SOLOPOS.COM - Penerapan PPKM Darurat. Kondisi lengang terlihat di kawasan Pasar Singosaren, Solo, Minggu (4/7/2021). Selama pelaksanaan PPKM Darurat Jawa Bali 3-20 Juli 2021 semua toko nonesensial ditutup untuk menurunkan angka persebaran virus corona (Covid-19) yang semakin tidak terkendali. (Nicolous Irawan)

Solopos.com, JAKARTA — Penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat 3-20 Juli 2021 dipastikan berdampak pada pemulihan ekonomi Tanah Air.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 bakal lebih rendah daripada perkiraan awal 7 persen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan sebelum terjadi kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan, kegiatan ekonomi pada kuartal II/2021 melonjak sangat tinggi dibandingkan dengan kuartal I/2021.

Baca juga: Dilarang Lewat Pantura selama PPKM, Sopir Truk Minta Diskon Tarif Tol

BI awalnya memproyeksikan ekonomi kuartal II/2021 akan tumbuh 7 persen. Namun, karena lonjakan kasus Covid-19 sangat tinggi pada dua pekan terakhir Juni 2021, pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih rendah dari 7 persen.

“Kami harus melihat dua pekan terakhir dampaknya seperti apa, mungkin lebih rendah dari 7 persen, tapi akan lebih tinggi dari 6 persen,” katanya dalam acara Silaturahmi Keluarga Besar ISEI 2021 secara virtual, Senin (5/7/2021), seperti dikutip Bisnis.com.

Perry mengatakan pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh kinerja ekspor yang meningkat dan realisasi belanja fiskal, termasuk juga kinerja investasi nonbangunan dan impelentasi dari UU Cipta Kerja.

Baca juga: Viral Video Antrean Vaksinasi di Bandara Adi Soemarmo Boyolali

Apakah PPKM Berlanjut?

Sementara pada tahun ini, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai kisaran 4,1 hingga 5,1 persen dengan titik tengah 4,6 persen meski ada penerapan PPKM Darurat.

BI akan terus mengkaji dampak dari PPKM Darurat terhadap pergerakan mobilitas dan pengaruhnya ke pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun. “Kami akan melihat seberapa lama PPKM Darurat berlanjut, tentu akan memengaruhi titik tengah 4,6 persen tadi,” jelasnya.

Di sisi lain, Kepala ekonom BCA David Sumual mengatakan PPKM Darurat tidak akan memberikan dampak separah dengan yang terjadi pada 2020 saat diberlakukannya PSBB.

Baca juga: Buaya Liar Muncul di Kebonbimo Boyolali Akhirnya Tertangkap

Apalagi, kata David, jika PPKM tidak diperpanjang lebih dari 20 Juli 2021. “Namun dengan PPKM Darurat ini pergerakan manusia berkurang. Konsekuensinya ke perekonomian yaitu ke pertumbuhan sektor konsumsi [menurun],” kata David, Minggu (4/7/2021).

Di luar konsumsi, David menilai indikator perekonomian lainnya tidak akan terlalu terdampak oleh pengetatan ini. Misalnya investasi, ekspor, dan perdagangan internasional masih akan tumbuh lebih baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Karena tahun lalu harga komoditas juga jatuh. Perdagangan internasional juga lemah karena seluruh dunia lockdown. Namun kali ini banyak negara yang pulih ekonominya seperti Eropa dan Amerika,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya