SOLOPOS.COM - Ekskavasi Situs Watu Kucur di Jombang. (detikcom)

Solopos.com, JOMBANG — Tim Ekskavasi Situs Watu Kucur Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim menemukan struktur bangunan suci peninggalan leluhur yang unik dan rumit selama 10 hari melakukan ekskavasi.

Situs Watu Kucur berada di Desa Dukuhdimoro, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Situs terletak di perkebunan tebu Dusun Penanggalan. Lahan tersebut milik warga Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, Setyo Budi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tim memulai ekskavasi sejak Kamis (7/10/2021). Ekskavasi berakhir hari ini, Sabtu (16/10/2021). Ekskavasi difokuskan pada lahan seluas 15×15 meter persegi. Dulunya, lahan tersebut berupa punden yang dianggap keramat oleh warga setempat selama puluhan tahun.

“Hasil ekskavasi kami bisa merealisasikan target kami yaitu menampakkan denah, dimensi, dan bentuk struktur di Situs Watu Kucur. Bentuknya terdiri dari tiga struktur berbentuk bujur sangkar yang semakin ke tengah semakin kecil dan memusat atau konsentris,” kata Ketua Tim Ekskavasi Situs Watu Kucur BPCB Jatim, Muhammad Ichwan, seperti dilansir detikcom, Sabtu (16/10/2021).

Struktur Penyusun

Struktur paling luar atau paling besar mempunyai ketebalan 120 sentimeter (cm) dengan tinggi 49 cm. Panjang bagian utara 11,6 meter, selatan 11,47 meter, timur 11,46 meter, dan barat 11,56 meter. Bangunan ini mengelilingi struktur yang lebih kecil atau struktur kedua.

Struktur kedua terpisah 82 cm dari struktur paling luar. Bangunan kedua berbentuk bujur sangkar dengan ketebalan tembok 87 cm dan tinggi 49 cm. Panjang struktur sisi utara 7,53 meter, selatan 7,4 meter, barat 7,5 meter, dan timur 7,43 meter. Struktur kedua mengelilingi bangunan paling kecil yang juga berbentuk persegi.

situs watu kucur jombang
Ekskavasi Situs Watu Kucur di Desa Dukuhdimoro, Kecamatan Mojoagung, Jombang. (detikcom)

Bangunan tengah terpisah 105 cm dari struktur kedua. Struktur tengah berukuran 350 cm x 350 cm, tebal 58 cm, dan tinggi 9 lapis bata merah. Bangunan dari bata merah kuno ini mengelilingi sebuah lubang berukuran 240 cm x 240 cm dengan kedalaman 118 cm.

“Kami tidak dapatkan apapun di dalam lubang. Hanya tanah saja dan bata-bata yang runtuh tidak beraturan dan pecahan bata,” terang Ichwan.

Pada sudut tenggara, di atas struktur kedua terdapat batu yoni dengan dimensi panjang 100 cm, lebar 100 cm, dan tinggi 96,5 cm. Terdapat lubang tepat di tengah permukaan yoni, tempat lingga. Lubang berukuran 25,5 cm x 25,5 cm dan dalam 49 cm.

Ichwan menduga yoni tersebut berada di atas lubang yang dikelilingi struktur tengah Situs Watu Kucur. “Keterangan warga, posisi yoni sudah bergeser dua kali. Yang pertama ke arah utara kemudian saat ini di tenggara. Seharusnya yoni berada di tengah, seperti yoni di Situs Bhre Kahuripan, Klinterejo. Informasi warga pergeseran dilakukan manusia,” ungkapnya.

Bangunan Keagamaan

Sisi barat struktur paling luar juga bersambung dengan bangunan yang membujur dari timur ke barat sepanjang 3,45 meter dan tebal 50 cm. Struktur ini berbelok ke selatan sepanjang 190 cm dengan ketebalan 50 cm. Bangunan tersebut diperkirakan masih berlanjut ke selatan.

“Di sisi barat kami temukan bagian trap tangga. Bangunan keagamaan (kuno) di Jatim secara umum menghadap ke barat yang ditandai adanya bagian yang menjorok ke arah barat sebagai tangga menuju ke ruangan suci. Undakan tangga tidak kami dapatkan karena sudah rusak mungkin akibat perusakan zaman dulu,” jelas Ichwan.

Bangunan purbakala di Situs Watu Kucur, lanjut Ichwan, dibuat menggunakan bata merah dengan tiga ukuran berbeda. Yaitu bata merah ukuran 29 cm x 19 cm x 5 cm, 36 cm x 21,5 cm x 7,5 cm, serta 30 cm x 20,5 cm x 9 cm.

“Ada tiga jenis bata merah penyusun. Secara umum ukuran bata merahnya tebal dan panjang,” ujarnya.

Tidak hanya itu, kata Ichwan, tim ekskavasi juga menemukan 10 batu umpak yang tersebar di Situs Watu Kucur. Masing-masing umpak berdimensi 58 cm x 58 cm dan tinggi 46 cm. Terdapat lubang berdiameter 22 cm pada permukaan umpak.

“Fungsi umpak sebagai landasan tiang bangunan. Juga kami temukan pada kotak-kotak gali fragmen genting berbahan gerabah. Kami indikasikan bangunan ini dulu dilindungi bangunan yang ditopang kayu, atapnya genting,” jelasnya.

Ichwan menilai Situs Watu Kucur mempunyai nilai penting untuk ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan pariwisata. Oleh sebab itu, pihaknya akan berupaya melakukan pelestarian. “Nanti kami rekomendasikan untuk pelestarian. Ini perlu dilindungi dengan pelindung supaya tidak rusak,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya