SOLOPOS.COM - Bagian interior Kafe Jamu di Kecamatan Nguter, Sukoharjo. (Istimewa)

Banner Wisata Joglosemar

Solopos.com, SUKOHARJO — Kafe Jamu yang menjadi daya tarik wisata Pasar Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mampu menggaet kaum milenial. Berbeda dengan depot jamu tradisional, Kafe Jamu Nguter menyediakan varian rasa dan nama jamu yang serbakekinian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Gue Galau Akud, Gue Beken, Gue Bucin hingga Gue Merindu, adalah nama-nama varian jamu yang disajikan kafe tersebut. Minuman Gue Galau Akud berasal dari teh campuran jeruk dan sereh. Kemudian Gue Beken minuman beras kencur, Gue Baper minuman temulawak.

“Ada 13 varian minuman di kafe jamu. Paling fenomenal Gue KunyoGo, minuman campuran air kelapa dan kunyit,” kata pengelola Kafe Jamu Nguter, Diky Gusnanto Wibowo, 26, saat berbincang dengan Solopos.com, belum lama ini.

Perpaduan air kelapa dan kunyit ini banyak diminati. Kunyit yang mengandung kurkumin memiliki segudang manfaat dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Salah satunya mengobati masalah pencernaan.

Baca Juga: Perjalanan Industri Jamu Nguter Sukoharjo, Dari Jamu Gendong Hingga Kafe

Sementara air kelapa mampu mendetoksifikasi tubuh sehingga bermanfaat di tengah Pandemi Covid-19 seperti sekarang. Minuman ini dibanderol Rp12.000 per cup. Sementara minuman lainnya dibanderol dari Rp5.000 hingga Rp10.000 per cup.

kafe jamu nguter sukoharjo
Pengunjung menikmati minuman jamu di Kafe Jamu, Nguter, Sukoharjo, belum lama ini. (Istimewa)

Aneka minuman jamu tersebut bisa dipesan melalui pesan antar secara online. Kafe Jamu, Nguter, Sukoharjo, juga menyediakan menu makanan kekinian, seperti chicken toast, beef toast, chicken burger, French Fries, Nasi Chicken Katsu Egg, dan lainnya. “Harganya Rp5.000 sampai Rp17.000,” katanya.

Banyak Pembeli Mencari Minuman Menyehatkan

Ia mengatakan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Kafe Jamu tidak melayani minum/makan di tempat mengikuti kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo. Pembelian hanya dilayani secara online dan take away.

Meski demikian, kondisi ini tak berdampak besar terhadap omzet harian Kafe Jamu. Justru, permintaan minuman di Kafe Jamu melonjak seiring tingginya kasus Corona di Sukoharjo.

Baca Juga: Uniknya Kerajinan Limbah Organik, Suvenir Khas Desa Wisata Kandri

Menurutnya banyak pembeli mencari minuman sehat guna meningkatkan imunitas selama pandemi. Tidak hanya kalangan orang tua yang memesan, namun milenial atau anak-anak muda.

“Mungkin mereka yang tidak suka jamu karena baunya atau rasanya yang getir dan pahit, menjadi suka dengan minuman di Kafe Jamu yang kekinian tapi tetap sehat. Mengombinasi jamu tradisional dengan susu, soda, gula merah atau buah-buahan,” katanya.

Selama ini, generasi milenial cenderung tak menyukai jamu tradisional. Karena itu, generasi milenial didorong mencintai produk unggulan Sukoharjo dengan meminum jamu kekinian.

Melestarikan Warisan Leluhur

Kafe Jamu, Nguter, Sukoharjo, dibuka pukul 10.00 WIB-20.00 WIB. Biasanya sebelum PPKM Darurat, pengunjung bisa menikmati minuman jamu kekinian di area Kafe Jamu Nguter.

Baca Juga: Dari Polanharjo hingga Tulung, Ini Deretan Wisata Air Alami di Klaten

Konsep Kafe Jamu yang diusung pun benar-benar kekinian sehingga memberikan kenyamanan bagi pengujung saat menikmati setiap menu minuman dan makanan di sana. Berbeda dengan konsep jamu tradisional, Kafe Jamu ini didesain modern dan kekinian.

kafe jamu nguter sukoharjo
Seorang karyawan menunggu pembeli di kafe jamu di Pasar Nguter, Sukoharjo, Rabu (5/5/2021). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

“Bisnis jamu ini sekarang menyasar milenial agar menjaga dan melestarikan warisan leluhur. Jangan sampai anak-anak sekarang tidak suka jamu,” katanya.

Saat ini, permintaan empon-empon atau bahan jamu di Pasar Jamu Nguter, Sukoharjo, cukup tinggi seiring meningkatnya kasus positif Corona di Indonesia. Kondisi ini juga memicu harga tiap komoditas empon-empon yang fluktuatif.

Lurah Pasar Jamu Nguter, Tri Sukrisno, mengatakan permintaan empon-empon jenis jahe, kencur, temulawak, dan kunyit masih tergolong tinggi sehingga berpengaruh terhadap harga jual. Harga eceran jahe, misalnya, sempat menyentuh Rp60.000 per kilogram.

Baca Juga: Keunikan Pasar Doplang, Wisata Kuliner Wonogiri Dengan 140-An Menu Jajanan Tradisional

Meningkatkan Imunitas Tubuh

Sedangkan kencur Rp30.000 per kilogram, kunyit Rp7.000 per kilogram, dan temulawak Rp10.000 per kilogram. “Paling laku saat ini jahe dan kencur. Harganya juga naik turun tergantung stok dan permintaan,” katanya.

Ia mengatakan jahe banyak dicari karena menghangatkan dan meningkatkan imunitas tubuh. Terkait pasokan bahan jamu ke pasar, sejauh ini cukup aman atau terpenuhi sehingga tidak ada kelangkaan.

Kebutuhan reguler tetap bisa dipenuhi meskipun terjadi kenaikan permintaan, utamanya untuk kebutuhan jamu gendong. Empon-empon yang masuk Pasar Nguter tersebut berasal dari petani lokal sekitar Sukoharjo dan sebagian besar dari Wonogiri dan Karanganyar.



Bahan jamu tersebut juga siap olah tanpa perlu pengeringan. “Pasokan dan permintaan bahan jamu atau empon-empon terus dipantau. Ini untuk memastikan ketersediaan barang dan tidak terjadi kelangkaan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya