SOLOPOS.COM - Sebuah pesawat terbang bersiap mendarat di Bandara Juanda Surabaya beberapa waktu lalu. (JIBI/Bisnis/Wahyu Darmawan)

Transportasi umum Jatim terus disempurnakan, bukan hanya transportasi udara tetapi juga angkutan laut.

Madiunpos.com, SURABAYA — Pemprov Jawa Timur berjanji memulai berbagai proyek pembenahan fasilitas transportasi umum mulai tahun 2015 ini. Pembenahan transportasi umum Jatim itu termasuk menambah dua landasan pacu baru di Bandar Udara Internasional Juanda yang dijadwalkan rampung pada 2018.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selama ini, Juanda dinilai kelebihan muatan. Pasalnya, bandar udara (bandara) yang terletak di Kabupaten Sidoarjo itu hanya memiliki satu landasan pacu (runway) untuk melayani dua terminal (T1 dan T2) dengan rute penerbangan domestik dan internasional sebagai pelengkap transportasi umum Jatim.

“Sekarang ini, Juanda sudah melayani penumpang hingga 17,2 juta orang per tahunnya. Sementara itu, kapasitas bandara sampai dengan 2014 hanya 12,5 juta penumpang, sehingga terjadi overload,” kata Gubernur Jatim Soekarwo terkait transportasi umum Jatim, Rabu (4/2/2015).

Sehari sebelumnya, Soekarwo terbang ke Jakarta untuk bertemu Menteri Perhubungan Ignasius Jonan guna membahas rencana perluasan Bandara Juanda, baik dari segi jumlah runway maupun fasilitas transportasi di tiap terminal. Menurut pria yang akrab disapa Pakde Karo itu, fasilitas tiga runway yang akan segera dimiliki Juanda harus ditunjang dengan layanan kereta api langsung yang terhubung dari Stasiun Kereta Api Gubeng Surabaya ke bandara tersebut.

“Jadi namanya Elevated Gubeng-Juanda, yaitu kereta api khusus yang terintegrasi dengan Juanda Airport City. Untuk membangun itu, kami butuh [lahan seluas] 4.000 hektare dan itu akan dibicarakan lebih lanjut dengan Angkasa Pura yang membangun perluasan bandara.”

Belum dijabarkan secara terperinci berapa nominal investasi yang akan diguyur untuk proyek infrastruktur bandara terbesar di Jatim itu. Namun, berbagai pihak menilai sudah waktunya Juanda menambah kapasitas karena satu runway yang ada sekarang sering rusak. Pengelupasan yang kerap terjadi di satu-satunya runway di Juanda itu hampir selalu mengakibatkan penutupan sementara di kedua terminal bandara, baik T1 dan T2, seperti yang baru terjadi pada 19 Januari 2015 dan 18 Februari tahun lalu.

Pada 2011, PT Angkasa Pura I (Persero) sebenarnya telah menganggarkan Rp11 miliar untuk memperkeras landasan pacu sepanjang 3.000 meter di Juanda, yang sudah dibangun sejak 2006 itu. Pada Oktober 2014, AP I kembali membuka lelang untuk menggarap perbaikan runway dengan pagu senilai Rp5,75 miliar termasuk PPN. Meski demikian, hasil audit Kemenhub masih menunjukkan Juanda adalah bandara terbaik di Indoensia dari aspek pelayanan.

Per tahunnya, aktivitas penerbangan di Juanda naik 18%-20%. Berdasarkan catatan Angkasa Pura, jumlah pesawat yang melintas di Juanda adalah 94.066 dengan penumpang lebih dari 10 juta orang. Pada 2013, jumlah pesawat mencapai 147.563 dengan penumpang 19,6 juta.

Sementara itu, rata-rata jumlah lalu lintas angkutan udara  di Juanda per harinya mencapai lebih dari 383 pesawat dengan pelayanan terhadap lebih dari 48.370 penumpang per hari. Sementara itu, angkutan barangnya mencapai lebih dari 639 ton/hari.

Benahi Pelabuhan
Selain fokus pada Juanda, Soekarwo juga menjanjikan pembenahan sejumlah pelabuhan di Probolinggo, angkutan perintis di Madura, Bandara Bawean, Bandara Abdurahman Saleh di Malang, Penyeberangan Paciran-Lamongdan, dan  Penyeberangan Ketapang-Banyuwangi sebagai penyempurna transportasi umum Jatim. “Untuk Pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo, saya harap ada pelimpahan setelah dermaga II Probolinggo rampung. Dermaga itu sangat dibutuhkan, karena pelabuhan Tanjung Tembaga kedalamannya hanya 2,5 meter dan saat ini dikelola Pelindo III.”

Dia mengatakan dibangunnya dermaga II di Tanjung Tembaga akan mengurangi kepadatan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, yang melayani bongkar muat untuk wilayah Pasuruan-Probolinggo-Situbodo-Bondowoso. “Karena ada lumpur Lapindo [di Sidoarjo], pelabuhan [Tanjung Tembaga] ini sangat efektif dan efisien dalam memecahkan persoalan bongkar muat. Kalau [anggarannya] disepakati, maka pelabuhan Tanjung Tembaga ini akan menjadi satu-satunya yang dikelola pemerintah.”

Soekarwo menjelaskan pembangunan dermaga II di pelabuhan vital Probolinggo itu akan menekan ongkos angkut bagi industri di Probolinggo, Paciran, Banyuwangi, Pacitan, dan Sendang Biru yang selama ini tergantung pada Tanjung Perak. Harapannya, kesenjangan ekonomi antardaerah di Jatim pun dapat diciutkan.

Pada kesempatan yang sama, dia menyampaikan Menhub Jonan telah menyetujui usul penambahan dua kapal perintis untuk menghubungkan Surabaya-Masalembo-Keramaian-Kalianget-Sapudi-Kangean-Pagerungan-Sapeken-Banyuwangi. “Sekarang ini hanya ada dua kapal, sehingga satu kapal dari Surabaya ke Banyuwangi atau sebaliknya dengan rute kepulauan itu membutuhkan waktu enam hari. Maka, dengan tambahan kapal ini, rute-rute pelayaran itu bisa dipersingkat menjadi tiga hari.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya