SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa mencuci tangan sebelum masuk ruang kelas di SMA Negeri 1 Boyolali, Jawa Tengah, Senin (6/9/2021). Pembelajaran tatap muka terbatas bagi siswa sekolah menengah atas tersebut dilakukan dengan adaptasi kebiasaan baru protokol kesehatan COVID-19 serta membatasi kapasitas jumlah siswa 50 persen dengan jadwal masuk sekolah secara bergantian. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/hp.

Solopos.com, SEMARANG — Pelaksanaan pembelajaran tatap muka atau PTM secara terbatas di Jawa Tengah (Jateng) sudah berjalan sepekan terakhir.

Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Suyanta, sejak dilaksanakan Senin (30/8/2021), PTM di Jateng berjalan cukup baik. Total ada 144 SMA, SMK, dan SLB yang kewenangannya di bawah Pemprov Jateng yang menggelar simulasi PTM. Jumlah siswa yang mengikuti PTM mencapai 19.362 orang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Total ada 144 satuan pendidikan yang melaksanakan simulasi PTM. Yakni 113 SMA, 24 SMK dan 7 SLB,” ujar Suyanta di Semarang, Selasa (7/9/2021).

Baca Juga: Siap Sekolah Tatap Muka, Madrasah di Karanganyar Tunggu Instruksi Kemenag

Sedangkan pelaksana PTM terbatas jenjang SMA, SMK, dan SLB total satuan pendidikan sebanyak 159 sekolah. Dan, 36.405 siswa peserta. “Simulasi PTM dan PTM terbatas sudah memasuki pekan kedua. Semua berjalan bagus dan baik,” lanjutnya.

Ditambahkannya, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan adanya hambatan dalam pelaksanaan simulasi PTM maupun PTM Terbatas. “Yang masih menjadi evaluasi memang soal monitoring proses pulang dan perginya naik transportasi apa,” ungkap dia.

Ke depan, pihaknya akan memberikan penguatan pengawasan dalam disiplin penerapan prokes dengan melibatkan Cabang Dinas, Pengawas, Komite Sekolah, dan Satgas Tingkat Sekolah. Kedua, memperkuat pembelajaran model campuran melalui pemberdayaan fungsi musyawarah guru mata pelajaran.

Baca Juga: Terapkan Prokes dan Hafal Pancasila, Guru TK Dapat Sepeda dari Ganjar

“Penting juga peningkatan sosialisasi penerapan prokes kepada warga seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitar melalui berbagai media yang sesuai karakter wilayah,” terangnya.

Suyanta juga sepakat dengan kebijakan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, agar sekolah tidak mewajibkan siswa mengenakan seragam saat simulasi maupun PTM terbatas.

“Kami mendukung karena memang kondisi seperti ini dan masih simulasi dan PTM terbatas. Bahkan kami melarang sekolah menjual seragam kepada siswa. Kalau mau beli ya di toko atau pasar,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya