SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi memberikan sambutan dalam acara groundbreaking pabrik industry baterai kendaraan listrik PT HKML Battery Indonesia di kawasan Karawang New Industry City. (Gambar: Youtube Sekretariat Presiden)

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan ada nilai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang perlu ditanamkan, yakni tidak ruwet dan berbelit-belit.

“Jangan sampai yang namanya BUMN seperti birokrasi ruwetnya. Bapak ibu bisa membayangkan, mau izin pembangkit listrik 259 izin, meski namanya beda-beda, ada izin, ada rekomendasi, ada surat pernyataan, semuanya sama saja itu izin. Itu jumlahnya 259 izin. Kalau dibawa dalam koper mungkin 10 koper ada dan waktu yang diperlukan mencari izin bisa 3, 4, 5, 6, 7 tahun. Ada yang 7 tahun ngadu ke saya!” kata Jokowi tayangan di kanal Youtube Sekretariat Presiden yang diunggah pada Sabtu (16/10/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Presiden Jokowi menandaskan perizinan yang berbelit-belit itu harus dipangkas.

“Tidak boleh PLN sampe bertele-tele begitu, tidak bisa lagi. Siapa yang mau investasi kalau berbelit-belit seperti ini? Sudah di kementerian berbelit-belit, daerah berbelit-belit, masuk ke BUMN berbelit-beli lagi. Lari semua,” tegas Presiden.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Hotel di Mandalika Full Booked di Tanggal Event Superbike dan MotoGP

Pernyataan Presiden Jokowi itu disampaikan saat memberikan arahan kepada para Direktur Utama BUMN di Hotel Meruorah Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis (14/10/2021).

“Tadi saya senang Pelindo 1 Pelindo 2, Pelindo 3, Pelindo 4 sudah gabung jadi PT Pelabuhan Indonesia. Kita harapkan nanti akan bisa memperbaiki biaya logistik kita, bisa memperbaiki konektivitas antarpulau yang kita miliki, ada 11 ribu pulau sehingga pelayanan pada masyarakat di seluruh pulau lebih baik,” tambah Presiden.

Namun menurut Presiden Jokowi yang paling penting dari penggabungan tersebut adalah terbentuknya kekuatan besar.

“Dan kalau berpartner dengan perusahaan luar yang memiliki networking, jaringan kuat ke seluruh negara akan jadi kekuatan besar,” kata Presiden seperti dilansir Antara.

Baca juga:  OJK Terima 19.711 Aduan Soal Pinjol Ilegal, Ada Teror hingga Pelecehan

Presiden menyebut sesungguhnya sudah sejak 6 tahun lalu ia meminta agar penggabungan BUMN itu berlangsung tapi tidak jadi terwujud.

“Sudah kita mulai, tapi tidak pernah gabung ya sudalah. Kalau transisi 2 holding dulu dilakukan, tapi juga tidak ketemu-ketemu, tapi alhamdulilah semua sudah beres dan hal-hal seperti itu yang harus saya sampaikan apresiasi setinggi-tingginya,” ungkap Presiden.

Kepercayaan Diri dalam Berusaha

Menurut Presiden Jokowi, jumlah BUMN di Indonesia sebelumnya terlalu banyak.

“Ada 108 (BUMN) sekarang sudah turun jadi 41 (BUMN). Ini sebuah fondasi yang sangat baik, kemudian diklasterkan juga baik. Yang paling penting ke depan yang ingin kita bangun adalah nilai-nilai, core value, yang ingin kita bangun itu,” tambah Presiden.

Baca juga: Utang Tersembunyi Indonesia dari China Rp488 T? Ini Tanggapan Kemenkeu

Selain membangun nilai, Presiden Jokowi juga meminta agar para direksi BUMN memiliki kepercayaan diri dalam berusaha.

“Bapak ibu adalah orang-orang yang sudah sangat terpilih kita seleksi. Jadi jangan sampai ada yang tidak PD (percaya diri). Ini yang perlu saya sampaikan dan sebetulnya dulu sudah saya sampaikan karena yang ingin kita bangun adalah profesionalisme,” ungkap Presiden.

Lebih lanjut, Jokowi memberikan waktu 1-2 tahun bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan perubahan fundamental sehingga meningkatkan daya saing.

“Saya ingin melihat betul-betul dalam waktu setahun dua tahun ada sebuah perubahan-perubahan yang fundamental yang menyebabkan daya saing kita bisa naik levelnya,” kata Presiden Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya