SOLOPOS.COM - Pasar Klewer Solo. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pedagang di Pasar Klewer Solo mengaku hanya bisa pasrah terkait rencana penerapan skrining bagi pedagang dan pengunjung menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

Mereka terutama pedagang asongan dan keliling yang tak memiliki handphone apalagi smartphone untuk memasang aplikasi PeduliLindungi. Sebagaimana diinformasikan, Pasar Klewer Solo ditunjuk oleh Kementerian Perdagangan sebagai percontohan penerapan aplikasi PeduliLindungi untuk pasar tradisional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, penerapan aplikasi yang salah satunya berfungsi untuk skrining warga yang sudah divaksin Covid-19 atau belum itu menemui sejumlah kendala. Salah satunya tak semua pedagang memiliki smartphone.

Harti, 65, misalnya. Pedagang asongan yang menjual kerak nasi dan rempeyek buatan sendiri itu mengaku tak punya smartphone. Ia pun hanya bisa pasrah saat dimintai tanggapannya mengenai penerapan aplikasi PeduliLindungi di Pasar Klewer Solo.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Ditunjuk Terapkan PeduliLindungi, 600-An Pekerja Pasar Klewer Solo Malah Belum Divaksin Covid-19

Perempuan asal Baki, Sukoharjo, itu mengaku tak mengetahui rencana pemerintah menerapkan aplikasi PeduliLindungi untuk keluar masuk pasar. Jika aturan itu benar-benar diterapkan, ia mengaku hanya bisa pasrah.

”Kalau nanti enggak boleh masuk, ya, sudah tidak usah masuk Pasar Klewer. Wong saya ora isa maca tulis, saya enggak punya HP,” jelas Harti yang mengaku sudah dua kali disuntuk vaksin Covid-19 di desanya saat ditemui Solopos.com, Jumat (24/9/2021).

Harus Belajar

Hal senada disampaikan Sarmin, 49, buruh jasa gendong. Pria asal Masaran, Sragen itu mengaku ogah menggunakan ponsel. “Dikasih anak saya juga enggak mau. Saya enggak bisa memakainya,” ucap pria yang mengaku baru vaksin satu kali itu.

Jika aplikasi PeduliLindungi itu nanti benar-benar diberlakukan di Pasar Klewer Solo, Sarmin mengaku tidak tahu mesti bagaimana. “Mungkin saya harus belajar,” ujarnya.

Baca Juga: Psywar ke AHHA PS Pati Berlanjut, Gibran: Sponsor Persis Solo Lebih Banyak sampai Jersey-ne Kebak

Buruh jasa gendong lain, Wakhid, 31, mengaku sudah memiliki ponsel berbasis Android namun belum mengunduh aplikasi PeduliLindungi. Ponselnya sekadar untuk berkomunikasi lewat Whatsapp atau telepon.

“Ya, sudah tahu aturan itu. Tapi belum tahu kapan. Saya sendiri belum vaksin sama sekali. Baru daftar beberapa hari lalu dan dijadwalkan vaksin dalam waktu dekat. Kalau dari 150-an buruh jasa gendong, mungkin yang enggak punya ponsel ada 20%,” katanya.

Belum Divaksin

Kondisi serupa disampaikan Karsidi, 56, pedagang di lantai IV Pasar Klewer. Ia belum mendapatkan vaksin dan belum mengetahui kapan akan divaksin. “Saya dulu sudah didata, tapi pas sedang masuk angin jadi batal. Sampai sekarang belum dijadwal lagi,” terangnya.

Baca Juga: Perjuangkan Nasib Petani, Mahasiswa Soloraya Unjuk Rasa di Ngarsopuro Solo

Pria yang semula berdagang oprokan di depan Pasar Klewer itu juga mengaku tak memiliki ponsel. Apabila aturan PeduliLindungi diterapkan, ia hanya bisa pasrah.

“Sebenarnya, kan, yang penting sehat. Kalau harus aturan begitu, ya enggak tahu bagaimana nanti. Saya sema sekali enggak punya HP,” ucapnya.

Ketua Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK), Tavip Harjono, mengakui masih banyak pedagang maupun pelaku kegiatan di Pasar Klewer yang belum melek teknologi. Ia berharap hal itu menjadi perhatian pemerintah sebelum menerapkan aturan penggunaan aplikasi PeduliLindungi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya