SOLOPOS.COM - (Espos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Satu unit mobil bercat kuning masuk Pasar Srago, Kelurahan Mojayan, Kecamatan Klaten Tengah, Rabu (13/10/2021) siang. Pengemudi menghentikan laju mobil tepat di depan salah satu kios jualan buah-buahan.

Bambang cekatan turun dari kursi kemudi mendatangi pintu samping sisi kiri. Diantara jok penumpang yang saling berhadapan, keranjang anyaman bambu berisi buah-buahan menanti diturunkan Bambang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Satu-satunya penumpang yang tak lain pemilik buah-buahan itu memberikan beberapa lembar uang selepas Bambang menuntaskan tugasnya.

Seusai menyelesaikan urusan, Bambang bergegas pulang meski jam masih menunjukkan pukul 10.30 WIB.

Baca Juga: Didesak Pengusaha, Kemenhub Izinkan Angkutan Umum Penumpang Angkut Barang

Bambang, pria berumur 46 tahun asal Desa Basin, Kecamatan Kebonarum itu merupakan sopir angkutan umum yang kerap disebut kol kuning.

Nama kol merujuk pada salah satu tipe mobil Mitsubishi bernama Colt yang kerap digunakan untuk armada angkutan umum.

Pada 1990-an hingga 2000-an, kol kuning menjadi angkutan umum primadona, wira-wiri menyapu jalanan dari kota hingga perdesaan.

Jam berangkat dan pulang sekolah menjadi salah satu jam padat. Kol kuning penuh penumpang, berisi pelajar yang duduk di jok penumpang hingga bergelantungan di pintu.

Baca Juga: TRANSPORTASI UMUM : Sepi Penumpang, Angkutan di Klaten Tersisa 86 Unit

Di luar jam sekolah, kol kuning kerap berisi aneka hasil bumi atau unggas yang dibawa pemiliknya ke pasar.

Namun, kondisi itu tak lagi ditemui saat ini. Satu per satu kol kuning tak beroperasi. Kian mudahnya warga memiliki kendaraan pribadi disebut-sebut menjadi salah satu pemicu kol kuning tak lagi diminati.

Bambang merupakan satu diantara sedikit sopir kol kuning yang masih bertahan hingga kini. Bambang menjadi sopir angkutan sejak 12 tahun lalu setelah dipasrahi kol kuning oleh kakaknya.

Saat awal menjadi sopir angkutan, Bambang mengatakan masih ada ratusan kol kuning yang aktif dengan trayek beragam.

Baca Juga: Sopir Angkot di Semarang Gratiskan Penumpang, Alasannya Bikin Mewek

Bambang melayani trayek Pasar Kembang, Kecamatan Kemalang, Puluhwatu, Kecamatan Karangnongko, dan Klaten.

Terminal angkutan yang sebelumnya bersebelahan dengan Pasar Tiga Lantai Klaten menjadi lokasi ngetem para sopir kol kuning.

Bambang mengatakan jok penumpang angkutan yang dia operasikan kerap penuh dengan kapasitas maksimal 12 orang.

Beroperasi dari pagi hingga sore, Bambang bisa enam kali bolak-balik dari Pasar Tiga Lantai Klaten hingga Pasar Kembang dan mengantongi pendapatan Rp35.000-Rp40.000, nominal yang cukup besar pada masa itu.

Baca Juga: Sasaran Vaksinasi Covid-19 Sukoharjo Diperluas Ke Ponpes, Jukir, Hingga Sopir Angkot

Kondisi saat ini berbanding terbalik. Boro-boro jok penumpang penuh. Dalam sehari ada dua penumpang, Bambang sudah bersyukur. Sepinya penumpang tersebut sudah dirasakan Bambang terutama empat tahun terakhir.

“Sekarang paling pol dua orang. Itu saja pedagang yang menjadi langganan. Terkadang kalau beruntung ada tambahan satu penumpang di jalan,” kata Bambang.

Bambang masih mengoperasikan kol kuning miliknya meski pada jam dan hari yang tidak menentu. Sebelumnya dia kerap ngetem di Terminal Angkutan dan berharap ada penumpang datang.

Namun, dia kini kebingungan untuk mencari tempat ngetem. Terminal angkutan kini sudah dibongkar seiring pembangunan Pasar Tiga Lantai Klaten.

Baca Juga: Unik, Mobil Angkot di Malang Disulap Menjadi Studio Podcast Keliling

“Sejak pasar dibongkar sudah tidak bisa bergerak. Dulu sering istirahat di terminal angkutan,” kata dia.

Sejak sepi penumpang, Bambang mengandalkan orderan. Seperti orderan pedagang yang hingga kini masih berlangganan jasanya.

Selain itu orderan dari warga yang membutuhkan armada untuk menjenguk orang sakit ke rumah sakit dan sebagainya.

Namun, orderan itu kian sepi sejak ada pandemi Covid-19. “Sak ploke Covid-19, pun mboten enten tilikan,” kata dia.

Baca Juga: Hindari 2 Sepeda Motor, Pikap Seruduk Angkot di Karanganyar

Disinggung pendapatan yang dia peroleh saat ini dari jasanya mengoperasikan angkutan, Bambang menuturkan sekitar Rp40.000.

“Sekarang paling Rp40.000 nggo tuku bensin tok turah Rp5.000. Jajane mengko nang omah [Sekarang maksimal Rp40.000 untuk beli bensin masih ada sisa Rp5.000. Makannya di rumah saja],” kata dia.

Bambang tak tahu hingga kapan bisa bertahan mengoperasikan kol kuning keluaran 1994 yang selama ini setia menemaninya menyapu jalan.



Dia ancang-ancang menjadi peternak jika sewaktu-waktu tak ada lagi penumpang.

Baca Juga: Bupati Wonogiri Beri Sinyal Siswa Boleh Naik Angkot Saat PTM

Soal kondisi kol kuning lainnya, Bambang menjelaskan banyak yang sudah dijual oleh pemiliknya. Sepengetahuannya, dari ratusan kol kuning kini hanya tersisa empat unit yang masih aktif.

Masing-masing dioperasikan warga Kecamatan Klaten Tengah, Jogonalan, Wedi, dan kol kuning yang dia operasikan.

Disinggung penyebab kol kuning kian meredup, Bambang mengatakan seiring perkembangan zaman dan teknologi.

Baca Juga: Tangisan Sopir Angkot, Setiap Hari Mengutang Bensin ke Istri

“Awalnya ada ratusan unit sekarang menyusut karena penumpang hilang. Sejak ada HP kemudian kemajuan zaman juga. Muncul kereta-kereta kelinci itu, kol kuning hilang,” kata Bambang.

Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Klaten, Sapto Widhi Harsono, mengatakan hingga kini masih ada angkutan perdesaan yang beroperasi meski jumlahnya menyusut.

“Masih ada tetapi jumlahnya tidak penuh. Karena penumpang sudah sulit sehingga mau jalan ketika ada penumpang saja.”



“Kalau 10 unit masih ada buktinya masih ada retribusi yang masuk. Kalau dulu 300an unit ada. Permasalahan ini tidak hanya terjadi di Klaten tetapi di berbagai daerah. Upaya-upaya untuk menghidupkan transportasi terus dilakukan,” kata dia.





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya