SOLOPOS.COM - Seniman Triyanto Atmojo asal Jetak RT 002/RW 005, Bawak, Cawas menyiapkan mi ketoprak di rumahnya, Sabtu (19/4/2020). Di tengah pandemi Covid-19, seniman Triyanto beralih profesi menjadi bakul bakmi. (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Asalkan halal, Apa pun dilakukan untuk memperoleh uang. Yen ora obah ora mamah. Hal itulah yang dilakoni salah seorang seniman di Jetakan RT 002/RW 005, Bawak, Cawas, Klaten.

Sebelum berlangsung pandemi virus corona atau Covid-19, job yang diperoleh seniman Triyanto Atmojo, 45 seolah banyu mili. Dalam satu pekan, suami dari Siswanti ini mengaku begitu mudah memperoleh uang dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tanpa disadari ayah dari dua anak ini, roda kehidupan berjalan beriringan dengan situasi terkini. Pandemi Covid-19 meluluhlantakkan sendi-sendi ekonomi keluarganya. Triyanto Atmojo yang akrab disapa Mbilung itu sempat menganggur karena sepi job. Talentanya menjadi seorang dalang wayang srawung, pelawak, master of ceremony (MC), dan pemain ketroprak seolah tiada guna lantaran tak dapat dioptimalkan mencari rupiah.

Satu Warga Boyolali Positif Corona, 60 Orang Kontak Erat

Ekspedisi Mudik 2024

Di tengah kebingungan menghidupi kebutuhan keluarganya, Mbilung tiba-tiba teringat warisan leluhur, yakni Mbah Kotin Cawas. Dari Mbah Buyutnya itu, Mbilung pernah memperoleh ilmu berupa meracik bumbu soto.

Tak ingin menyamai soto leluhurnya, Mbilung mencoba usaha yang bumbu utamanya mirip soto, yakni mi godok dan mi ketoprak. Alih profesi ini sudah dilakukan sejak dua pekan terakhir. Usaha Mbilung berada di teras rumahnya.

“Di saat seperti ini yen ora obah ora mamah. Tidak perlu gengsi dengan usaha seperti ini. Yang penting bisa bertahan hidup. Dengan cara ini, saya juga menaati imbauan pemerintah karena saya melakukan work from home alias bekerja di rumah,” kata Mbilung, saat ditemui wartawan di rumahnya di Cawas, Minggu (19/4/2020).

1 Pasien Corona Solo Sembuh, 1 PDP Jadi Positif

Harga Bakmi

Di siang hari, Mbilung melayani penggemar mi ketoprak dengan harga Rp3.000 per mangkuk (plus ceker). Di malam hari, giliran melayani pencinta mi godok, mi goreng, dan nasi goreng dengan harga Rp10.000 per porsi. Setiap harinya, Mbilung sukses menjual berbagai macam mi itu kurang lebih 20 porsi-30 porsi.

“Sebelum memulai usaha ini, saya lakukan uji coba terlebih dahulu. Saya bikin mi ketoprak, saya kasihkan ke para tetangga. Banyak yang bilang enak. Lalu saya lanjutkan buka usaha dengan membeli gerobak milik tetangga senilai Rp500.000 [baru dibayar Rp250.000],” kata Mbilung yang mengaku mulai terjun di dunia seni sekitar tahun 1991 itu.

“Dari istri juga mendukung usaha ini. Soalnya mau bagaimana lagi? Job MC, dalang, dan pelawak sedang sepi. Selama Covid-19 ini saya sudah menunda 20-an acara MC [honor MC senilai Rp300.000-Rp500.000 per pentas]. Belum lagi yang jadi dalang dan lainnya [honor sebagai dalang sekali pentas senilai Rp1 juta],” imbuhnya.

Moto GP 2020 Mulai Rancang Balapan Tanpa Penonton

Mbilung berharap pandemi Covid-19 ini segera berlalu. Sehingga, Mbilung bisa pentas di dunia kesenian lagi. Di samping itu juga dapat melepas kangen dengan sesama seniman di Cawas dan sekitarnya. “Kalau kondisi normal, usaha bakmi ini akan diteruskan istri meski bumbunya yang meracik tetap saya,” tutur seniman Klaten itu.

Hal senada dijelaskan pemain keyboard asal Gonalan RT 001/RW 006, Bawak, Cawas, Ayom Sunardi, 45. Selama pandemi Covid-19, dirinya hanya mengandalkan celengan untuk bertahan hidup.

“Semua job di bulan April ini di-pending. Total ada sekitar 20-an [honor sekali tampil sebagai keyboard senilai Rp400.000-Rp600.000]. Pernah juga kepikiran untuk ikut juragan kayu, tapi belum bisa bergabung karena usaha kayunya juga lagi sepi. Saya hanya berharap, semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya