SOLOPOS.COM - Karyawan pangkalan elpiji 3 kg SPBU Singodutan, Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Widiyanto, menata tabung gas, Agustus 2021. (Solopos.com/Rudoi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI—Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Wonogiri batal mengajukan permohonan penambahan kuota fakultatif elpiji 3 kg ke Pertamina.Sebab, peningkatan permintaan hanya terjadi di kawasan tertentu.

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas KUKM Perindag Wonogiri, Sunardi, kepada Solopos.com, Senin (11/10/2021), menyampaikan keputusan tersebut diambil berdasar hasil kajian dan pantauan distribusi di sejumlah pangkalan. Berdasar pantauan tim dari dinas dan Pertamina, peningkatan permintaan elpiji 3 kg hanya terjadi di kawasan tertentu, yakni di kawasan kota Wonogiri.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat permintaan naik terjadi antrean warga yang membeli elpiji 3 kg di pangkalan, seperti di Kelurahan Wonokarto, Kecamatan Wonogiri. Peningkatannya pun hanya pada awal pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, Juli-Agustus. “Sekarang sudah tidak ada [antrean di pangkalan],” kata Sunardi saat dihuubungi Solopos.com.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Bendo Boyolali Jemput Bola Vaksinasi Lansia

Dia melanjutkan permintaan elpiji 3 kg skala kabupaten bisa terpenuhi. Sejak awal tahun hingga sekarang pendistribusian lancar dan tidak ada pengurangan kuota. Masing-masing agen mendistribusikan ke setiap pangkalan sesuai kuota yang ditentukan.

Dia menjelaskan penambahan kuota fakultatif secara prinsip hanya menggeser kuota dari kuota wilayah tertentu untuk memenuhi kebutuhan di wilayah lain dalam satu kebupaten. Sunardi menduga permintaan sempat naik lantaran kebutuhan elpiji 3 kg skala keluarga/rumah tangga juga naik pada periode awal PPKM.

Warga cenderung memilih memasak di rumah daripada membeli makanan. Hal itu lantaran banyak warung makan yang tutup. Selain itu ada banyak perantau yang ada di kampung halaman mengingat di perantauan belum bisa bekerja secara penuh.

Baca Juga: Wow, Vaksinasi di Klaten Capai 76 Persen

Dugaan itu diperkuat dengan hasil pengecekan di peternakan ayam dan penggunaan elpiji 3 kg di sektor pertanian. Penggunaan gas di dua sektor itu kecil.

“Kami mengecek ke peternak ayam. Banyak pelaku usaha peternakan yang tidak menggunakan gas, tapi pakai blower disel. Pada sektor pertanian pun penggunaan gas kecil sekali,” ujar Sunardi.

 

Antrean Tak Banyak

Terpisah, pekerja pangkalan elpiji 3 kg di Kelurahan Wonokarto, Guritno, menginformasikan permintaan sudah tidak setinggi pada Juli-Agustus 2021 lalu. Kadang masih terjadi antrean, tetapi jumlah warga yang mengantre tidak sebanyak sebelumnya.

Baca Juga: PPKM Klaten Turun Level, Prokes Ketat di Sekolah dan Objek Wisata

Permintaan konsumen bisa dipenuhi. Saat permintaan meningkat tajam warga yang antre lebih banyak dari kuota pangkalan tempatnya bekerja, yakni 75 tabung/hari. Alhasil, banyak warga yang tak kebagian.

“Yang antre banyak yang bukan pelanggan tetap kami. Kemungkinan mereka dari desa/kelurahan atau kecamatan lain. Kami mengutamakan pelanggan tetap yang merupakan warga sekitar pangkalan. Kalau tidak kebagian mereka bisa protes,” ujar Guritno.

Sementara itu, Camat Pracimantoro, Warsito; Camat Ngadirojo, Agus Hendradi; dan Kades Jimbar, Kecamatan Pracimantoro, Sutrisno, menginformasikan sejak Januari tidak ada gejolak terkait elpiji 3 kg. Tidak ada warga yang mengeluh sulit mendapatkan gas. Distribusi gas selalu lancar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya