SOLOPOS.COM - Menteri BUMN Dahlan Iskan bersiap mengendarai mobil sport listrik Tucuxi saat uji coba di kawasan stadion Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Minggu (23/12/2012). Mobil sport bertenaga listrik senilai Rp3 miliar karya desainer mobil Danet Suryatama yang dikerjakan di bengkel Kupu-Kupu Malam Jogjakarta tersebut merupakan prototipe mobil sport listrik buatan Indonesia pesanan Dahlan Iskan. (JIBI/SOLOPOS/Antara/Andika Wahyu)

Solopos.com, SOLO – Ahli kendaraan listrik, Ricky Elson memetakan sejumlah permasalahan yang menghambat Indonesia menjadi produksi mobil listrik.

Hal itu ia sampaikan dalam webinar Kementerian ESDM, Rabu (13/102021). Ricky yang pernah ditantang Presiden SBY kemudian membuat mobil listrik dengan kolaborasi bersama PT Pindad itu mengatakan belum ada satu pun mobil listrik yang seluruhnya dikerjakan dibuat Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagaimana dilansir Detik.com, Rabu, Ricky Elson menggarisbawahi semestinya Indonesia melakukan pengembangan satu per satu teknologi dan komponen mesin mobil listrik. Dia menyebut sebenarnya hal itu sudah dilakukan sejak 2012.

Baca Juga: 3 Menteri Jokowi Coba Mobil Listrik Wuling, Luhut Kebagian Mini

Namun, lanjut dia, sampai sekarang dia mengaku tak tahu lagi bagaimana kelanjutan proyek itu, apakah riset yang sudah dilakukan ada yang meneruskan atau tidak. Nasibnya entah bagaimana.

“Di tahun 2012 itu saya dapat tantangan mesin mobil listrik, saya dapat tantangan dari pak SBY. Anda bikin mesin listrik selama tiga bulan, kami buat lah. Tapi saya nggak tahu lanjutan riset di Pindad ini apakah riset diteruskan atau tidak,” ungkap Ricky Elson.

Dia mengaku sama sekali tak mengetahui kelanjutan proyek tersebut. Padahal menurutnya, riset dan upaya lain sangat perlu pendampingan pemerintah.

Baca Juga: Pemerintah Bakal Setop Kendaraan Bensin dan Solar, Ini Tahapnya

“Yang penting ini adalah mendampingi. Kita sering bicara strategi tapi minim pendampingan ke anak-anak muda kita, ke para praktisi kita, paling dibutuhkan adalah pendampingan,” jelas Ricky Elson.

Pria tersebut juga menyayangkan mengingat Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk mengembangkan produksi mobil listrik. Bahan baku hingga nikel tersedia banyak di tanah air.

Ricky Elson mengaku tetap mengembangkan mobil listrik melalui Yayasan Lentera Bumi Nusantara. Di sana dia mendapati masalah pendampingan. Menurutnya riset-riset teknologi memang kurang mendapatkan pendampingan.

Baca Juga: 14 Tahun Lagi, Kawasaki Ganti Motor Bebas Emisi

Ricky Elson mencontohkan pendampingan itu termasuk membuat prototipe mesin mobil listrik yang membutuhkan alat laser cutting untuk memotong besi menjadi komponen mesin. Alat seperti itu langka di pusat riset.

“Seharusnya peralatan peralatan macam laser cutting seperti ini ada di pusat pengembangan. Baik di BPPT atau bengkel-bengkel di universitas supaya satu hari bisa bikin 10-20 prototipe,” ungkap Ricky Elson.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya