SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

BANTUL—Ratusan kilogram (kg) benih bawang merah milik para petani di Desa Srigading, Sanden membusuk karena terlalu lama disimpan di gudang. Cuaca ekstrem sejak awal pancaroba pada November 2011 dituding sebagai penyebab utamanya.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

“Karena cuaca yang tidak menentu, masa tanam (MT) kedua pada 2011 lalu jadi maju sampai satu bulan,” kata Suroto, petani bawang merah asal Dusun Dusun Soge, Srigading kepada Harian Jogja, Selasa (7/2).

Suroto yang juga ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Bantul itu menjelaskan, setiap tahun ada dua kali MT. MT pertama biasa jatuh pada Maret hingga April. Adapun MT kedua bertepatan pada Juli hingga Agustus.

Karena cuaca panas yang ekstrem diselingi intensitas curah hujan yang tinggi, para petani terpaksa memajukan MT kedua pada 2011 lalu. Alhasil, bawang yang biasanya dipanen pada pertengahan Oktober jadi maju pada awal September.

“Majunya MT kedua pada 2011 itu berimbas pada lamanya penyimpanan benih untuk MT pertama 2012. Harusnya cuma disimpan selama empat bulan. Sekarang sampai lima bulan lebih. Jadi, banyak yang busuk,” terang Suroto.

Membusuknya benih sejatinya kerap dialami para petani bawang merah di Desa Srigading. Namun, dalam kondisi normal, persentase benih yang membusuk hanya sekitar 20% dari jumlah total benih yang disimpan di gudang.

Adapun kali ini persentasenya melonjak drastis, lebih dari 25%. Sementara, benih yang tersimpan di gudang para petani itu jumlahnya bervariasi. Paling sedikit sekitar 100 kilogram. Ada sebagian petani yang sampai menyimpan benih hingga satu sampai dua ton.

Hingga kini, Suroto belum bisa menaksir berapa jumlah total benih yang membusuk milik para petani di lahan pasir kawasan pesisir pantai Selatan itu.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Bantul Edy Suhariyanta membenarkan jika curah hujan intensitas tinggi pada musim tanam kedua 2011 lalu mengakibatkan umbi bawang yang dipanen kurang sehat.

“Maka itu, saat diproses digudang banyak yang busuk. Rata-rata, benih yang busuk di tiap gudang mencapai 40 persen,” terang Edy saat dihubungi Harian Jogja, Senin (7/2).

Untuk itu, ia mengimbau agar para petani bawang merah di wilayah Kecamatan Sanden untuk beralih ke komoditas lain. “Bisa tanam padi atau sayuran,” imbuh dia.(HARIAN JOGJA/Dinda Leo Listy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya