SOLOPOS.COM - Koran Solopos hari ini, Kamis (23/9/2021). (dok)

Solopos.com, SOLO — Penurunan level PPKM membuat sejumlah daerah mulai berani membuka ruang bagi pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Sebelum benar-benar mengizinkan PTM dimulai, pemerintah daerah umumnya akan meminta sekolah untuk melakukan uji coba lantas dievaluasi.

Jika sekolah bisa membuktikan sekolah bisa menerapkan protokol kesehatan secara ketat, pemerintah akan memberi lampu hijau untuk PTM secara terbatas. Sayangnya, banyak juga sekolah yang mencuri start. Mereka sudah berani menggelar PTM tanpa izin, sebelum ada uji coba. Dampaknya muncul klaster PTM.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Isu ini menjadi topik utama di Koran Solopos hari ini, Kamis (23/9/2021). Berikut cuplikan beritanya:

Klaster-Klaster PTM Bermunculan

JAKARTA-Klaster klaster penularan Covid-19 bermunculan seiring penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Jawa Tengah (Jateng) menduduki peringkat ketiga sebagai provinsi dengan klaster terbanyak.

Data yang dirilis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menunjukkan terdapat lebih dari 1.000 klaster penularan di sekolah. Hingga Rabu (22/9/2021) sore pukul 17.00 WIB, ada 1.303 klaster di sekolah dengan 7.288 pendidik/ tenaga kependidikan dan 15.642 murid positif Covid-19.

Baca Juga: Tak Rukun, Bupati Bojonegoro Bagi-Bagi Bansos Disidak Wakilnya Sendiri

Tiga provinsi di Pulau Jawa berada di tiga besar jumlah klaster terbanyak. Jawa Timur memiliki jumlah klaster terbanyak, yakni 164 sekolah. Berikutnya Jawa Barat dengan 150 klaster dan Jawa Tengah 133 klaster.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Dasar Menengah Kemendikbud Ristek, Jumeri, mengatakan jumlah itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 46.933 sekolah hingga 22 September 2021.

“Kemudian kasus penularan itu kira-kira 2,8% yang melaporkan,” kata Jumeri dalam sebuah diskusi daring, Rabu (22/9/2021).

Dalam paparan Jumeri, per 20 September 2020, klaster penyebaran Covid-19 paling banyak terjadi di SD sebanyak 581 sekolah atau 2,78%. Jumlah tersebut disusul 252 klaster di level PAUD dan 241 sekolah di level SMP. Kemudian di level SMA sebanyak 107 sekolah, SMK 70 sekolah, dan terakhir sekolah luar biasa (SLB) sebanyak 13 sekolah. Namun, Jumeri tak mengungkapkan sekolah-sekolah tersebut tersebar di daerah mana saja.

Baca Juga: Emerson Yuntho Keluhkan Pungli di Samsat, Mahfud Md: Konkret Saja, Sebut!

Cuplikan berita menarik lain di Koran Solopos hari ini:

Giliran Pengosongan Lahan di Tipes

SOLO-Pemerintah Kota Solo menggelar sosialisasi pengosongan lahan kepada terdampak proyek (WTP) di Balai RW 009 Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Solo, Rabu (22/9/2021).

Berdasarkan pantauan Espos, pertemuan warga, Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kota Solo, dan Koordinator Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Solo berlangsung mulai pukul 10.00 WIB. Kepala Bidang Kawasan Permukiman DPKPP Kota Solo, Gunawan A.P. menjelaskan sosialisasi kemarin merupakan tahapan dalam pelaksanaan pembongkaran, pemerataan lahan, pembangunan, dan penyerahan sertifikat lahan di eks HP 10 Kelurahan Tipes.

“Jadi setelah ini ada komitmen warga untuk segera mengosongkan hunian dan untuk dibongkar. Kami sampaikan subsidi sewa belakangan gimana? Tapi, warga enggak mau. Mereka mintanya kalau ada uang, mereka nyari saat itu juga, enggak menyulitkan warga,” kata dia.

Baca Juga: Tahun Depan Tak Ada Lagi BST Rp300.000/Bulan Lur

Ganjar Diminta Berterus Terang

JAKARTA-Gelombang dukungan untuk Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, agar maju di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 dari sukarelawan berujung ancaman sanksi dari PDIP. Hingga saat ini, Ganjar belum pernah menyatakan hendak maju sebagai calon presiden (capres).

Saat ditanya soal apakah sejauh ini ada minat atau niat maju di Pilpres 2024, Ganjar lagi-lagi hanya berkelit dengan menyebut masih berfokus pada penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi pedagang yang terdampak pandemi.

“Niat saya satu, bagaimana memberesi atau membereskan pandemi ini, agar sing dodolan dodolan [yang berjualan], sekolah, wartawan bisa nyambut gawe ngono Iho [bisa bekerja],” kata Ganjar kepada wartawan di kantornya, Rabu (22/9/2021).

Diungkit soal banyaknya dukungan yang sudah mengalir padanya, Ganjar kembali menegaskan penanganan pandemi Covid-19. Apalagi saat ini ditemukan klaster sekolah di Jawa Tengah.

Baca Juga: Pengamat Nilai Langkah PSI Menyerang Anies Baswedan Naif

“Tanggapannya ngurus pandemi sampai beres. Ini aja PTM [pembelajaran tatap muka] masih ada yang ketularan, izinnya tidak dilaksanakan, kontrolnya lebih penting, saya lebih konsentrasi ke sana,” tegas Ganjar.

Pakar politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai Ganjar Pranowo perlu melakukan deklarasi untuk menegaskan dirinya maju atau tidak di Pilpres 2024. “Kalau menurut saya, kalau Ganjar benar benar percaya diri, saat ini dia declare aja akan maju ke pilpres atau tidak. Kalau seperti ini kan bagaimana kita mau jadiin seorang calon presiden, tapi enggak tahu maunya apa. Dia mau maju atau tidak,” ujar Hendsat kepada wartawan, Selasa (21/9/2021).

Berbagai berita pilihan yang dimuat di Koran Solopos Hari Ini bisa Anda simak di Espos Premium.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya