SOLOPOS.COM - Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, mencoba alat cuci tangan contactless yang dibuat oleh mahasiswa FTEK UKSW Salatiga. Alat tersebut akan digunakan di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga sebagai sarana menjalankan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. (Semarangpos.com-UKSW Salatiga)

Solopos.com, SALATIGA — Civitas academica Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga merespons imbauan mencuci tangan dengan sabun yang pada masa pandemi Covid-19 ini kerap kali disampaikan. FTEK UKSW Salatiga menciptakan alat yang lebih memudahkan cuci tangan.

Imbauan ini pun direspons dengan penyediaan tempat-tempat cuci tangan di ruang publik. Di Kota Salatiga, Jawa Tengah, tempat cuci tangan itu kebanyakan berupa keran air.

Kreativitas berbeda justru ditunjukkan empat mahasiswa asal FTEK UKSW Salatiga. Keempatnya berinovasi dengan menciptakan alat cuci tangan tanpa perlu memutar keran air.

Frislly Herlind Kerasukan Penunggu Gedung Tua di Semarang

Empat mahasiswa itu adalah Ignatius Joddy, Hoeko, Imad, dan Ferdi Yansen. Mereka memanfaatkan sensor inframerah yang dapat mendeteksi tangan. Sehingga alat tersebut bisa bersifat contactless atau tidak memerlukan sentuhan.

Dengan demikian, begitu ada tangan mendekat pada pipa, maka sensor akan otomatis bekerja dengan mengeluarkan air selama 15 detik disusul dengan sabun. Setelah itu secara otomatis akan berhenti 20 detik untuk memberi kesempatan pemakai alat menggosok tangannya dengan sabun. Air kemudian akan kembali menyala selama 20 detik untuk membilas.

Tak Sulit Dibikin

Selain itu, alat pencuci tangan contactless itu dilengkapi dengan pengering otomatis yang menyala selama tangan masih basah. Jika sudah selesai, alat ini membutuhkan waktu lima detik untuk kemudian siap digunakan kembali. Total alat ini bekerja selama minimal 80 detik.

Dosen FTEK yang juga menjadi pembimbing proyek mahasiswa, Gunawan Dewantoro, menjelaskan untuk membuat alat cuci tangan ini semua komponen bisa dibeli di pasaran dengan harga terjangkau. “Kami membeli sensor secara online kemudian dirakit oleh mahasiswa,” ungkap Gunawan, Kamis (23/4/2020) lalu.

Begini Disbudpar Semarang Obati Rindu Dugderan

Pada tahap awal pembuatan, riset dan uji coba dilakukan selama satu pekan. Kendati begitu, jika semua komponen sudah siap, satu alat cuci tangan bisa dibuat dalam waktu empat hari dengan total biaya sekitar Rp3 juta.

Satu alat pencuci tangan ini akan digunakan di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga. Penyerahan alat dilakukan perwakilan UKSW kepada Wali Kota Salatiga, Yuliyanto. “Kami siap melakukan kerja sama untuk membuat alat ini secara lebih massal,” imbuh Gunawan.

Sementara itu, Pembantu Rektor IV UKSW Bidang Kerja Sama Kelembagaan dan Internasionalisasi, Joseph Ernest Mambu menyampaikan sebagai unsur pimpinan UKSW sangat menghargai inisiatif dan kreativitas mahasiswa FTEK. Ini merupakan salah satu bentuk pelayanan dan kepedulian UKSW bagi masyarakat.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Rekomendasi
Berita Lainnya