SOLOPOS.COM - Kondisi air Sungai Bengawan Solo di Desa Katelan, Tangen, Sragen, yang tercemar limbah, Senin (20/9/2021). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Kondisi Bengawan Solo yang merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Pulau Jawa kini sangat memprihatinkan. Sungai yang alirannya melintasi 15 kabupaten di dua provinsi ini tercemar aneka limbah, mulai dari sampah rumah tangga, limbah industri ciu dan batik, hingga peternakan ayam serta babi.

Kondisi tersebut membuat sungai yang memiliki peranan penting pada masa kejayaan Majapahit dulu membutuhkan perhatian khusus. Sungai yang memiliki sejarah maritim luar biasa sebagai jalur transportasi dan perdagangan itu kini mengalami sedimentasi serta pencemaran akibat ulah manusia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan catatan Solopos.com, pemcemaran air Sungai Bengawan Solo menjadi permasalahan yang terus berulang dari tahun ke tahun. Hal itu lantaran permasalahan itu tidak diselesaikan secara tuntas dari hulu sampai ke hilir.

Baca juga: Iuuuhhhh… Air Sungai Bengawan Solo di Sragen Hitam Pekat Seperti Oli, Bau Busuk

Masyarakat di sekitar aliran sungai tersebut sebenarnya telah mengadukan masalah pencemaran limbah kepada pihak terkait. Namun hingga kini persoalan tersebut selalu berulang dan yang terparah terjadi beberapa pekan lalu saat air sungai menghitam karena pencemaran limbah pabrik ciu yang menyebabkan ikan-ikan di sungai teler.

Menanggapi hal tersebut Gubernur Jawa Tengah, mengatakan bahwa pencemaran limbah di Sungai Bengawan Solo sudah sangat keterlaluan sehingga perlu dilakukan tindakan tegas. Dia mengatakan bahwa tim khusus dari Pemporv Jateng sudah diterjunkan untuk melakukan pengecekan serta observasi terkait masalah tersebut.

Kasus pencemaran limbah di Bengawan Solo juga sempat terjadi pada 2019. Data hidrologi Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo sepanjang 2018-2019 memperlihatkan kualitas air tercemar dengan skala ringan hingga berat di enam pos pemantauan. Mereka berturut-turut: Pos Nguter (Wonogiri), Pos Bacem (Sukoharjo), Pos Kali Pepe (Surakarta), Pos Jurug (perbatasan Karanganyar-Surakarta), Pos Kudungupit (Sragen), dan Pos Bojonegoro.

Baca juga: Desain Unik Tol Solo-Jogja di Klaten: Rest Area Terbelah – Jalan Melayang

Limbah di Sungai Bengawan Solo

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Ammy Rita, pada 2019 lalu mengatakan dari hasil investigasi, Bengawan Solo tercemar oleh limbah dari industri kecil alkohol, batik dan peternakan babi.

“Sejak ada aduan masyarakat mengenai pencemaran air Bengawan Solo, kami langsung menerjunkan tim. Dari sampel air sungai yang diambil, memang ditemukan pencemaran cukup signifikan,” kata Ammy, sebagaimana dikutip dari laman ppid.jatengprov.go.id, Rabu (22/9/2021).

Selain itu, dari hasil investigasi juga ditemukan adanya dugaan industri besar yang ikut mencemari aliran sungai Bengawan Solo. Terkait temuan dugaan pencemaran oleh industri besar, pihaknya mengatakan sedang melakukan klarifikasi lebih lanjut ke perusahaan-perusahaan yang bersangkutan atas hasil temuan itu.

Baca juga: Bentuknya Mirip Kura-Kura, Yoni di Tengah Sawah Tol Solo-Jogja Klaten Namanya Candi Asu

Kondisi pencemaran yang amat memprihatinkan itu membuat air sungai Bengawan Solo tidak layak menjadi bahan baku PDAM untuk dikondumsi mencukupi kebutuhan rumah tangga. Bahkan air di sungai tersebut mengancam populasi ikan air tawar yang hidup di dalamnya.

Pakar lingkungan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Pranoto, mengatakan pencemaran Sungai Bengawan Solo yang berasal dari limbah industri hanya bisa diselesaikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng.

Pranoto berpendapat masalah pencemaran tak mungkin bisa diselesaikan di tingkat kabupaten/kota. Hal itu menurutnya karena selama ini instansi di pemerintah kabupaten/kota seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Perindustrian justru terkesan melindungi dengan dalih menyelamatkan UMKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya