SOLOPOS.COM - Warung warung yang tutup di Pantai Baron selama PPKM (Instagram/@kabarjogja)

Solopos.com, BANTUL— Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak awal Juli dengan status “darurat” hingga saat ini dengan istilah “level 3-4” memberikan dampak besar bagi perekonomian masyarakat, khususnya para pedagang yang berjualan di daerah wisata.

Pasalnya, salah satu kebijakan dari PPKM Level 4 adalah menutup sementara operasional tempat wisata beserta akses masuknya. Sehingga, hal ini berdampak banyaknya pelaku usaha pendukung wisata, seperti pedagang, mengalami kesurutan dalam penghasilan mereka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti yang dialami oleh kelompok pedagang warung makanan di Pantai Baron, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menjerit karena tabungan mereka untuk bertahan di masa PPKM sejak awal Juli 2021 lalu sudah habis. Mengutip dari laman Instagram @kabarjogja, Senin (23/8/2021), sejumlah pedagang telah menjual hewan ternak bahkan berutang demi bertahan di masa PPKM.

Baca Juga : Sesek Mangir, Jembatan Bambu Viral Penghubung 2 Kabupaten

Hal ini dilakukan karena akses mereka untuk mendapatkan penghasilan tertutup total hingga membuat mereka kehilangan 100% penghasilan mereka. Bahkan unggahan yang berupa video tersebut memperlihatkan kondisi warung yang ditutup oleh pedagangnya dikarenakan tidak ada pengunjung yang bisa masuk ke area pantai.

Selain para pedagang warung makanan, dampak penutupan akses wisata di Pantai Baron ini juga berimbas kepada para nelayan yang tidak bisa mencari ikan lantaran tidak bisa masuk ke area pantai. Parahnya, mereka yang kehilangan penghasilan ini mengaku belum menerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.

Saat berita ini ditulis, unggahan video yang baru 20 jam ini langsung menuai penonton digital lebih dari 20.000 dan menuai ragam komentar dari netizen, di antaranya ada akun dengan dengan nama @mariatiwi96 yang memberikan semangat semoga pandemi cepat berlalu.

“Semangat dan harapan supaya pandemi cepat berlalu” tulis @mariatiwi96

Baca Juga: Pemkab Bantul Mulai Suntikan Vaksin ke Kelompok ODGJ

Kemudian ada akun @moernie_hidayat yang mengatakan bahwa dampak PPKM ini tidak hanya dirasakan di daerah wisata, dirinya yang memiliki usaha di pinggir jalan juga merasakan dampaknya karena lampu kota dimatikan saat jam malam tiba.

“Bukan t4 wisata aja yg ngerasiin miinn ..saya yg di pinggir jalan jg ngerasain kok ..bgt lampu kota mati …wesss serasa kuburan ..sepiiiiiiii???” tulis @moernie_hidayat

Lalu ada juga yang memberikan semangat dan juga harapan bahwa rezeki yang hilang akan diganti di hari-hari depan saat keadaan sudah kembali normal.

“Semoga kuat sedulur sedulurku dan akan digantikan rejeki yg lebih besar besok stelah semuanya kembali normal ???” Tulis akun dengan nama @alienfactoryoutlet

Terkait bansos, melalui penelusuran Solopos.com di berbagai sumber, Bantuan Sosial Tunai (BST) untuk warga DIY, khususnya para pelaku usaha wisata dan pusat pembelanjaan modern, telah diberikan saat masa PPKM Darurat yang berlangsung dari tanggal 3 sampai 20 Juli 2021 lalu.

Dinas Sosial DIY memastikan bahwa penerima bansos tersebut menerima uang Rp600.000. Menurut Kepala Dinas Sosial DIY, Endang Patmintarsih, BST yang disalurkan melalui Kementerian Sosial Rp300.000 per bulan untuk bulan Mei dan Juni dirapel penyalurannya pada Juli 2021. Pemerintah pusat juga sudah menyalurkan BST di DIY periode Januari-April dengan jumlah penerima 121.788 KK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya