SOLOPOS.COM - Webinar Interoperabilitas Sistem Pembayaran dan Keamanan Bertransaksi di Era Digital pada Rabu (15/9/2021). (Farida Trisnaningtyas/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo mengadakan webinar Interoperabilitas Sistem Pembayaran dan Keamanan Bertransaksi di Era Digital pada Rabu (15/9/2021).

Hal ini untuk meningkatkan awareness dan pemahaman masyarakat kaitan kebijakan terkini sistem pembayaran Indonesia dan keamanan bertransaksi di era digital.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala KPw BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, mengatakan seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, Bank Indonesia terus berupaya untuk mengakomodasi setiap kebutuhan masyarakat dalam hal perpindahan dana secara cepat, mudah, murah, aman, dan andal seiring dengan percepatan inovasi teknologi pembayaran yang juga bermunculan dengan sangat pesat.

Ekspedisi Mudik 2024

“Bank Indonesia tentunya juga selalu memastikan setiap perkembangan sistem pembayaran harus berada pada koridor ketentuan yang berlaku demi kelancaran dan keamanan jalannya kegiatan sistem pembayaran. Selaras dengan hal tersebut, keamanan bertransaksi secara nontunai juga menjadi sebuah konsekuensi logis di era digital. Dalam hal ini, masyarakat perlu mendapatkan sosialisasi dan edukasi agar terbangun konsumen yang cerdas dan berdaya sehingga dapat menghindari ekses negatif dalam bertransaksi digital,” ujar dia, kepada wartawan, Rabu.

Baca Juga: Belanja Sekaligus Donasi di Pisalin Joli Jolan Batik Lawas

Analis Senior Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran BI, Novi Cahyono, yang hadir sebagai narasumber menjelaskan tren pembayaran di Indonesia terus berkembang. Bentuk fisik terus berevolusi mengikuti teknologi.

“Tren digitalisasi telah memengaruhi sendi-sendi perekonomian, mengubah pola transaksi masyarakat baik individu maupun korporasi serta mendisrupsi fungsi-fungsi konvensional, tidak terkecuali di sektor keuangan,” kata dia.

Novi menerangkan oportunitas digital masih terkonsentrasi di Pulau Jawa khususnya Jakarta. Pihaknya berharap ini bisa diperluas ke seluruh Indonesia. Sebanyak 84,3% masih terpusat di Jabodetabek. Adapun bonus demografi Indonesia yang memiliki 270 juta jiwa penduduk merupakan pasar yang sangat besar baik untuk pembayaran digital, e-commerce, dan inklusi keuangan.

Baca Juga: Belajar Bahasa Inggris sambil Rebahan? Yuk, Simak Cara Berikut Ini

Sedangkan selama pandemi, transformasi digital dan pertumbuhan transaksi digital semakin terakselerasi. Pada early stage mulai muncul teknologi finansial e-commerce (2019). Setelahnya terjadi transformasi digital kemudian yang dipicu adanya pandemi Covid-19. Sekarang ini masuk tahap pemulihan ekonomi dengan transformasi digital. Ini meliputi digital banking, e-commerce, uang elektronik, dan QRIS.

“Transaksi e-commerce di berbagai daerah selalu identik dengan tingginya penggunaan e-payments. Transaksi nontunai dapat terakselerasi oleh meluasnya penggunaan e-commerce yang umumnya diminati milenial,” papar dia.

Analis Eskekutif Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI, Artarini Savitri, berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik bagi masyarakat untuk menjadi konsumen yang lebih berdaya, lebih paham kaitan perlindungan data pribadi, dan melakukan pengaduan jika terdapat permasalahan dalam bertransaksi digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya