SOLOPOS.COM - Kampus UNS Solo. (Istimewa/Humas UNS Solo)

Solopos.com, SOLO — Universitas yang mendapatkan julukan Green Campus, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, mengklaim sudah mengimplementasikan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sejak Juli 2020.

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) memperkenalkan program MBKM pada 24 Januari 2020. Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim, menyampaikan ada empat kebijakan utama dalam program MBKM

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Yaitu otonomi pembukaan prodi baru, re-akreditasi otomatis dan sukarela, syarat kampus dari PTN Badan Layanan Umum (BLU) menjadi PTN Berbadan Hukum dipermudah, dan kebebasan menjalankan program lintas prodi.

UNS membuat sejumlah adaptasi agar program yang dicanangkan Mas Menteri, sapaan akrab Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim, terealisasi.

Baca juga: KKN di Cemani Sukoharjo, Mahasiswa UNS Bagi-Bagi Ilmu Pembuatan Instalasi Hidroponik

Data yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, UNS mendeklarasikan sembilan program untuk mewujudkan MBKM, yakni pertukaran mahasiswa, praktik kerja profesi, asistensi mengajar di satuan pendidikan, penelitian/riset, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi/proyek independen, proyek/membangun desa, dan pelatihan bela negara.

“Menerapkan itu [MBKM] perlu persiapan. Tidak tiba-tiba mahasiswa disuruh pergi MBKM. Contoh mahasiswa S1, mereka dibekali dulu pengetahuan wajib selama empat semester. Baru empat semester sisanya dilaksanakan secara merdeka,” kata Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Solo, Sutanto, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (27/8/2021).

Perkuliahan di Luar Kampus

Konsep merdeka dalam MBKM, yakni mahasiswa bisa mengikuti kuliah di program studi (prodi) lain di UNS atau di PT lain dengan prodi sama atau berbeda. Mereka juga bisa mengikuti perkuliahan di luar kampus, contohnya di masyarakat, dunia usaha dunia industri (Dudi), dan lain-lain. UNS menentukan sembilan kegiatan perkuliahan di luar kampus seperti disebutkan di atas.

Pelaksanaan program Mas Menteri ini tidak bisa dibilang mulus. Tantangannya, lanjut Sutanto, PT harus bisa mengonversikan kegiatan mahasiswa saat MBKM agar sesuai kurikulum. Dia menyebut mengonversi kegiatan MBKM mahasiswa di luar kampus tidak gampang.

Tantangan lain berkaitan dengan kurikulum. UNS membedah kurikulum melalui workshop pada Juli 2020 sebagai persiapan penerapan MBKM. Bedah kurikulum diharapkan bisa menerima aktivitas mahasiswa di luar kampus dan memudahkan mengonversi ke dalam SKS dan nilai.

Baca juga: Bantuan Kuota Internet PJJ Siap Disalurkan, Ini Cara Mengeceknya

Solusi yang ditawarkan adalah mata kuliah pilihan tambahan atau mata kuliah di luar mata kuliah wajib. UNS menyiapkan mata kuliah apa saja yang tidak perlu dilaksanakan di dalam kelas. Sutanto menyebutnya sebagai kurikulum responsif.

“Ketika mahasiswa pulang dari aktivitas MBKM tidak perlu mengambil mata kuliah itu lagi. Bisa lah disebut program link and match antara kampus dan Dudi. Nah kegiatan di luar kampus itu dicocokkan dengan kurikulum lalu dikonversi ke SKS [satuan kredit semester],” jelasnya.

Dia mencontohkan dosen memberikan mata kuliah teknik simulasi. Nah, saat mahasiswa UNS magang di satu tempat, dia diminta membuat simulasi pertempuran pesawat terbang dengan pemrograman tertentu. Begitu kembali ke kampus, mahasiswa tersebut tidak perlu mengambil kuliah teknik simulasi.

Baca juga: MBKM di Soloraya: Ada Kampus Berlari, Ada Yang Masih Menata Diri

Di balik persiapan yang detail itu, Sutanto menyebut MBKM ini membawa dampak positif bagi mahasiswa. Melalui MBKM ini UNS mengajak mahasiswa melihat fenomena di luar kampus sudah bergeser. Mahasiswa tidak bisa hanya belajar di dalam kelas. Mahasiswa harus memperkaya pengalaman sehingga memiliki kompetensi yang berharga. Sutanto menyebut goal-nya peningkatan soft skill.

Catatan penting dari program MBKM ini PT tidak mewajibkan mahasiswa melaksanakannya. MBKM menjadi bagian dari hak mahasiswa. Oleh karena itu, UNS hanya menargetkan 30%-35% dari total sekitar 38.000 mahasiswa mengikuti program MBKM. Kamus hijau itu akan mengevaluasi capaian selama satu tahun ini hingga Desember 2021.

“Pak menteri melihat kampus ini sakit. Indikatornya apa? berapa lulusan yang nyantol ke Dudi selama satu tahun setelah wisuda, berapa gaji, berapa mahasiswa yang mendapat prestasi tingkat nasional dan internasional. Nah, MBKM ini obat. Mahasiswa disuruh keluar kampus minimal 20 SKS. Maka setelah minum obat harus dilihat sembuh atau tidak,” jelasnya.

Memfasilitasi Kebutuhan Mahasiswa

Selain membedah kurikulum dan kegiatan administrasi lainnya, UNS juga memfasilitasi kebutuhan mahasiswa untuk menjalankan program MBKM. Salah satunya melalui hibah program MBKM Kemdikbud Ristek. Melalui program hibah tersebut UNS berharap dapat memacu kreativitas mahasiswa mengembangkan kegiatan yang berkaitan langsung dengan sembilan skema MBKM.

Hibah program MBKM UNS 2021 dibuka Rektor UNS, Jamal Wiwoho, pada Kamis (12/8/2021). Dalam sambutannya, Jamal menyampaikan UNS mengalokasikan Rp1,7 miliar untuk mendukung program hibah tahun ini. Hibah MBKM ditargetkan menjaring minimal 170 proposal kegiatan dengan besaran anggaran maksimal Rp10 juta per kegiatan.

“Proposal MBKM wajib diusulkan secara kelompok. Program hibah ini diharapkan dapat menarik setidaknya 1.700 mahasiswa UNS melaksanakan kuliah dengan bobot 20 SKS di luar kelas,” kata Jamal melalui siaran pers yang ditayangkan pada laman website resmi UNS Surakarta.

Baca juga: OTT KPK di Probolinggo: Bupati Puput Tantriana dan Suami yang Anggota DPR Ditangkap

Pembukaan program hibah juga dihadiri Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud Ristek, Nizam. Dia berharap mahasiswa mampu menyiapkan diri menjadi mahasiswa unggul, kreatif, inovatif, adaptif, dan berakhlak mulia.

UNS juga meluncurkan program lain dengan mengoptimalisasi tri dharma PT dan MBKM melalui kerja sama dengan sejumlah pihak. Salah satunya Perusahaan Umum Daerah Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo. Kedua belah pihak menandatangani nota kesepahaman, Kamis (15/4/2021).



Direktur TSTJ, Bimo Wahyu Widodo, menandatangani nota kesepahaman dengan UNS dan tujuh fakultas, yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pertanian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan Sekolah Vokasi UNS. Penandatanganan nota kesepahaman dihadiri Wakil Rektor Perencanaan Kerja Sama Bisnis dan Informasi, Sajidan.

“Era Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini harus dikuatkan [kerja sama]. Paling tidak 80% program studi di fakultas memiliki kerja sama terkait. Bentuk kerja sama terkait pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat,” kata Sajidan di laman website UNS Solo.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya