SOLOPOS.COM - Warga mengikuti kirab lompya duleg di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jateng, Minggu (16/2/220). (Solopos-Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Ibu-ibu bergaya prajurit keraton menjadi cucuk lampah kirab Pesona Cethik Geni Lompya Duleg 2020 di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (16/2/2020) siang.

Di belakangnya, terdapat seorang wanita muda yang berperan sebagai duta lompya. Para pamong desa mengikuti di barisan tengah. Tak jauh dari posisi para pamong desa itu, terdapat jodhang berisi 3.000 lompya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lompya duleg menjadi makanan khas warga Gatak dalam beberapa dasawarsa terakhir. Di belakangnya, terdapat ogoh-ogoh lembu yang terbuat dari jerami. Setelah itu, diikuti pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), warga, dan pasukan sapu jagad yang bertugas memunguti sampah di sepanjang jalan yang dilalui.

Korea Utara Tembak Mati Pengidap Virus Corona?

Para peserta kirab menempuh perjalanan 2 km dari Desa Gatak ke Ruang Terbuka Hijau (RTH) Gatak yang tak jauh dari balai desa Gatak. Sampai di RTH Gatak, para pengunjung langsung disuguhi berbagai atraksi peserta kirab. Tak lupa, lompya duleg yang tadinya dikirab dibuka dan disantap bersama-sama.

"Melalui kegiatan seperti ini, Desa Gatak semakin dikenal sebagai sentra lompya. Semoga dengan kirab seperti ini, lompya Gatak semakin digemari masyarakat umum," kata salah seorang perajin lompya Gatak, Delanggu, Suryadi, 41, saat ditemui wartawan di sela-sela kirab.

Sejarah Nama Sungai Garuda Sragen: Berawal Dari Nama Bioskop

Suryadi mengaku kemampuan membuat lompya duleg diperoleh dari bapaknya, Tukiyo. Suryadi mulai merintis usahanya sebagai pedagang lompya sejak 2000. Dalam sehari, Suryadi mampu memproduksi 2.000 lompya.

Empat lompya ukuran mini senilai Rp1.000. "Lompya asal Gatak, Delanggu dikenal ada gurihnya, manisnya, dan pedasnya. Bahan baku lompya berasal dari adonan pati 3 kg, 2 kg gandum, 5 kg kecambah [menjadi 2.000 lompya]. Juruh-nya berasal dari gula merah yang direbus dan dikasih bumbu, seperti garam, bawang putih, dan merica. Sehari-harinya, saya berjualan di Ceper. Omzet per hari hingga Rp500.000," katanya.

Dikarantina Karena Virus Corona, Penumpang Kapal Pesiar Diamond Princes Dihadiahi Iphone

Salah satu peserta sekaligus perwakilan dari Sanggar Seni Semoyo Endho Gatak, Seno Guntoro, mengatakan rangkaian kegiatan bertajuk Cethik Geni Lompya Duleg 2020 sebagai upaya mengangkat potensi khas Desa Gatak.

Di Gatak, terdapat 25 pembuat sekaligus pedagang lompya duleg. Puluhan orang tersebut tergabung dalam paguyuban Lompya Duleg Mugi Langgeng, Lemburejo, Gatak, Delanggu.

"Kegiatan ini juga semakin meningaktkan semangat persatuan dan kesatuan antarwarga," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya