SOLOPOS.COM - Direktur Hukum dan SDM Semen Indonesia Gatot Kustyadji (kedua dari kanan) memberikan penjelasan upaya melestarikan lingkungan. (JIBI/Semarangpos.com/Istimewa)

Semen Indonesia membantu pengurangan emisi CO2 sebesar 300.000 ton dengan memanfaatkan panas gas buang menjadi listrik.

Semarangpos.com, SEMARANG PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. telah memanfaatkan panas gas buang dalam proses pembuatan semen menjadi energi listrik melalui melalui proyek Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Hukum dan Sumber Daya Manusia (SDM) Semen Indonesia (SI) Gatot Kustyadji menyatakan pembangunan MHRPG telah dilakukan pada anak perusahaan pabrik Semen Padang di Indarung V yang memiliki kapasitas sekitar 8,3 MW per tahun.

“Pembangunan MHRPG ini akan berkontribusi dalam upaya mengurangi emisi CO2 sebagai penyumbang gas rumah kaca sebesar 43.000 ton/tahun,” ujarnya dalam rilis di yang diterima Semarangpos.com, Kamis (3/3/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Pembangunan proyek WHRPG, lanjut dia, akan berlanjut di pabrik Tuban dengan kapasitas sekitar 30,6 megawatt (MW) yang dapat menghemat biaya operasional sekitar Rp120 miliar per tahun dan berkontribusi dalam mengurangi emisi CO2 sekitar 122.000 ton per tahun.

Implementasi proyek WHRPG, sambung Gatot, nantinya akan diterapkan pada seluruh pabrik di bawah Semen Indonesia Group yang memiliki potensi untuk berkontribusi bagi pengurangan emisi CO2 lebih dari 300.000 ton/tahun.

Dalam proses produksi Semen Indonesia telah melakukan efisiensi dalam penggunaan berbagai sumber daya alam, termasuk penggunaan air yang mampu menekan pemakaian air sebesar 20,2% serta memanfaatkan air permukaan atau air limbah domestik dan air hujan sebesar 72,5%.

“Perusahaan juga mengedepankan prinsip 3R yakni reuse, reduce, dan recycle dalam proses produksi semen secara terkendali dan aman bagi lingkungan,” ujarnya.

Olah B3
Gatot lebih lanjut menyatakan Semen Indonesia bahkan menjadi solusi bagi pengolahan limbah bahan berbahaya, dan beracun (B3) dari industri lain.

Untuk menghemat bahan baku alam dan turut mengurangi limbah B3 di Indonesia juga telah digunakan fly ash (limbah pembakaran batubara), cooper slag (limbah pabrik besi), paper sludge (limbah pabrik kertas) dan laiinya sebagai substitusi bahan baku dengan pengolaan secara co-processing.

Dalam upaya pengelolaan limbah kota, sambung dia, telah mengembangkan proyek waste to zero di Kota Gresik dengan memanfaatkan sampah di tempat pembuangan akhir [TPA] Ngipik.

“Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan pengolahan sampah di antaranya adalah mengurangi bahan-bahan pencemar tanah dari sampah ke lingkungan, serta pembukaan lapangan pekerjaan baru karena pabrik akan beroperasi selama 24 jam,” bebernya.

Dia menambahkan Semen Indonesia serius dalam menangani lingkungan sesuai dengan komitmen perseroan dalam mengimplementasikan triple bottom line yakni profit, people dan planet secara berimbang dan berkesinambungan untuk mewujudkan strategi mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya