SOLOPOS.COM - Ilustrasi Selat Muria (Instagram/@anggajatiwidiatama)

Solopos.com, KUDUS — Selat Muria yang memisahkan daratan Kudus dan Jepara di Jawa Tengah hilang bagaikan ditelan Bumi. Selat itu kini berubah menjadi daratan.

Mungkin belum banyak yang tahu jika awalnya selat ini memisahkan daratan Jawa dengan Gunung Muria. Selat inilah yang menyebabkan mucnulnya kabupaten kecil seperti Jepara, Kudus, dan Pati, yang dulunya terpisah dari daratan Pulau Jawa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada abad ke-17, Selat Muria menjadi jalur transportasi yang ramai dan menjadikan Demak sebagai pelabuhan yang ramai. Namun siapa sangka jika saat ini selat tersebut hilang bagai ditelan Bumi.

Baca juga: Selat Muria Hilang, Begini Sejarahnya

Selat Muria Hilang

Dikutip dari laman Siagabencana.com, Jumat (29/10/2021), Selat Muria hilang akibat sedimentasi yang terjadi secara terus-menerus akibat pengangkatan Pegunungan Kendeng. Bahkan aktivitas tersebut sampai saat ini berdampak pada sedimentasi Selat Kendeng atau Danau Randublatung.

Dikutip dari Geologi.co.id, pendangkalan Selat Muria pada abad ke-17 menyebabkan aktivitas pelayaran terganggu. Saat itu banyak tempat yang berubah menjadi daratan. Hanya pada musim hujan saja sampan kecil dapat melaju pada genangan air.

Menurut Awang Satyana, staf ahli SKK Migas, sedimentasi ini terjadi karena posisi Selat Muria sebagai tempat yang sangat baik untuk menerima sedimen dari berbagai arah. Di sebelah selatan selat ini terdapat perbukitan Zona Kendeng dan Zona Rembang yang dierosi oleh banyak yang sungai yang bermuara di Selat Muria.

Baca juga: Demak Diprediksi Tenggelam, Selat Muria Bakal Muncul Lagi?

Di bagian barat terdapat muara Sungai Serang yang berhulu jauh di lereng timur Gunung Merbabu. Sungai-sungai ini mengangkut material sedimen dari perbukitan yang dilaluinya dan mengendapkannya di Selat Muria.

Di utara, ada Gunung Muria yang memiliki gradien kemiringan tinggi dan punya banyak sungai yang mengirim material sedimen ke selatan.

Salahuddin Husein, dosen Teknik Geologi UGM, menambahkan peran Sungai Tuntang di ujung barat sebagai salah satu faktor utama yang memengaruhi kecepatan sedimentasi Selat Muria. Bersama Sungai Serang, sungai ini membentuk pasangan delta aktif yang membangun morfologi pesisir Demak.

Baca juga: Menelusuri Selat Muria, Cikal Bakal Kota-Kota Pantura Jateng

Jalur Perdagangan

Dengan demikian, Salahuddin menggarisbawahi, pendangkalan Selat Muria didorong oleh faktor “serba ganda”. Dua delta, dua zona pegunungan sedimenter dan dua gunungapi modern menjadi penyumbang terbesar sedimentasi yang memaksa Kesultanan Demak memindahkan pusat pelabuhannya ke Jepara itu.

Jalur perniagaan di pesisir utara Jawa Tengah sampai sekarang masih aktif. Namun setelah sedimentasi mengubah Selat Muria menjadi daratan dan dilanjutkan dengan pengurugan tanah di masa, kapal-kapal dagang diganti berbagai jenis truk dan kendaraan pengangkut lainnya. Dengan asal-usul yang dekat dengan perairan, maka tidak heran jika dataran rendah bekas Selat Muria ini sering kebanjiran saat musim hujan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya