SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin booster untuk nakes. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA – Vaksin booster atau disebut vaksin ketiga Covid-19 dianggap penting untuk meningkatkan antibodi secara penuh agar terhindar dari virus Corona.

Kendati begitu, penggunaan vaksin booster di lapangan masih menimbulkan pro dan kontra.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Direktur Departemen Imunisasi, Vaksin dan Biologi World Health Organization (WHO) Dr. Katherine O’Brien menjelaskan perlu tidaknya vaksin booster diberikan kepada warga yang sudah pernah divaksin dosis pertama dan kedua.

“Apa yang sebenarnya kita bicarakan sekarang adalah, apakah perlu mendapatkan dosis ketiga jika Anda sudah menerima dua dosis pertama? Oleh sebab itu ada tiga alasan mengapa kita mungkin membutuhkan dosis tambahan [vaksin booster],” kata Kate dalam sesi wawancara bersama WHO seperti dilansir dari Covid-19.go.id, Kamis (21/10/2021).

Baca Juga: Mantul! 84% Nakes di Jateng Sudah Terima Vaksin Booster

Alasan pertama vaksin booster layak diberikan jika tubuh tidak merespons meski sudah divaksin dosis pertama dan kedua. Berdasar informasi yang diterima Kate, terdapat orang dengan gangguan kekebalan sehingga tidak bisa merespons pemberian vaksin dosis pertama dan kedua.

Alasan kedua vaksin booster layak diberikan jika masa kekebalan tubuh berkurang atau memburuk seiring berjalannya waktu. Namun, menurut Kate, fakta di lapangan, menunjukkan kekebalan tubuh karena vaksin pertama dan kedua bertahan dengan baik untuk melindungi orang dari penyakit parah yang bisa menyebabkan ia dilarikan ke RS atau kematian.

“Jadi kami tidak melihat bukti kuat yang mengarah pada kebutuhan untuk memberikan dosis ketiga untuk orang yang telah divaksinasi,” ungkap Kate.

Baca Juga: Hasil Penelitian: 3 Vaksin Ini Tidak Butuh Booster Hingga 8 Bulan

Alasan ketiga vaksin booster layak diberikan jika kinerja vaksin berkurang atau tidak memadai terhadap beberapa varian virus yang dikhawatirkan muncul.

“Dan sekali lagi, vaksin yang kami miliki saat ini [mampu] melawan variannya dan kami mengamatinya dengan sangat hati-hati bertahan dengan sangat baik terhadap spektrum penyakit yang parah. Secara umum, vaksin berkinerja sangat baik,” jelas Kate.

Kate yang juga ahli vaksin yang berspesialisasi dalam bidang epidemiologi pneumokokus ini mengungkapkan saat ini dirinya memiliki beberapa bukti bahwa ada sebagian kecil orang yang memiliki kondisi immunocompromised atau gangguan sistem imun tidak menerima dengan baik dua dosis Covid-19.

Baca Juga: Arab Saudi Syaratkan Booster Jemaah Umrah, Menkes RI Tak Sepakat

“Itu karena mereka belum cukup menerima dua dosis pertama. Selain perlindungan yang diberikan oleh dosis booster, ada beberapa pertimbangan lain yang perlu kita ketahui,” ujar Kate.

Saat ditanya apakah pemberian dosis ketiga benar-benar meningkatkan respon imun, kata dia, hal itu harus dilihat lebih dalam lagi.

“Kami melihat bukti bahwa itu benar [mampu meningkatkan respon imun], dan kami berharap itu benar berdasarkan apa yang kami ketahui tentang cara kerja vaksin. Tetapi masalah lainnya adalah, haruskah dosis itu diberikan,” imbuhnya.

Baca Juga: Solopos Hari Ini: Tergantung Booster, Anggaran Pelestarian KCB

“Pemberian dosis ketiga perlu dipantau untuk masalah keamanan, dan kami ingin melihat database keamanan sebelum kami membuat rekomendasi semacam itu. Dan bukti itu juga sedang dibangun, tapi kita belum sampai di sana,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Kate berujar saat ini fokus utama adalah menyiapkan pasokan vaksin untuk melindungi orang-orang yang belum terlindungi sama sekali oleh vaksin. Di mana hal ini akan mengurangi penularan dan akan mengurangi kemungkinan lebih banyak varian muncul.

“Ini akan memberi kita waktu untuk melihat lebih banyak bukti tentang apakah dosis booster pada akhirnya akan dibutuhkan atau tidak. Karena tidak ada yang aman sampai kita semua memiliki kesempatan untuk divaksinasi, untuk dilindungi dari virus sementara cakupan vaksin meningkat,” pungkasnya.

Baca Juga: Mantul! 84% Nakes di Jateng Sudah Terima Vaksin Booster

Di Indonesia, saat ini pemberian vaksin booster hanya diperuntukkan untuk para tenaga kesehatan. Namun, ke depan, Kementerian Kesehatan tidak menutup kemungkinan akan melakukan pemberian vaksin ketiga kepada selain nakes.

“Skenario penambahan vaksin ketiga sudah disiapkan untuk tahun 2022, namun untuk prioritasnya seperti apa masih melihat perkembangan lebih lanjut,” ujar Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya