SOLOPOS.COM - Tumbuhan suweg di pekarangan milik Mino, warga Dusun Karanggatak, Desa Batuwarno, Batuwarno, Wonogiri, Senin (22/2/2021). (Solopos-M. Aris Munandar)

Solopos.com,WONOGIRI - -Porang merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang saat ini tengah ngetren dibudidayakan petani, termasuk di Kabupaten Wonogiri. Namun ternyata ada tiga tumbuhan lain yang wujud atau bentuknya menyerupai porang.

Masyarakat khususunya petani harus bisa membedakan antara porang dengan tumbuhan lain yang serupa dengannya agar tak salah pilih. Apalagi berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, warga sejumlah wilayah menamai porang dengan sebutan lain.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di Kecamatan Karangtengah, Wonogiri, porang disebut dengan nama compleng. Di Kabupaten Pacitan dan Ponorogo, Jawa Timur, porang disebut dengan istilah coblong. Adapun tumbuhan yang sering disamakan dengan porang yakni suweg.

Baca juga: Belajar dari Penyintas Covid-19: Banyak Aktivitas Boleh Tapi Jangan Sampai Penat

Petani porang asal Desa Ngambarsari, Kecamatan Karangtengah, Supriyanto, mengatakan ada tiga jenis tumbuhan yang bentuk dan wujudnya seperti porang. Tiga tumbuhan itu yakni suweg, iles-iles, dan walur.

Tekstur batang dan daun tiga tumbuhan itu hampir sama dengan porang. Sehingga bagi masyarakat tertentu terkadang belum bisa membedakannya.

"Memang sekilas daun dan batangnya sama. Sama-sama berwarna hijau. Namun sejatinya berbeda Kalau petani porang melihat daun dan batangnya saja sudah bisa membedakan antara porang dan suweg," kata dia kepada Solopos.com, Senin (22/2/2021).

Lahan porang milik warga Desa Ngambarsari, Kecamatan Karangtengah, Wonogiri, Supriyanto
Lahan porang milik warga Desa Ngambarsari, Kecamatan Karangtengah, Wonogiri, Supriyanto. (Istimewa)

Ia mengatakan, salah satu ciri khas porang yang tidak dimiliki ketiga tumbuhan lainnya yakni memiliki umbi di daun. Umbi di daun itu dikenal dengan istilah katak. Selain itu umbi di daun dimanfaatkan untuk menjadi bibit penanaman porang.

Baca juga: Kreatif, Warga Sepat Sragen Kampanyekan 5M Melalui Kerajinan Keset

"Kalau suweg itu, saat batangnya diraba terasa kasar. Tapi kalau porang batangnya halus. Ketika dibelah atau dikupas, umbi porang berwarna kuning. Kalau suweg berwarna agak kemerahan muda [pink]" ungkap dia.

Sementara itu, lanjut dia, pohon dan daun iles-iles serta walur hampir sama dengan suweg. Namun, ketika dikupas umbinya berwarna putih.

Tidak Dikonsumsi

Pria yang akrab disapa Supri itu mengatakan, dari segi harga jual, porang lebih laku dibanding tiga tumbuhan lainnya itu. Hal itu dikarenakan kandungan glukomanan dari jenis empat tumbuhan itu berbeda-beda.

Misalnya, dalam satu kilogram umbi suweg hanya mengandung enam persen glukomanan. Sedangkan porang mencapai 94 persen.

Baca juga: Pengganti Setyo Sukarno di DPRD Wonogiri Tunggu Keputusan DPP PDIP

Supri menuturkan harga satu kilogram iles-iles basah hanya Rp1.000. Sedangkan harga satu kilogram suweg dan walur dibawah Rp1.000. Sementara itu, harga satu kilogram porang mencapai Rp7.000 hingga Rp14.000.

"Kalau suweg biasanya dikonsumsi masyarakat layaknya ketela atau singkong. Namun kalau iles-iles dan walur tidak dikonsumsi, karena bisa membuat gatal," kata Supri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya