SOLOPOS.COM - Petugas jaga menutup pintu palang perlintasan kereta api (KA) di Dusun Bedowo, Desa Jetak, Sidoharjo, Sragen, Selasa (26/10/2021), (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, KARANGANYAR — Handy talky (HT) yang dipegang Totok, 35, warga RT 002, Dukuh Kaponan, Desa Jetak, Sidoharjo, Sragen, terus berbunyi. Dari ujung HT, seseorang menginformasikan ada kereta api (KA) melaju dari arah barat ke timur dan sudah melintas di perlintasan sebidang Nguwer, Sidoharjo, Sragen, siang itu.

Totok bergegas keluar dari pos penjagaan yang terletak di sebelah utara perlintasan sebidang di Dusun Bedowo, Desa Jetak, Sidoharjo. “Mas, sudah lewat Nguwer!” seru Totok kepada Eko, rekannya sesama penjaga perlintasan di seberang rel KA, Selasa (26/10/2021) pukul 12.25 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Totok dan warga Jurangjero, Karangmalang, Sragen itu bergegas menutup pintu palang dengan menarik tali di ujung palang dan mengikatkan pada tiang. Sesaat kemudian terdengar suara klakson KA yang melaju kencang.

Baca Juga: PT KAI dan Pemkab Sragen Angkat Tangan, Warga Iuran Jaga Perlintasan KA

Dalam hitungan detik, KA itu sudah melewati perlintasan KA Bedowo. Para pengguna jalan sempat berhenti di sebelah utara dan selatan perlintasan.

Hari itu merupakan hari pertama Totok berjaga di perlintasan KA Bedowo. Pos penjagaannya yang terbuat dari baja ringan dengan atap galvalum masih terlihat baru.

Selain HT, Totok dibekali dengan jadwal KA yang lewat pada jam-jam tertentu. Ia berjaga pada sif pagi, yakni mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Dalam sepekan, setiap penjaga mendapatkan jatah libur dua hari.

“Sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 12.30 WIB, sudah ada 10 KA yang lewat. Kami terbantu dengan HT. Pada jarak 2 km, kami sudah harus bersiap untuk menutup pintu palang manual itu karena jalannya kereta cepat sekali dan dalam hitungan detik,” ujarnya.

Baca Juga: Bersumber dari Iuran Warga, Segini Gaji Penjaga Perlintasan KA Bedowo

“Dari sekian KA itu ada KA luar biasa. KA itu merupakan KA tangki yang mengangkut bahan bakar minyak. Dikatakan luar biasa karena jadwalnya tidak menentu,” ujar Totok.

Tak Boleh Terlena

Dengan adanya KA luar biasa itu, Totok dan teman-teman sesama penjaga tidak boleh terlena. Mereka harus berkonsentrasi. Jalannya KA itu sudah terpantau dari HT dalam jarak yang cukup jauh.

Totok mencontohkan seperti KA yang melintas di perlintaran Alun-alun Sragen sudah terpantau lewat HT sehingga pergerakan KA bisa terdeteksi.

“Jadwal yang ada itu sering kali tidak tepat. Ada yang datangnya terlambat. Ada salah satu KA yang dijadwalkan lewat pukul 06.32 WIB ternyata baru lewat pukul 07.07 WIB,” ujarnya.

Baca Juga: Pengendara Motor Belok Mendadak Sebabkan Bus Rela Seruduk Toko Mebel

Totok senang menjadi penjaga perlintasan karena ada nilai kemanusiaannya. Ia merasa telah membantu orang banyak. Sebelumnya, Totok bekerja serabutan dan memelihara sapi dan kambing.

“Kami berharap bisa diangkat sebagai penjaga perlintasan secara tetap. Kami mengharap ada kepedulian dari Pemkab Sragen,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya