SOLOPOS.COM - Kepala SMPN 2 Klaten, Ismadi, mengecek komputer di laboratorium SMPN 2 Klaten, Selasa (31/8/2021). (Solopos-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Sekolah negeri di Klaten menunggu instruksi dari Pemerintah Kabupaten Klaten terkait bergulirnya pembelajaran tatap muka terbatas seiring penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari 4 ke 3.

Kepala SMPN 2 Klaten, Ismadi, mengatakan secara legal formal, pengelola sekolah belum berani menggelar pembelajaran tatap muka. Selain belum ada instruksi dari tingkat kabupaten, saat ini masih diterapkan PPKM yang berlaku hingga 6 September 2021.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ismadi mengatakan kegiatan tatap muka yang bisa dilakukan sekolah saat ini terbatas pada kegiatan simulasi. Rencananya, ada simulasi tatap muka pada 6 September 2021 atau saat digelar ujian tengah semester gasal.

Baca juga: Klaten PPKM Level 3: Sekolah Boleh PTM Terbatas, Objek Wisata Masih Tutup

“Untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka, kami tetap mengikuti regulasi yang ada baik dari pemerintah pusat sampai ke daerah,” kata Ismadi saat ditemui di SMPN 2 Klaten, Selasa (31/8/2021).

Uji coba pembelajaran tatap muka terbatas pernah digelar di Klaten di sejumlah sekolah, salah satunya SMPN 2 Klaten. Uji coba tatap muka yang digelar di SMPN 2 Klaten pada Oktober-Desember 2020 serta Januari-Maret 2021.

Namun, uji coba itu berhenti menyusul peningkatan kasus Covid-19 terutama di Klaten. Sejak Maret, pembelajaran yang diterapkan sepenuhnya secara daring alias pembelajaran jarak jauh. “Sampai hari ini sepenuhnya dilakukan secara daring,” kata dia.

Ismadi mengatakan uji coba pembelajaran tatap muka yang pernah diterapkan dengan menerapkan pembatasan ketat. Dia mencontohkan hanya seperti tiga hingga separuh dari jumlah total siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka setiap hari.

Baca juga: Muncul Kuburan Sampah, Ternyata Jl. Tulung-Jatinom Klaten Jadi Sasaran Buang Sampah Sembarangan

Selain itu, siswa diwajibkan membawa bekal dari rumah masing-masing serta tak diizinkan pulang sebelum orang tua atau anggota keluarga terdekat yang menjemput sudah berada di sekolahan.

Penurunan Kompetensi Siswa

Bergulirnya pembelajaran jarak jauh cukup dilematis. Di satu sisi penerapan itu ditujukan untuk mencegah potensi penularan Covid-19 di sektor pendidikan. Namun, di sisi lain pembelajaran dengan sistem daring jauh hari dikhawatirkan terjadi learning loss atau penurunan kompetensi siswa.

“Kekhawatiran ini sudah muncul sejak lama ketika siswa jenuh belajar di rumah, anak dan orang tua tidak saling sinkron. Karena tidak semua orang tua memahami kondisi pendidikan dan tidak punya ilmu pembelajaran yang baik bagi putra-putri mereka. Di sisi lain, siswa dan guru saling merindukan,” kata Ismadi.

Ismadi mengatakan seluruh guru dan karyawan yang berjumlah 62 orang sudah menerima vaksinasi Covid-19 suntikan dosis kedua.

Baca juga: PPKM di Klaten Turun Level, Tim Gabungan Tak Kendur Patroli Prokes

Kepala SMPN 1 Jogonalan, Endah Sulistyowati, menjelaskan jauh hari sebelumnya sudah dilakukan persiapan mulai dari sarana dan prasarana menggelar pembelajaran tatap muka terbatas hingga seluruh guru dan karyawan sudah menerima vaksinasi.

Begitu pula perizinan ke Satgas Penanganan Covid-19. Endah juga mengatakan bergulirnya pembelajaran tatap muka sudah dinanti-nantikan siswa, orang tua, maupun para guru.

“Karena bagaimanapun juga, pembelajaran jarak jauh yang terlalu lama itu dikhawatirkan bisa terjadi learning loss. Sehingga mereka kehilangan gairah untuk belajar,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya