SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, JAKARTA – Pengamat olahraga, Daryadi menilai teguran dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA) lantaran tidak patuh dalam menangani program pengujian anti doping merupakan tamparan keras bagi Indonesia.

Menurut Daryadi, seperti dilansir okezone.com, Sabtu (9/10/2021), momen ini bisa menjadi waktu yang tepat bagi setiap pemangku kebijakan (stakeholder) olahraga Tanah Air untuk berbenah diri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Indonesia bersama Thailand dan Korea Utara dinyatakan tidak patuh menerapkan program tersebut pada Jumat (8/10/2021). Padahal itu merupakan salah satu syarat untuk menjadi tuan rumah kompetisi olahraga tingkat regional, benua, maupun dunia.

Aturan itu juga jadi syarat untuk duduk sebagai anggota dewan di komite. Indonesia bisa saja harus menjalani sanksi tersebut selama masa penangguhan yang belum diketahui jangka waktunya.

Baca Juga: Gagal di Dua Laga Pertama, Pelatih dan Manajer PSG Pati Mundur

Daryadi menyoroti bahwa kasus ini dapat menjadi ancaman bagi olahraga di Indonesia. Pasalnya bukan tidak mungkin, nama Indonesia akan dihapus dari keikutsertaan event olahraga internasional.

Selayaknya Rusia pada Olimpiade Tokyo 2020, mereka tetap dapat menyumbangkan atletnya, namun tidak ada embel-embel negaranya. Tentu ini sangat merugikan Indonesia.

Daryadi pun berharap ada evaluasi di ranah pemangku kebijakan khususnya Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI). Ia berharap jangan sampai keliru satu lembaga, malah merusak citra Indonesia secara keseluruhan.

Baca Juga: Bernilai Besar, Ini Deretan Sponsor Persis Solo

Koordinasi

Komite Olimpiade Indonesia (KOI) saat ini sudah langsung berkomunikasi dengan pihak pemerintah terkait masalah teguran yang sudah dilayangkan Badan Anti-Doping Dunia (WADA).

KOI mengaku telah menghubungi Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) guna mencari solusi terbaik atas permasalahan yang kini mengancam olahraga Indonesia.

Seperti yang diketahui, baru-baru ini WADA menyebut Indonesia telah tak mematuhi program anti doping. Untuk menyelesaikan masalah itu, Ketua Umum (Ketum) KOI, Raja Sapta Oktohari memastikan pihaknya akan segera bergerak cepat untuk menyelesaikan masalah itu.

Lembaga Non-Pemerintah pimpinan Raja Sapta Oktohari segera berkoordinasi dengan pemerintah guna mencari solusi terbaik agar hak-hak Indonesia di olahraga Internasional dapat terlindungi.

Baca Juga: Persis Solo vs PSIM Jogja, Kaesang: Kudu Menang!

“NOC Indonesia menyesalkan kejadian ini bisa terjadi. Meski ini bukan ranah kerja NOC, kami turut prihatin karena dampak yang ditimbulkan memengaruhi peran Indonesia di olahraga Internasional. NOC akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk membicarakan masalah ini,” kata Raja Sapta Oktohari, dalam laporan yang disampaikan NOC Indonsia, Jumat (08/10/2021).

Laman resmi WADA, Kamis (7/10/2021), menyatakan lima Organisasi Anti-Doping (ADO) tidak patuh terhadap Kode Anti Doping Dunia, yaitu Badan Anti-Doping Korea Utara, Badan Anti-Doping Thailand, LADI, serta dua federasi Internasional yakni Federasi Bola Basket Tuna Rungu Internasional (DIBF) dan Federasi Olahraga Gira Internasional (IGSF).

Dalam keterangan tersebut, Badan Anti-Doping Korea Utara dan Indonesia dianggap tidak patuh dalam mengimplementasikan program uji doping yang efektif. Akibatnya, Indonesia potensial kehilangan hak-haknya di olahraga internasional hingga status LADI dipulihkan kembali.

Akan tetapi, yang menjadi sorotan penting adalah tiga negara yang badan anti-dopingnya disanksi dilarang menjadi tuan rumah regional, kontinental, hingga kejuaraan dunia atau event major lainnya. Selain itu, Indonesia juga terancam tidak bisa tampil dengan bendera Merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya di multi event Internasional.

Baca Juga: Indonesia Terancam Sanksi, Bagaimana Nasib 3 Turnamen Bulu Tangkis Ini?

“Kami sangat menghargai LADI dalam menyelesaikan urusan-urusan pekerjaannya. Kami berharap masalah ini bisa terselesaikan segera,” kata Okto.

“Namun, ini menjadi pelajaran kita bersama. Ketika kita ingin berprestasi di level dunia, sudah sepatutnya kita mengikuti aturan Internasional, olahraga punya otoritas tertinggi yakni Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang memiliki bidang-bidang khusus seperti WADA. Jika ada aturan dilanggar, bisa memberikan sanksi fatal bagi Indonesia sehingga sudah sepatutnya kita menghormati aturan tersebut,” tambah Ketum KOI tersebut.

Okto mengatakan, terpenting saat ini adalah mencari solusi sehingga Indonesia bisa segera terbebas dari jerat sanksi WADA. Apalagi, dalam waktu dekat beberapa federasi olahraga nasional akan mengadakan kejuaraan level internasional di Indonesia hingga akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya