SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR RI 2021, Senin (16/8/2021). (Youtube Sekretariat Presiden)

Solopos.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta vaksinasi Covid-19 di Papua dipercepat menjelang digelarnya Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di provinsi tersebut.

Menurut rencana, PON 2020 akan dilangsungkan pada 2 Oktober hingga 15 Oktober 2021.  Bersama delapan provinsi lainnya, vaksinasi di Papua masih rendah. Kedelapan provinsi tersebut yakni Aceh, Sumbar, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalbar, Sulaweso Tengah, NTB, dan Maluku Utara.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap arahan Presiden Jokowi disampaikan dalam rapat terbatas (ratas), Senin(6/9/2021). Jokowi meminta masyarakat tetap waspada penularan virus corona.

Belum Berakhir

“Arahan Bapak Presiden dalam ratas, pandemi belum berakhir. Virus ini tidak mungkin hilang secara total dan kita hanya bisa mengendalikan,” kata Airlangga dalam jumpa pers yang disiarkan langsung akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin (6/9/2021).

Dia mengatakan masyarakat diminta terus waspada meski angka kasus turun. Sebab kenaikan kasus Covid-19 masih bersifat dinamis.

Baca Juga: Positif Covid-19 Indonesia Hari Ini Tambah 4.413 Kasus, Jateng Terbanyak 

Tentang vaksinasi di Papua, Jokowi menilai masih rendah padahal PON akan digelar di provinsi tersebut. “Pak Presiden meminta akselerasi vaksinasi jadi fokus utama dan diberi prioritas kepada lima kabupaten/kota di tempat akan diselenggarakannya PON. Di mana dinkes, TNI-Polri perlu dikerahkan,” kata dia.

Airlangga mengatakan hal tersebut disampaikan sebagai bagian evaluasi mingguan yang dilakukan terkait penerapan PPKM di luar Jawa dan Bali. Periode PPKM luar Jawa Bali terakhir diterapkan pada 24 Agustus-6 September 2021.

208 Juta Penduduk

“Di luar penyelenggaraan PON, Bapak Presiden memberi perhatian kepada Aceh, Sumbar, Lampung, Kalsel, Kalbar, Sulteng, NTB, Maluku Utara, dan Papua yang angkanya masih rendah di bawah angka vaksinasi nasional,” kata dia.

Airlangga mengatakan di 2021 diharapkan 208 juta penduduk Indonesia telah menerima dosis vaksin pertama.

Berdasarkan data Satgas Covid-19, per hari ini sudah ada 67.155.353 orang yang divaksin dosis pertama dan 38.472.091 orang yang telah mendapatkan suntikan dosis kedua.

Baca Juga: Menko Airlangga: Vaksin Tahap ke-50 Datang, Stok Vaksin Aman 

Airlangga Hartarto menyebut daerah luar Jawa-Bali berkontribusi menurunkan kasus sebanyak 60 persen. “Kasus aktif luar Jawa 155.519, ini luar Jawa kontribusinya 60 persen, dan kasus aktif di luar Jawa Bali menurun, dan penurunan tertinggi di Nusa Tenggara minus 73,76 persen,” ujar Airlangga.

Angka kesembuhan di daerah luar Jawa-Bali sebanyak 90 persen sedangkan kasus kematian di angka 2,99 persen. “Dari segi kesembuhan di luar Jawa-Bali 90 persen, sedikit di bawah nasional 92,94 persen. Kemudian kasus kematian di luar Jawa Bali 2,99 persen di bawah standar nasional yang sedikit lebih baik yaitu 3,29,” jelas Airlangga.

Gelombang Ketiga

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mewanti-wanti masyarakat perihal gelombang ketiga Covid-19.

“Saya sekali lagi mengimbau kita semua supaya kompak untuk disiplin, saling mengingatkan, supaya kita jangan kena lagi gelombang ketiga,” kata Luhut dalam konferensi pers, Senin (6/9/2021).

Baca Juga: Airlangga: Keberhasilan Atasi Pandemi Bantu Wujudkan Visi Indonesia 2045 

Apalagi, kata Luhut, saat ini terus bermunculan varian baru virus corona, salah satunya varian Mu.

“Karena tadi sudah dijelaskan ada tadi varian Mu dan juga ingin saya ingatkan kalau ini berlanjut seperti ini terus akan bisa timbul varian-varian lain kita tidak tahu apakah lebih dahsyat atau lebih keras atau bagaimana,” tuturnya.

Tak Segawat Delta

Luhut juga meminta tidak ada pihak yang mempolitisasi pandemi Covid-19 di Indonesia. Masyarakat harus kompak demi keselamatan bangsa.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menjelaskan perihal varian Mu. Dante mengungkapkan mutasi virus ini mulanya terjadi di Kolombia.

“Salah satu mutasi varian Delta yang baru saja kita alami, sekarang sudah ada varian Mu. Mengenai varian Mu ini terjadi di Kolombia tetapi secara laboratorium itu mempunyai resensi terhadap kondisi vaksin. Karena itu perlu diperlukan tapi dalam konteks laboratorium, tidak dalam konteks epidemiologis,” papar Dante.

Dante mengatakan penyebaran varian Mu ini tidak sehebat varian Delta. Dia pun memastikan hingga saat ini belum ditemukan varian tersebut di Indonesia.

“Di beberapa tempat di sekitar kita varian Mu ini belum terdapat. Kami sudah melakukan genome sequencing terhadap tujuh ribuan orang di seluruh Indonesia dan belum terdeteksi varian Mu,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya