SOLOPOS.COM - Budidaya maggot TPST Sokaraja Kulon. (Antara)

Solopos.com,BANYUMAS – Adanya Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Sokaraja Kulon mendorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berkah Soka Mandiri, Desa Sokaraja Kulon, Banyumas menggandeng Green Prosa dalam rangka pengolahan sampah organik dan pembudidayaan maggot.

Mengutip Antara, Selasa (17/8/2021), Ketua BUMDes Berkah Soka Mandiri, Agus Kurniawan, menegaskan kerja sama dengan Green Prosa dalam pengolahan sampah organik yang diuraikan oleh maggot.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Agus mengaku beruntung karena pihaknya mendapat mandat untuk mengelola manajemen TPST Sokaraja Kulon yang merupakan hibah pemerintah pusat melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas.

Baca Juga : Ternyata Ada Lagu Ajakan Tetap di Rumah Berlirik Banyumasan

Menurut dia, pihaknya telah lepas dari pendampingan sejak TPST Sokaraja Kulon resmi dioperasikan pada awal bulan Februari 2021. BUMDes bisa mandiri dan bersyukur sekali dalam tiga bulan berjalan setelah pendampingan.

Sementara itu, Pimpinan Green Prosa, Arky Gilang Wahab, mengatakan kerja sama dengan BUMDes Berkah Soka Mandiri berawal dari diskusi bersama DLH Kabupaten Banyumas. Diskusi itu terkait dengan penyelesaian sampah organik di Banyumas yang rata-rata volumenya mencapai 50% dari timbunan sampah. Dinas Lingkungan Hidup akan membuat hanggar-hanggar sampah TPST 3R (reduce, reuse, recycle).

“Artinya, pilot project pertama kami membuat sistem terintegrasi dengan TPST di Sokaraja Kulon untuk menyelesaikan separuh dari timbulan sampah yang ada di situ, yakni sampah organiknya,” katanya.

Baca Juga : Polisi Terlibat Kasus Peredaran Narkoba di Purbalingga

Dalam hal ini, DLH Kabupaten Banyumas menargetkan minimal 20 ton sampah per hari untuk satu hanggar dan pihaknya akan menyelesaikan separuhnya melalui budi daya maggot. Ada dua produk yang dapat dihasilkan melalui pengolahan sampah organik tersebut, yakni maggot yang dapat jadikan pakan ternak atau ikan dan pupuk organik hasil penguraian maggot.

Arky mengatakan produk akhir dari pengolahan sampah organik tersebut berupa maggot hidup (basah), maggot kering, dan pupuk organik yang biasa dikenal dengan sebutan kasgot (bekas maggot). Green Prosa selama ini telah bekerja sama dengan kelompok pembudi daya ikan yang memanfaatkan maggot hidup untuk pakan ikan khususnya bawal dan lele.

“Sekarang harga pelet ikan di kisaran Rp13.000-Rp14.000 per kilogram. Kalau maggot basah, kami lepas dengan harga berkisar Rp5.000-Rp6.000 per kilogram, sehingga sangat membantu petani pembudi daya ikan. Sementara harga maggot kering, berkisar Rp40.000-Rp50.000 per kilogram,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya