SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi Senin (21/6/2021).

Solopos.com, SOLO -- Ulasan mengenai kondisi fasilitas kesehatan di Indonesia yang kian mengkhawatirkan menjadi isu utama Koran Solopos edisi Senin (21/6/2021). Topik itu diulas dalam berita berjudul Jangan Diam!

Sistem kesehatan publik Indonesia kian kritis. Di rumah sakit (RS) di Jawa, termasuk Jawa Tengah (Jateng), stok oksigen menipis. Pemerintah masih bergeming kendati pakar dan kalangan medis menyerukan karantina atau lockdown.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) menerima keluhan dari berbagai rumah sakit yang kekurangan stok oksigen. Bahkan, wilayah Jateng melaporkan stok oksigen di rumah sakit-rumah sakit mulai menipis.

Baca Juga: Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Bantu UMKM Solo Agar Berbadan Hukum

Ekspedisi Mudik 2024

"Jadi ini mengenai oksigen. Ini kita pernah juga pada tahun lalu Desember [2020] pertengahan sampai Januari [2021] satu provinsi mengeluh hebat, yaitu Nusa Tenggara Timur. Bahwa oksigen sama sekali tidak ada sehingga terjadi kekisruhan. Mungkin saat ini kami juga sudah mendapatkan laporan adanya kekurangan, ini juga di Jawa Tengah," kata Sekjen Persi, Lia G Partakusuma, dalam jumpa pers virtual, Minggu (20/6/2021).

Berita lainnya yang disajikan Koran Solopos hari ini:

Makin Sulit Menjaring Donor Konvalesen

Sukarelawan semakin kesulitan mencari donor sukarela plasma konvalesen. Hal ini mengakibatkan antrean pasien yang membutuhkan plasma konvalesen mencapai seratusan orang di PMI Kota Solo.

Inisiator Darah untuk Kita (Data), Miftah Faridl Widhagdha, mencatat ada 60 orang sampai 80 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang membutuhkan segera plasma konvalesen per hari melalui Whatsapp Group Data. Sementara sekitar 50 anggota sukarelawan kesulitan menambah pendonor sukarela.

"Supply dan demand [persediaan] tidak seimbang. Kondisi sekarang ini berbeda dengan situasi Desember tahun lalu yang seimbang," kata dia kepada Espos, Minggu (20/6/2021).

Baca Juga: Gubernur Ganjar Minta Pasien Covid-19 Bikin Vlog, Apa Sih Maunya?

RSUD dr. Moewardi Bangun Tenda Darurat

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi Solo membangun tenda darurat mengantisipasi lonjakan pasien, Sabtu (19/6/2021). Tenda tersebut tak digunakan untuk pasien, namun untuk pengantar maupun keluarga pasien Covid-19.

Direktur RSUD dr Moewardi Solo, Cahyono Hadi, menyebut kondisi bed isolasi maupun ICU Covid-19 masih terhitung aman, kendati diakuinya terus menipis.

"Untuk jaga-jaga keluarga pasien yang mengantar. Kami enggak berani menaruh pasien di tenda. Jadi saat pasien dibawa naik, keluarganya bisa menunggu di situ. Kami enggak bisa mencegah keluarga ikut mengantar. Tapi, kalau diizinkan masuk tentu berbahaya bagi mereka, makanya kami berinisiatif membangun tenda darurat," kata dia kepada Espos, Minggu (20/6/2021).

Saat ini, sambung Cahyono, pasien yang dirawat berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Tak hanya Soloraya, tapi juga Kudus, Grobogan, Cepu, dan sekitarnya. Sehingga, ia tidak memungkiri ada pasien dengan Strain India (Delta) B.1.617.2 yang dirawat di sana. Total pasien yang dirawat di ICU Covid-19 mencapai 68 bed dan seluruhnya terisi. Jumlah bed ICU tersebut sudah ditambah dari sebelumnya 44 unit.

Berbagai berita pilihan yang dimuat di Koran Solopos Hari Ini bisa disimak di Espos Premium.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya