SOLOPOS.COM - Ilustrasi baterai mobil listrik (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Pabrikan mobil listrik terkemuka, Tesla berencana membangun pabrik di Batang, Jawa Tengah. Rencana itu disebut-sebut menunjukkan posisi strategis Indonesia dalam pengembangan mobil listrik, khususnya pasokan baterai lithium.

Kabar produsen mobil listrik milik Elon Musk itu bakal membangun pabrik di Indonesia sudah mengemuka sejak beberapa waktu lalu. Bukan perakitan mobil, melainkan untuk kebutuhan produksi baterai mobil listrik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tesla sudah menghubungi Kementrian Perindustrian Indonesia untuk membahas hal tersebut. Diskusi antara pemerintah dan Tesla kabarnya masih terus berjalan saat ini.

"On going discussion, arahnya ke sana [Batang]," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang, beberapa hari lalu, sebagaimana dikutip dari Detikcom.

Luar Biasa! Gadis Lumpuh Ini Dapat Mencapai Puncak Gunung Olympus di Yunani

Indonesia disebut-sebut bakal punya peran besar dalam rantai pasok mobil listrik. Sebab, Indonesia menjadi salah satu produsen nikel terbesar di dunia. Nikel menjadi bahan utama pembuatan baterai lithium, termasuk untuk mobil listrik.

Menurut Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia mampu menghasilkan 2,12 juta ton nikel pig iron (NPI) dan 482.400 ton feronikel (FeNi) pada 2017.

Berdasarkan data dari Badan Geologi per 2012, Indonesia memiliki 1,02 miliar ton dari total cadangan nikel terutama berlokasi di Sulawesi dan Maluku.

Praktisi Eksplorasi dan Tambang, Budhi Kumarawarman, sebagaimana dikutip dari laman IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia), menyebut sebanyak 68% dari nikel yang diproduksi di dunia digunakan sebagai bahan dalam pembuatan stainless steel (baja tahan karat).

Penelitian Terbaru, Obat Kumur Nonaktifkan Virus Corona dalam 30 Detik

Sisanya digunakan untuk pembuatan alloy (16%), plating (9%), baterai (3%), dll. Dengan perkembangan industri mobil listrik, kebutuhan nikel untuk membuat baterai lithium kian meningkat.

Rantai Pasok Baterai

Ketua Tim Peneliti Baterai Lithium Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Agus Purwanto menyebutkan kandungan baterai lithium-ion terdiri atas anoda, katoda, dan elektrolit.

Agus melanjutkan, material katoda yang mengandung nikel dan umum digunakan di baterai lithium ion, adalah Li-NMC (lithium-Nikel Mangan Cobalt oksida) dan Li-NCA (Lithium-Nikel Cobalt Alumunium Oksida).

”Kita punya kandungan nikel yang banyak, sehingga seharusnya kita bisa menguasai salah satu rantai pasok baterai lithium," kata dia sebagaimana dikutip dari Liputan6.com.

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bahkan mengadang-gadang Indonesia akan menjadi produsen baterai lithium terbesar di dunia. Salah satu tolok ukurnya adalah keberadaan pabrik baterai lithium di Morowali, Sulawesi Tengah.

4 Tombak Warisan Majapahit Terdeteksi Berada Di New York, Pegiat Budaya Solo: Harus Dikembalikan!

Dia menyatakan banyak perusahaan yang akan terlibat dalam pabrik baterai di Morowali. Dia menolak anggapan yang menyebut proyek ini dikuasai China. Banyak perusahaan yang ikut menggarap proyek baterai ini dengan alasan butuh sumber daya yang efisien.

"Morowali akan libatkan, CATL, Panasonic, Volkswagen, LG, dan Mercedes Benz. Jadi bukan China-China aja lagi, ini masalah orang butuh dan ada efisiensi," tegas Luhut sebagaimana dikutip dari Detikcom, beberapa waktu lalu.

Pembangunan pabrik bahan baku baterai lithium di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah sudah berjalan sejak awal 2019 dan diharapkan segera berproduksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya