SOLOPOS.COM - Pekerja membuat saluran irigasi di Kabupaten Wonogiri. (Istimewa/DPU Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI—Sebanyak 38 desa di Kabupaten Wonogiri mendapatkan bantuan pembangunan saluran irigasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU PR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

Proyek pembangunan saluran irigasi melalui Program Percepatan dan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) ini membawa manfaat bagi masyarakat, yakni untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui penambahan luasan lahan yang bisa teraliri air.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala BBWS Bengawan Solo, Agus Rudyanto, mengatakan tahun ini Wonogiri memperoleh kuota terbanyak di area BBWS-BS pada proyek P3 TGAI. Total ada sebanyak 38 saluran irigasi di 38 desa dan tersebar di Wonogiri.

Baca Juga: Jurus Jekek Percepat Vaksinasi di Wonogiri, Verval Data & Aglomerasi

Pada tahap I, sebanyak 31 saluran irigasi yang digarap, sisanya masuk tahap II. Proyek yang telah rampung ini diserahterimakan kepada Bupati Wonogiri pada Senin (4/10/2021)

“Pada saat program dimulai, 2013, saat itu Wonogiri mendapat kuota 15 desa. Pada 2019, mendapat 32 kuota. Pada 2020, mendapat 42 kuota. Tahun ini kuota menurun, namun masih menjadi yang tertinggi dibandingkan daerah lainnya,” ujar dia, kepada wartawan, akhir pekan lalu.

Agus menjelaskan pengerjaan proyek irigasi di Wonogiri terbilang bagus. Hal ini tak terlepas dari sinergitas berbagai pihak sehingga pengerjaannya rampung tepat waktu. Pada tahap I tahun ini masing-masing titik lokasi mendapat anggaran Rp195 juta untuk pembangunan saluran irigasi dengan anggaran kurang lebih Rp6 miliar (31 desa). Program ini  bersumber dana dari APBN. Namun begitu, program ini berdasarkan usulan dari Pemkab Wonogiri.

Baca Juga: Warga Merantau dan Akses Jauh Jadi Kendala Vaksinasi di Wonogiri

Pihaknya berharap dari program pembangunan irigasi ini semakin banyak sawah di Wonogiri yang teraliri air. Dengan demikian, upaya ini berdampak terhadap produktivitas sektor pertanian yang lebih baik.

Di sisi lain, saluran irigasi yang digarap tersebut mengalami kerusakan akibat bencana. Ada pula saluran yang masih sederhana berupa tanah sehingga banyak terjadi kebocoran.

“Selama pandemi, maka pengerjaannya dengan model stimulus padat karya. Masyarakat mendapatkan kesempatan memeroleh penghasilan. Paling tidak tahun ini ada 29.000 hari orang kerja [HOK] terserap pada proyek ini,” papar dia.

Baca Juga: Tanam Jahe di Polibag, Dukuh Jumbleng Ampel Boyolali Jadi Jujugan

Di samping itu, program ini hakikatnya mendukung ketahanan pangan nasional. Selain itu, program ini untuk meningkatkan kemampuan ekonomi, kesejahteraan petani serta memperhatikan kebutuhan, kesulitan, dan aspirasi setiap orang termasuk lansia, difabel dan kebutuhan khusus lainnya sehingga tercipta kesetaraan dan keadilan gender.

“Difabel dan lansia dilibatkan secara aktif pada pengerjaan proyek ini,” imbuh dia.

Sementara itu, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyebut program ini menginspirasi sekaligus memberikan motivasi bagi masyarakat petani di Kabupaten Wonogiri. “Semua berkomitmen untuk dijaga, dirawat sehingga kemanfaatan dan kegunaannya bisa maksimal,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya