan, perekonomian, kesadaran kepatuhan dan penegakan hukum, infrastruktur, kerjasama internasional dan pertanggungjawaban anggaran dan tata pemerintahan. Debat yang digelar di kampus di Salatiga itu dibagi menjadi dua sesi yang tiap sesinya pasangan calon dapat memaparkan programnya dalam waktu 10 menit.

Pada sesi pertama, pasangan Agus Rudianto dan Dance Palit mengungkapkan perlu adanya reformasi mindset di sektor pelayanan publik. “Diperlukan reformasi mindset karena terkait dengan kualitas pelayanan. Pelayanan publik seharusnya cepat, tepat dan konsisten,” ujar Dance.

Sedangkan pasangan Yulianto dan Muh. Haris mengungkapkan perlu adanya reformasi karakter. “Reformasi karakter pada para birokrat menjadi hal yang penting,” jelas Yulianto.

Pada sesi kedua, pasangan Agus Rudianto dan Dance Palit memaparkan program mereka terkait pembangunan kota. “Kami memiliki gagasan untuk membentuk dewan pakar kota yang berisi para pakar dan profesional untuk memberikan konsep dan masukan terkait dengan pembangunan kota,” ujar pasangan nomor urut satu ini.

Sementara itu, pasangan Yulianto dan Muh. Haris menyampaikan perlu adanya peningkatan kualitas SDM masyarakat Kota Salatiga. “SDM yang baik menciptakan tantangan dan peluang, di satu sisi masyarakat menjadi lebih kritis,” ungkap pasangan nomor urut dua.

Sebagai penutup, hal yang hampir sama disampaikan kedua pasangan calon. Rudi-Dance mengatakan reformasi birokrasi mutlak dilakukan di semua lini karena dampaknya pada kualitas pelayanan publik. Sedangkan, Yulianto-Haris menyampaikan bahwa reformasi birokrasi menjadi tanggung jawab bersama.

Acara debat publik ini dihadiri mahasiswa dan dosen Fakultas Hukum serta fakultas lain di UKSW Salatiga. Acara ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan oleh Dekan Fakultas Hukum UKSW kepada kedua pasangan calon. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Rekomendasi
Berita Lainnya