SOLOPOS.COM - Ilustrasi sekolah tatap muka. (Antara)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen akan memulai simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) untuk jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah pertama (SMP) pada Senin (6/9/2021).

Kebijakan simulasi PTM tersebut menyusul turunnya level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Sragen dari level 4 menjadi level 3. Kepala Disdikbud Sragen Suwardi saat ditemui wartawan di Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Selasa (31/8/2021), menyampaikan semua sekolah yang sudah siap boleh melaksanakan simulasi PTM.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ia menjelaskan simulasi PTM yang dimulai Senin pekan depan itu bersifat dinamis, hanya bagi sekolah yang sudah siap. “Mulai Selasa ini kami menerjunkan tim untuk menginventarisasi sekolah-sekolah yang siap melaksanakan simulasi PTM,” jelas Suwardi.

Baca Juga: Kelompok 341 KKN UNS Buat Bank Sampah di Masaran Sragen

Untuk SMP, Disdikbud meminta para pengawas SMP untuk mendata. Sedangkan untuk SD dan PAUD, Disdikbud menerjunkan koordinator wilayah kecamatan untuk mendata SD dan PAUD yang siap simulasi PTM. Pendataan dilakukan hingga akhir pekan ini.

Suwardi menerangkan skema PTM sudah ditata sedemikian rupa dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Jumlah siswa yang perbolehkan masuk sekolah juga ada ketentuan bilangan maksimalnya.

PAUD atau taman kanak-kanak (TK) maksimal yang diizinkan masuk hanya lima orang per rombongan belajar (rombel). Jenjang SD juga dibatasi jumlah siswa yang diizinkan maksuk, yakni maksimal 14 orang per rombel. Kemudian pada jenjang SMP, Suwardi mengatakan maksimal 16 siswa yang dibolehkan masuk PTM.

Baca Juga: Forum Anak Sukowati Temukan 500-An Iklan Rokok di Kawasan Terlarang, Ini Tanggapan Bupati Sragen

PJJ Masih Berlanjut

“Kami memang memberi ketentuan berdasarkan jumlah siswanya bukan persentase. Seperti SMP itu sebenarnya satu rombel ada 32 siswa tetapi ada sekolah yang memiliki kurang dari 32 siswa per rombelnya. Kalau dipersentase maksimal 50%, bagi sekolah yang satu rombel hanya 20 orang, yang boleh masuk hanya 10 orang. Padahal mestinya bisa dimaksimalkan sampai 16 orang,” jelasnya.

Suwardi menyampaikan dalam simulasi PTM ini harus ada persetujuan orang tua. Dia menerangkan tidak semua orang tua mengizinkan anaknya ikut PTM karena masih khawatir dan sebagainya.

Lebih lanjut ia menambahkan meskipun ada simulasi PTM, pelayanan pembelajaran daring masih tetap dilayani. “Inilah yang membedakan Sragen dengan daerah lain. Untuk simulasi sesuai kesiapan sekolah, bukan atas tunjukan Pemkab,” jelasnya.

Baca Juga: 72 Kios di Pasar Nglangon Sragen Jadi Hunian Warga 1 RT Secara Turun-Temurun, Kok Bisa?

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati membenarkan berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Imendagri), Sragen masuk daerah yang menerapkan PPKM level 3 atau turun dari sebelumnya level 4.

Yuni, sapaannya, mulai berpikir mengenai kelonggaran-kelonggaran tetapi tetap tidak lalai dalam pengetatan protokol kesehatan. “Untuk PTM tentu harus dipersiapkan. Kami belum rapat memang tetapi persiapan simulasi PTM memang perlu serta simulasi untuk tempat wisata,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya