SOLOPOS.COM - Ilustrasi Gempa Bumi di Indonesia. (Detik.com)

Solopos.com, JOGJA — Potensi gempa dan tsunami di pantai selatan Jawa menjadi bahan kajian yang mendapatkan perhatian cukup serius. Peneliti dari UGM Jogja bahkan siap memasang 10 peramal gempa di sepanjang pesisir Pulau Jawa.

Peneliti Sistem Peringatan Dini dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja di bawah koordinasi Prof Sunarno bakal memasang alat canggih untuk mendeteksi potensi gempa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Alat sistem peringatan dini gempa (early warning system) tersebut mampu memprediksi gempa tiga hari sebelum kejadian, sehingga bisa dilakukan mitigasi bencana secara lebih cepat.

"Pemantau EWS Gempa yang akan kami pasang sepanjang pulau Jawa sisi selatan untuk pengembangan algoritma triangulasi pusat gempa," kata Sunarno seperti dikutip dari Indonesia.go.id, Minggu (27/6/2021).

Baca juga: Yuni Shara Blak-Blakan Temani Anak Nonton Film Porno

Alat EWS tersebut, selain bisa memprediksi 3-7 hari sebelum kejadian gempa, namun juga dapat memperhitungkan prediksi lokasi pusat gempa. Sunarno menjelaskan alat EWS ini masih dalam tahap pengembangan selain perbaikan penyempurnaan teknologi alat tersebut juga pengembangan algoritma penentuan pusat gempa yang akan terjadi.

“Setiap stasiun EWS yang kami pasang tetap mengukur setiap 5 menit perubahan permukaan air sumur dan paparan gas radon alam yang akan dibaca EWS kami,” ungkapnya.

Meski demikian, hingga saat ini kepekaan alat peramal EWS Gempa ini hanya dapat memonitor kejadian gempa di atas 4,5 SR, di antara Aceh hingga NTT, untuk lempengan Indo-Australia. Namun, untuk dapat memantau di daerah dengan lempengan lain maka harus dipasang stasiun EWS di lempengan yang dipantau.

Alat EWS ini tersusun dari sejumlah komponen seperti detektor perubahan level air tanah dan gas radon, pengkondisi sinyal, kontroler, penyimpan data, sumber daya listrik. Lalu, memanfaatkan teknologi internet of things (IoT) di dalamnya.

Baca juga: Soloraya Ikut Bergetar Jika Gempa Megathrust & Tsunami Terjadi di Pesisir Selatan Jawa

Mekanisme kerja alat ini dalam memprediksi gempa berdasarkan perbedaan konsentrasi gas radon dan level air tanah yang merupakan anomali alam sebelum terjadinya gempa bumi. Apabila akan terjadi gempa di lempengan, maka akan muncul fenomena paparan gas radon alam dari tanah meningkat secara signifikan. Demikian juga permukaan air tanah naik turun secara signifikan.

Penelitian alat peramal gempa ini sudah dilakukan sejak 2018. Sistem itu terbukti mampu memprediksi gempa yang terjadi di Barat Bengkulu M 5,2 pada 28 Agustus 2020, Barat Daya Sumur-Banten M 5,3 pada 26 Agustus 2020, Barat Daya Bengkulu M5,1 pada 29 Agustus 2020, Barat Daya Sinabang Aceh M5,0 pada 1 September 2020.

Kemudian, gempa di Barat Daya Pacitan berkekuatan M 5,1 pada 10 September 2020, dan gempa Tenggara Nagan Raya-Aceh M 5,4 pada 14 September 2020. Terakhir, alat peringatan dini tersebut berhasil mendeteksi gempa di Toli-Toli tiga hari sebelum kejadian. Gempa itu sendiri terjadi pada Sabtu 29 Mei 2021.

Baca juga: 6 Pantai di Wonogiri Ini Berpotensi Terdampak Tsunami

Dari informasi BMKG, pada Sabtu 29 Mei 2021 pukul 08.25.14 WIB, wilayah Tolitoli diguncang gempa tektonik dengan magnitudo 5,3. Pusat gempa berlokasi di laut pada jarak 87 kilometer arah barat Kota Tolitoli, Sulawesi Tengah, pada kedalaman 27 kilometer.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta alat ini sudah mampu memprediksi 3-7 hari sebelum kejadian gempa. Meski berhasil memprediksi gempa, alat ini terus dikembangkan hingga mampu memprediksi posisi pusat gempa secara lebih presisi.

Sistem deteksi dini tersebut dikembangkan sebagai mekanisme membentuk kesiapsiagaan masyarakat, aparat, dan akademisi untuk mengurangi risiko bencana. Sebab, posisi Indonesia yang berada di tiga lempeng tektonik dunia rentan dilanda gempa bumi.

Alat peramal gempa EWS ini juga bisa menjadi rekomendasi sistem instrumentasi untuk peringatan dini gempa bumi dan memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai prediksi gempa bumi sehingga selalu siap siaga menghadapi bencana gempa bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya