SOLOPOS.COM - Ikon Kabupaten Jepara. (Jepara.go.id)

Solopos.com, JEPARA — Kabupaten Jepara yang secara administratif termasuk dalam Provinsi Jawa Tengah ternyata dulu tidak menyatu dengan Pulau Jawa. Hal ini terjadi karena daratan Pulau Jawa dan Jepara dipisahkan oleh perairan yang dikenal dengan nama Selat Muria.

Dikutip dari laman Kemendikbud.go.id, Jumat (5/11/2021), Selat Muria pada zaman dulu merupakan jalur perdagangan dan transportasi yang ramai. Selat ini menjadi jalan penghubung dan pemisah bagi masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa dengan pulau lain di sekitarnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keberadaan perairan itu dulu membuat masyarakat yang ingin bepergian ke Kudus dan Demak harus menumpang kapal. Selat ini juga membuat Kerajaan Demak jaya karena menguasai jalur maritim. Dulunya, wilayah Demak menjadi pelabuhan yang begitu sibuk.

Baca juga: Selat Muria & Asale Kota Pantura Jateng

Sejarah mencatat bahwa Selat Muria adalah wilayah penting di Jawa Tengah. Perairan itu memisahkan Pegunungan Muria dan Pulau Jawa yang menjadi cikal bakal munculnya wilayah daratan yang kini merupakan pesisir pantai utara Jawa Tengah.

Hal ini dibuktikan melalui hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang geologis melalui buku berjudul Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa: Peralihan dari Majapahit ke Mataram. Buku itu menyinggung tentang selat Muria ketika menggambarkan ekologi letak Kerajaan Demak yang ada di bibir pantai selat, yang memisahkan Pegunungan Muria dari Jawa.

Sayangnya perairan purba itu mengalami pendangkalan akibat proses sedimentasi Pegunungan Kendeng. Akibat endapan fluvio-marin, wilayah perairan tersebut berubah menjadi daratan, yang sekarang menjadi wilayah Kabupaten Kudus, Grobogan, Pati dan Rembang. Sedimentasi Selat Muria juga membuat daratan Jepara menyatu dengan Pulau Jawa.

Baca juga: Selat Muria Hilang, Begini Sejarahnya

Sedimentasi Selat Muria yang membuat Gunung Muria dan Pulau Jawa menyatu terjadi pada abad ke-17. Sebelumnya, perairan Selat Muria menjadi jalur perdagangan dan transportasi yang ramai dilewati kapal-kapal dagang dari berbagai wilayah. Perairan ini menghubungkan kota-kota besar di Jawa bagian barat dan timur.

Berdasarkan catatan sejarah, sedimentasi Selat Muria terjadi sejak abad ke-13 yang ditandai dengan penyusutan aliran air. Material sedimentasi itu diperkirakan berasal dari Kali Jragung, Tuntang, Serang, Lusi dan Juwana yang membawa material tanah dan bebatuan sehingga perairan selat berubah menjadi daratan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya