SOLOPOS.COM - Wiwin Haryati, 48, menunjukkan benjolan besar di bagian leher yang dideritanya sejak 17 tahun lalu. Foto diambil Rabu (15/9/2021). (Solopos/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kisah sekeluarga di Kartasura, Sukoharjo, yang terpaksa tidur di kolong meja lapak wedangan, beberapa hari terakhir, menyimpan banyak cerita memilukan.

Wiwin Haryati, 48, warga Kartasura, Sukoharjo, sang ibu, ternyata sudah lama menderita sakit pembengkakan kelenjar getah bening pada bagian leher. Sudah 17 tahun ini ibu dari 13 anak itu harus menahan sakit dan ada benjolan besar di lehernya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wiwin menutup rapat benjolan besar di lehernya itu menggunakan hijabnya. Namun kepada Solopos.com, Wiwin memperlihatkan benjolan besar pada bagian lehernya.

“Saya sudah sakit ini [memperlihatkan benjolan pada bagian leher] 17 tahun. Dulu hanya benjolan kecil dan membesar seperti sekarang,” tutur Wiwin kepada Solopos.com, Rabu (15/9/2021).

Baca Juga: Ngenes! Tak Kuat Bayar Indekos, Pasutri Ajak 8 Anaknya Tidur Di Kolong Meja Wedangan Kartasura

Wiwin tak lagi memiliki biaya untuk berobat. Uang hasil jualan wedangan bersama suami hanya mampu mencukupi kebutuhan makan satu keluarganya. Meskipun besar harapan di dalam lubuk hatinya, Wiwin ingin memeriksakan kesehatannya.

Namun lagi-lagi terkendala biaya. Wiwin terpaksa menahan rasa sakit akibat benjolan tersebut. “Dulu pernah berobat ke Puskesmas dan dirujuk ke RSUD Soekarno. Tapi hanya diberi penahan rasa sakit. Kalau diminta operasi saya tidak memiliki biaya,” tuturnya.

Gadaikan KIS

Sebenarnya, Wiwin terdaftar sebagai penerima Kartu Indonesia Sehat (KIS). Namun kartu tersebut telah digadaikan ke salah satu pedagang pasar sebagai jaminan meminjam uang senilai Rp150.000.

Uang tersebut kemudian digunakan Wiwin untuk membeli kebutuhan makan ia sekeluarga yang kini terpaksa tidur di kolong meja wedangan di Kartasura, Sukoharjo.

Baca Juga: Intai Ikan Gabus dengan Panjat Pohon, Warga Dalangan Sukoharjo Ditemukan Kalap di Sungai Wangan

Wiwin mengaku tak masalah dengan kondisi benjolan di lehernya. Asalkan anak-anaknya bisa makan setiap hari. “Yang penting anak-anak saya bisa makan itu sudah cukup,” tuturnya.

Seperti diberitakan, Wiwin sekeluarga terpaksa tidur di kolong meja lapak wedangan di wilayah Kartasura, Sukoharjo, lantaran tak mampu membayar sewa indekos. Wiwin dan suaminya, Cahyo Yulianto, 50, tidur di lincak.

Sementara delapan anaknya yang sebagian masih kecil tidur di kolong meja berukuran 2 meter × 1 meter. Tak ada bantal atau pun guling di sana. Hanya terlihat sebuah kipas angin kecil, dan beberapa lembar baju dan sarung.

Baca Juga: 2 Orang di Sukoharjo Tepergok Buang Limbah ke Bengawan Solo Pakai Mobil Bak Terbuka

Tidur Beralas Tikar

Mereka tidur hanya beralaskan tikar tipis dan beratapkan terpal. Sementara Cahyo dan sang istri tidur di lincak wedangan. “Sudah empat hari tidur disini [lapak wedangan] karena tidak mampu bayar kos,” kata Wiwin.

Lapak wedangan pasutri ini berada di pinggir Jalan Raya Solo-Semarang tepat di depan SMPN 3 Kartasura. Mereka membuka usaha wedangan sejak enam tahun lalu. Beberapa kali juga Wiwin terpaksa memboyong anak-anaknya tidur di lapaknya karena tak lagi mampu membayar uang indekos.

Pasangan suami istri tersebut mempunyai 13 anak. Namun hanya delapan yang anak masih tinggal bersama mereka. Dua anak lain sudah berkeluarga dan tiga lainnya sudah bekerja. Anak tertua berusia 30 tahun dan paling bontot berusia 6 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya