SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pengeroyokan (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, TANGSEL — Lima mahasiswa Universitas Pamulang Kota Tangerang Selatan (Unpam Tangsel) ditetapkan sebagai tersangka kasus kekerasan kepada mahasiswa lain.

Kelima tersangka menganiaya para korban yang menolak ikut aksi unjuk rasa.

Promosi Indeks Bisnis UMKM BRI: Ekspansi Bisnis UMKM Melambat tapi Prospektif

Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Iman Imanuddin mengatakan, mereka ditetapkan sebagai tersangka sesuai dengan alat bukti yang didapat dalam penyelidikan.

“Sudah lima ditahan. Dari hasil penyelidikan dan alat bukti yang ditemukan sementara ini lima orang tersebut terpenuhi alat buktinya sebagai tersangka,” kata Iman di kantornya, Jumat (29/10/2021) sore seperti dikutip Suara.com.

Iman menyebut, saat ini pihaknya sedang melengkapi berkas agar segera dapat dilakukan P21 berkas lengkap dan dilimpahkan ke Jaksa Penuntut Umum (JPU).

“Prosesnya masih berjalan, berkas perkara sedang dilengkapi dan akan dilimpahkan ke JPU. Selanjutnya kalau memang berkasnya lengkap P21, kami limpahkan tanggung jawab tersangka dan barang bukti ke JPU,” terang Iman.

Baca Juga: Mahasiswa di Tangerang Dibanting Polisi, Ini Kronologinya 

Iman menuturkan jumlah mahasiswa yang ditetapkan tersangka itu dapat bertambah jika ditemukan alat bukti lainnya dalam proses penyidikan yang berlangsung.

“Namun di dalam proses penyidikan ditemukan fakta-fakta yang lain, tak akan kami sampingkan. Akan terus kami kembangkan. Pokoknya selama menemukan bukti yang lain ya akan bertambah,” terangnya.

“Saat ini mereka ditahan di ruang tahanan Polres Tangsel,” sambung Iman.

Diberitakan sebelumnya, dua mahasiswa Unpam Tangsel babak belur seusai dikeroyok sesama mahasiswa lainnya. Diduga hal itu buntut penolakan mengikuti seruan aksi demo ke MPR/DPR pada Kamis (7/10/2021).

Dua mahasiswa itu yakni Ketua Himpunan Mahasiswa Manajemen Rizal dan Ketua Himpunan Mahasiswa Elektro Jonatan. Keduanya babak belur seusai dihajar oleh sekitar 30 orang mahasiswa lainnya.

Rizal bercerita, aksi pengeroyokan itu terjadi di kantin Bursa persis di seberang kampus Unpam, pada Minggu (10/10/2021) pukul 14.00 WIB.

Baca Juga: Detik-Detik Penangkapan Mahasiswa Demo saat Kunjungan Jokowi di Solo 

Saat itu, dia dan Jonatan datang untuk dimintai klarifikasi soal pembuatan flyer penolakan seruan aksi organisasi eksternal kampus, Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Unpam.

Rizal mengaku, pihaknya menolak ikut serta dalan demo 7 Oktober itu lantaran saat itu masih berlaku PPKM sehingga dianggap menyalahi aturan pemerintah.

“Karena ini di tengah PPKM dan menyalahi aturan, saya selaku ketua Himpunan Mahasiswa Manajemen mengeluarkan flyer yang berisi imbauan mahasiswa manajemen untuk tidak mengikuti demo tersebut alasannya karena masih PPKM,” kata Rizal, Senin (11/10/2021).

Rizal pun tak menduga, jika undangan audiensi itu berakhir ricuh dan adanya pengeroyokan. Padahal saat itu, dirinya diminta untuk menjelaskan klarifikasi soal flyer menolak ikut demo 7 Oktober.

“Di situ saya ingin menanyakan poin apa saja yang ingin diklarifikasi. Tetapi mereka tetap tidak menerima dan langsung menggebrak meja. Setelah saya duduk tak sampai lima menit langsung ricuh, mereka langsung ngegebrak meja,” ungkap Rizal.

Dia menyebut, saat itu diperkirakan ada 30 orang lebih yang mengepung mereka berdua. Rizal dan Jonatan tak bisa berkutik. Lantaran puluhan mahasiswa itu mengurung ruang gerak dengan membentuk letter U.

Terkepung

Rizal dan Jonatan yang terkepung, kemudian dilempari berbagai benda yang ada di sekitar kantin. Mulai dari kipas angin, gelas, hingga botol bekas dan batu bata.

“Mereka mengepung membentuk letter U, saya berdua dengan Jonatan oleh sekira 30 orang. Barang yang dilempar ada kipas angin, gelas, botol, helm, wah itu banyak banget. Semua barang di situ dilempar ke kami berdua,” beber Rizal mengingat suasana mencekam itu.

Tak hanya sampai di situ, Rizal dan Jonatan kemudian dihujani bogem mentah disertai benda-benda yang ada di sekitar. Rizal bahkan sempat diseret 4 meter lalu dipukul dan dikeroyok.

“Setelah letter U dipecah, saya digeret 3-4 meter ke parkiran, lalu saya langsung diinjak-injak. Badan saya sampai jatuh di tanah. Saya diamankan oleh orang yang ada di situ. Sedangkan Jonatan lari ke luar langsung naik angkot,” papar Rizal.



Beruntung, saat itu Rizal diamankan oleh orang lain yang ada di kantin. Sementara, Jonatan kabur naik angkot dengan kondisi babak belur dan darah bercucuran dari kepalanya akibat terkena lemparan benda.

“Saya kena lemparan gelas, botol, ada juga batu bata keramik. Saya kena tangan robek di empat titik, melindungi kepala. Punggung dan bahu itu kena pukulan karena dari belakang juga.

Posisinya Jonatan luka, kepala bocor darah bercucuran, saya masih diumpetin di kantin. Kita cuma berdua yang dikeroyok,” jelas Rizal.

Baca Juga: Anak Buah Smackdown Mahasiswa, Kapolresta: Hanya Refleks 

Dari yang dia ketahui, sekelompok mahasiswa yang mengoroyoknya itu semuanya mahasiswa Unpam. Tetapi dia tak mengetahui siapa aktor yang melakukan aksi beringas itu.

“Saya kurang tahu (siapa aktornya) tapi yang ngobrol sama saya panggilannya si Job dan Bob, mereka pioner-pionernya KBM. Kalau ketuanya saya nggak tahu yang mana, tapi kemarin nggak ada,” sebutnya.

Setelah berhasil selamat dari aksi pengeroyokan mahasiswa yang beringas itu, Rizal dan Jonatan langsung ke RS Sari Asih Ciputat untuk mendapatkan perawatan medis. Kini, keduanya sudah kembali ke rumahnya dengan luka jahitan dan memar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya