SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta– Berawal dari publikasi yang ramai kemudian diliputi rasa penasaran dan ingin tahu, biasanya anak akan mencoba mencari tahu sesuatu hal yang dianggapnya baru dan menarik seperti nonton video porno.

Seperti kejadian hebohnya video panas Ariel-Luna baik di berbagai media maupun pembicaraan dari mulut ke mulut, yang membuat siapapun menjadi penasaran termasuk anak-anak.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Wajar jika orangtua dan khalayak pendidik ketar-ketir lantaran khawatir anak-anak ikut-ikutan mencari tahu dan melihat video tersebut, kemudian terkena dampak negatifnya.

Namun terkadang karena saking takutnya terhadap dampak buruk video porno, orangtua menyampaikannya dalam bentuk larangan-larangan.

Ekspedisi Mudik 2024

Padahal pemberian larangan terhadap si anak tanpa adanya penjelasan mengenai larangan tersebut merupakan cara yang kurang tepat. Karena anak akan mencari tahu sendiri dari sumber yang bisa saja justru menjerumuskannya pada hal yang tidak baik.

“Awalnya hanya ingin tahu, tapi kalau saat pertama kali nonton itu dirasa ‘seru’ bagi si anak, ada kemungkinan akan diulangi lagi nontonnya dan lama-lama bisa jadi keterusan,” kata Andayani Ramelan, Psi, dosen Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul Jakarta ketika dihubungi, Selasa (22/6).

Ada baiknya, orangtua mencari referensi mengenai cara-cara penyampaian dan menjelaskan sebab-akibatnya dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak.

Berikut tips agar anak tak penasaran video porno:
1. Beri pemahaman, bukan paksaan.
Hindari penggunaan kata ‘jangan’, apalagi artikulasi yang keras dalam mengungkapkannya. Daripada mengatakan ‘Kamu nggak boleh nonton video porno!’, lebih baik jelaskan padanya kenapa ia tidak boleh menonton dan dampaknya.

2.Beri pengertian tentang hubungan seksual, namun tidak perlu memberitahu secara detail.
Katakan kalau ‘Hubungan seksual itu hanya boleh dilakukan oleh sepasang suami & istri yang sah menurut agama dan negara’.

3.Kaitkan dengan pendidikan moral dan agama.
Katakan kalau hubungan seksual tanpa ikatan pernikahan itu tidak benar dan akan mendapat dosa. Katakan padanya, ‘Tuhan tidak suka orang yang menonton video porno lho…’

4.Beri tahu sebab-akibat apabila perbuatan itu dilakukan.
Jelaskan kalau perbuatan itu akan membuat malu dirinya, keluarga dan orang-orang di sekitarnya.

5.Tanyakan pada anak mengenai pandangan dan pendapatnya.
Lihat reaksi anak, apakah anak sudah menangkap maksud pembicaraan atau belum.

6.Perhatikan kegiatan anak selama ia masih berada dalam jangkauan orangtua.

7.Ingatkan ia untuk mendekatkan diri pada Tuhan YME.

dtc/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya