SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona varian delta plus. (Dok. Bisnis)

Solopos.com, JOGJA — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja menyebut, ada tiga kebijakan pokok yang bakal dijalankan secara beriringan dalam menurunkan angka kematian pasien Covid-19 di wilayahnya.

Kebijakan itu nantinya diharapkan mampu menekan kasus harian maupun kematian pasien Covid-19 yang jumlahnya masih fluktuatif sampai saat ini.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Jogja, Lana Unwanah mengklaim kematian pasien Covid-19 turun sebulan belakangan. Demikian juga kasus harian baru Covid-19. Puncak kematian pasien Covid-19 terjadi pada rentang Juni-Juli yaitu sebanyak 38 pasien dalam satu hari.

“Kematian kalau kita lihat dari awal Juni meningkat dan puncaknya itu di angka 38 dan semakin ke sini semakin menurun. Terakhir pada 2 September itu ada 8 kematian dan 1 September 0 kematian. Memang masih ada tapi sudah menurun,” ungkap Lana, Jumat (3/9/2021).

Baca juga: Jadi Satu-Satunya Zona Merah di Jawa, Ini Upaya Gugus Tugas Kulonprogo

Oleh karenanya, Pemkot Jogja bersama berbagai pihak akan menguatkan tiga kebijakan yang dijalankan secara beriringan. Yakni penerapan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas). Pelaksanaan 3T (testing, tracing, treatment), serta upaya percepatan vaksinasi.

“Kita tetap usahakan bahwa tiga hal dalam penanganan itu berjalan optimal yakni 3T, 5M, dan vaksinasi. Semuanya juga harus beriringan, artinya tidak ada satu program yang melebihi program yang lain. Tapi ketiga ini harus sama-sama kita kejar,” katanya.

Pasien Covid-19 Kota Jogja

Cakupan vaksin harian juga diperluas dengan tambahan target dan distribusi vaksin. Ke beberapa sentra dan fasilitas kesehatan yang melayani program vaksinasi. Penerapan PPKM berjenjang juga berpengaruh kepada sebaran kasus dan juga tingkat kematian.

“Upaya kita dalam PPKM memang terlihat ya ada penurunan kasus. Namun, di sisi lain mobilitas masyarakat masih tetap ramai ya. Kalau bisa dikurangi hasilnya pasti akan signifikan turun,” jelasnya.

Baca juga: Balai Kota Jogja Jadi Kawasan Wajib Vaksin dan Masker

Di sisi lain, upaya treatmen atau perawatan kepada pasien Covid-19 juga dioptimalkan. Termasuk penempatan pasien ke sejumlah selter yang dikelola oleh Pemkot Jogja. Namun demikian, Lana menyebut bahwa ada klasifikasi tertentu dalam perawatan pasien Covid-19.

“Masing-masing level itu juga ada penentuannya. Misal kalau yang isoman dan isoter itu hanya untuk yang gejala ringan atau tanpa gejala. Kemudian kalau gejala sedang bisa ke RS rujukan yang bukan critical. Tapi kalau kondisinya sudah berat atau kritis itu wajib ke RS critical dan perawatan yang intensif. Jadi masing-masing memang disesuaikan dengan gejalanya,” jelas Lana.

Selain itu, kepada pasien Covid-19 dengan penyakit penyerta (komorbid) juga diupayakan faktor risikonya. Lana berpendapat bahwa upaya dalam mengendalikan risiko pasien Covid-19 dengan komorbid dijalankan. Agar tingkat kematian bisa diminimalisir serendah mungkin. “Kita akui komorbid memang memperparah ya. Sehingga upaya menekan risiko dan pengelolaan Covid-19 nya memang harus dilakukan dengan baik,” ucap dia.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya