News
Sabtu, 20 April 2024 - 14:15 WIB

Disdik Solo Targetkan Zero Anak Putus Sekolah pada 2024

Redaksi Solopos.com  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di kelas. (Freepik)

Solopos.com, SOLO—Dinas Pendidikan Kota Solo menargetkan zero anak tidak sekolah (ATS) dan anak putus sekolah (APS) pada 2024. Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Solo Abdul Haris Alamsah mengatakan pihaknya ingin semua anak di Solo tetap bersekolah.

“Target zero itu bukan berarti tidak ada sama sekali, maksudnya target zero itu tidak ada penambahan lagi,” kata dia ketika ditemui di kantornya belum lama ini. 

Advertisement

Dia mengatakan sampai saat ini tidak ada sekolah baik negeri maupun swasta yang mengeluarkan siswanya. Pihaknya akan terus mendata dan memantau untuk memastikan tidak ada anak yang putus sekolah

“Sampai saat ini tidak ada yang keluar, paling yang ada itu pindah, itu tidak masalah. Tapi siapa tahu namanya swasta itu kadang mengeluarkan [murid] tidak lapor ke kita,” kata dia.

Advertisement

“Sampai saat ini tidak ada yang keluar, paling yang ada itu pindah, itu tidak masalah. Tapi siapa tahu namanya swasta itu kadang mengeluarkan [murid] tidak lapor ke kita,” kata dia.

Dia mengatakan rata-rata siswa yang putus sekolah berasal dari institusi pendidikan swasta. Menurutnya sejumlah kasus yang ditemui siswa tidak bisa membayar uang SPP.

Jika terjadi kasus semacam itu, Haris menegaskan akan langsung memfasilitasi anak tersebut ke sekolah negeri tanpa dipungut biaya. Dia mengatakan si anak bisa memilih sekolah sesuai zonasi tempat tinggal. 

Advertisement

Anak putus sekolah dan anak tidak sekolah memang masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Solo. Sebab meski tahun ini tidak ada penambahan. Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dian Rineta mengatakan secara kumulatif data terakhir menunjukan terdapat 114 ATS/APS.

“Itu kita dorong masuk ke PKBM, saya ikut [pantau] sendiri, ada yang dijemput tutornya di rumah. Ada juga tutor yang berkunjung [ke rumah], kalau memang anaknya bener-bener tidak mau [sekolah], ya sudah tutornya yang datang,” kata dia.

Menurutnya ada beberapa faktor anak tidak mau sekolah, salah satunya lantaran motivasi yang rendah. Bisa jadi motivasi itu tidak tumbuh dari anak lantaran pola asuh orang tua atau masalah lain.

Advertisement

Selain lantaran orang tua yang kurang perhatian ke anak, ada faktor lain yakni perundungan yang menimpa anak. Perlakuan buruk di lingkungan sekolah itu, membuat anak mundur dan enggan sekolah. 

Disdik Solo akan memastikan anak korban perundungan tidak akan kembali ke sekolah yang lama dan tidak akan mendapat perlakuan buruk di lingkungan barunya.

Kasus lain yakni pernikahan dini atau hamil hingga membuat anak malu untuk kembali ke sekolah. Dian memastikan jika ada kasus semacam itu, pihaknya memastikan si anak boleh kembali ke sekolah setelah proses melahirkan selesai. 

Advertisement

Dia menyebut Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, sudah menargetkan pada 2024 angka APS dan ATS di Kota Bengawan harus di angka nol. Guna mewujudkan itu, menurut dia perlu ada identifikasi dan verifikasi data secara pasti sebagai acuan untuk bertindak.

Merespons kasus itu, Dinas Pendidikan Kota Solo sendiri sudah meluncurkan program atau gerakan bertajuk Ayo Sekolah Lagi Cah Solo Kudu Pinter (Asli Soloku Pinter) untuk memenuhi target zero APS dan ATS pada 2024.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif