Solopos.com, WONOGIRI — Dua ruang kelas SDN 6 Bero, Desa Bero, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, rusak parah akibat terkena longsor, Jumat (4/12/2020). Bahkan, tembok salah satu kelas jebol.
Kepala Desa Bero, Roh Edi Wibowo, kepada Solopos.com, Sabtu (5/12/2020), menyampaikan tidak ada yang mengetahui secara pasti peristiwa longsor terjadi pukul berapa karena SDN 6 Bero tersebut jauh dari permukiman warga.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Jarak sekolahan dengan rumah warga terdekat lebih kurang 50 meter. Kelas diketahui sudah dalam kondisi rusak pada Sabtu pukul 06.30 WIB oleh salah satu guru yang datang ke sekolahan.
Asrama Haji Donohudan Resmi Jadi Tempat Isolasi Pasien OTG
Menurut lelaki yang akrab disapa Edi itu bangunan yang terkena longsor ruang kelas I dan VI. Tembok ruang kelas I bagian belakang jebol sehingga material longsong masuk ke dalam kelas. Tembok yang jebol dua bagian.
Sementara, ruang kelas VI rusak dibagian depan. Tiang penyangga patah sehingga bagian atap rawan ambruk. Pemulihan kondisi belum dapat dilakukan, Sabtu, lantaran waktu sudah mepet.
Kerja Bakti Membersihkan Material Longsor
Peristiwa tersebut diketahui warga Sabtu siang. Warga sepakat bekerja bakti membersihkan material longsor dilaksanakan, Minggu (6/12/2010) jika cuaca cerah.
Hari Ini Distribusi ke PPK, Kotak Suara Pilkada Sukoharjo Dibungkus Plastik
“Kemarin [Jumat] hujan deras berlangsung cukup lama, yakni pukul 13.00 WIB hingga 16.00 WIB. Kemungkinan longsor terjadi saat hujan itu. Karena kerusakannya parah, kerugian ditaksir mencapai Rp140 juta,” kata Edi saat dihubungi.
Dia melanjutkan ruang kelas yang rusak dekat dengan lereng bukit. Jarak antara tembok dengan lereng hanya 3 meter. Lereng di lokasi tersebut terdapat tiga bagian, yakni lereng yang rendah, sedang, dan tinggi.
Lereng yang longsor merupakan lereng dengan ketinggian sedang, yakni 8 meter-10 meter. Ketinggian itu dua kali lipat lebih tinggi dari bangunan kelas yang terkena longsor. Tebing di dekat sekolahan tersebut sepanjang lebih kurang 10 meter.
BPPTKG Ungkap Dampak Aktivitas Guguran Lava Gunung Merapi
Perisitiwa itu merupakan bencana alam terparah yang terjadi penghujan tahun ini. Sebelumnya terjadi longsor, tetapi skalanya kecil dan tak merusak fasilitas apa pun.