SOLOPOS.COM - Solopos Edisi Minggu (24/10/2021).

Solopos.com, SOLO – Sejumlah pimpinan Partai Gerindra di Jawa Tengah mendeklarasikan dukungan agar ketua umum partai itu, Prabowo Subianto, maju sebagai capres pada pemilu 2024. Harian Solopos edisi Minggu (24/10/2021) mengangkat headline terkait dinamika politik jelang Pilpres 2024.

Usulan Arus Bawah Versus Elite, Deklarasi Dukungan Dimulai

SOLO-Arus bawah sejumlah partai maupun nonpartai bergerak mendeklarasikan dukungan kepada calon presiden. Padahal pemilu 2024 masih lama.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kabar terbaru dari Soloraya. Sejumlah pimpinan Partai Gerindra di Jawa Tengah mendeklarasikan dukungan agar ketua umum partai itu, Prabowo Subianto, maju sebagai capres pada pemilu 2024. Deklarasi dilaksanakan di Lorin Solo Hotel, Colomadu, Karanganyar, Sabtu (23/10/2024).

Hingga kemarin, ada 13 DPD Partai Gerindra yang mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo sebagai capres 2024.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Deklarasi Prabowo Capres 2024 Terus Menggelinding di 13 Provinsi

Di Colomadu, deklarasi dipimpin oleh Ketua DPD Partai Gerindra Jateng, Abdul Wachid, tersebut disaksikan Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad. Hadir dalam deklarasi itu pengurus 35 DPC Partai Gerindra se-Jateng.

Masih di halaman depan, Harian Solopos menyajikan berita lain terkait pemecatan Kapolsek Parigi, Sulawesi Tengah, Iptu IDGN, yang diduga menjadi pemerkosa terhadap anak seorang tersangka.

Dipecat dan Dipidana

JAKARTA — Kapolsek Parigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), Iptu IDGN, yang diduga menjadi pemerkosa terhadap anak tersangka resmi diberhentikan tidak dengan hormat. Setelah Iptu IDGN dipecat, proses pidananya akan terus berjalan.

Pemberhentian ini disampaikan langsung oleh Kapolda Sulteng Irjen Pol. Rudy Sufahriadi. Rudy mulanya meminta maaf atas perbuatan anggotanya tersebut. “Selaku Kapolda Sulteng, permohonan maaf saya kepada masyarakat, ada anggota yang melakukan pelanggaran disiplin dan kode etik, yang dilakukan oleh petugas Kapolsek di Panigi,” kata Rudy.

Baca Juga: Aksi Mantan Kapolsek Parigi Terungkap dari Chat Mesra Lewat WA

Rudy menjelaskan pemecatan Iptu IDGN ini sesuai dengan instruksi Kapolri terkait anggota Polri yang melakukan pelanggaran.

“Karena terjadi pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh petugas Kapolsek, hari ini melakukan sidang kode etik. Sesuai instruksi Kapolri, kami tidak boleh ragu-ragu untuk menindak dan melakukan hukuman terhadap anggota yang melakukan kesalahan,” kata Rudy dalam konferensi pers, Sabtu (23/10/2021).

Iptu IDGN direkomendasikan diberhentikan secara tidak hormat dar kepolisian. Sedangkan untuk pidananya, Iptu IDGN masih menjalani penyidikan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditkrimum).

Baca Juga: Selain Dipecat, Kapolsek Parigi yang Lakukan Perkosaan Juga Dipidana

Atas putusan itu, Iptu IDGN akan mengajukan banding Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol. Didik Supranoto menjelaskan pihaknya menunggu Iptu IDGN mengajukan banding

Di halaman Soloraya, Harian Solopos mengangkat headline terkait pembunuhan yang dilakukan warga Klaten kepada teman karibnya.

Dari Miras Berujung Pembunuhan

KLATEN –Trimo Lewong, 65, warga Kanoman, Kecamatan Karangnongko, meninggal dunia setelah dibunuh temannya di Bangunrejo Kidul RT 007/RW 004, Desa Granting, Kecamatan Jogonalan, Jumat (22/10/2021) sekitar pukul 20.00 WIB.

Trimo Lewong meninggal dunia di tangan temannya dengan luka senjata tajam (sajam) di bagian leher.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Espos, Timo Lewong bermain di rumah Soleman, 65, warga Bangunrejo Kidul, Desa Granting, Kecamatan Jogonalan, Jumat (22/10/2021). Trimo Lewong datang sendirian ke rumah sahabatnya, Soleman dengan mengendarai sepeda motor jenis bebek.

Baca Juga: Cerita Pak RW Antar Pembunuh Sahabat di Klaten, Naik Motor ke Polsek

Di lokasi tersebut keduanya sempat mengonsumsi minuman keras (miras) jenis ciu. Tak berselang lama, keduanya terlibat cekcok. Di tengah adu mulut, Soleman membacok dengan pedang. Akibatnya, Trimo Lewong meregang nyawa di lokasi tersebut.

Di Granting, Soleman hidup seorang dini. Istri dan empat anaknya tak kuat hidup bersama dengan Soleman yang dikenal memiliki watak temperamental. Istrinya meninggalkan Soleman ke Bandung, sejak tiga tahun terakhir.

Sebelum membunuh temannya asal Kanoman, Karangnongko, Soleman juga pernah terlibat perkelahian dengan warga asal Prambanan. Warga di Bangunrejo Kidul sudah tak peduli dengan segala aktivitas yang dilakukan Soleman.

Baca Juga: Tersangka Pembunuh Sahabat Karib di Klaten, Hidup Sendiri di Rumah



Setelah membunuh temannya asal Kanoman, Karangnongko itu, Soleman langsung meninggalkan rumahnya menuju rumah Ketua RW 004 Dukuh Bangurejo Kidul, yakni Suwarto. Di hadapan Suwarno, Soleman meminta diantarkan ke Polsek Jogonalan untuk menyerahkan diri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya