SOLOPOS.COM - Unggahan video seorang guru les yang mengkritik kinerja guru (Instagram/@bloraupdates)

Solopos.com, BLORA — Sejak pandemi Covid-19 merebak pada Maret 2020 silam, seluruh kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan secara daring atau dikenal dengan istilah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Beragam kendala pun dirasakan oleh para siswa-ssiwi sekolah baik tingkat SD hingga SMA.

Kendala yang dirasakan adalah sesi KBM yang dianggap kurang maksimal karena hanya dilakukan beberapa menit saja. Selain itu kendala teknis yang mengharuskan siswa-siswi haru memiliki gawai dan kuota internet yang dianggap memberatkan dari sisi keuangan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selain kendala teknis, rupanya beberapa tenaga pengajar juga dinilai tidak maksimal dalam memberikan sesi KBM. Melalui unggahan yang ada di laman Instagram @bloraupdates, Selasa (10/8/2021), seorang guru les membuat sebuah video yang dikhususkan kepada para pengajar sekolah.

Baca Juga : Ada Sekolah Patok Harga Seragam Rp800.000, Ini Kata Bupati Blora

Dalam video tersebut, guru les tersebut secara terang-terangan memberikan kritik keras kepada para tenaga pengajar di sekolah dalam memberikan tugas. Dalam video tersebut, guru les tersebut menganggap bahwa memberikan tugas dengan menggunakan video YouTube itu tidak maksimal karena tidak semua anak paham.

Dalam kritikannya itu,guru les itu juga menyampaikan bahwa guru di sekolah seharusnya memberikan tugas beserta cara pengerjaannya dengan merekam video sendiri dan kemudian di kirim melalui grup obrolan di layanan pesan instan WhatsApp pada umumnya, bukan hanya memberikan tautan video dari Youtube

Berikut ini kritikan keras yang disampaikan guru les dalam video tersebut:

“Terkhusus kepada bapak ibu guru yang selalu memberikan soal kepada muridnya tanpa memberikan tutor atau memberikan tutor melalui video Youtube. Pak, bu, gak semua anak ngerti kalau dijelaskan melalui Youtube. Trus jenengan bisa jawab ‘trus apa gunanya ada orang tua di rumah?’ pak, bu, ndak semua orang tua itu ngerti, ndak semua orang tua itu bisa, makane anake disekolahno, ben anake ngerti ya.

Baca Juga : Kedung Londo, Pesona Wisata di Pegunungan Kendeng Utara

Alangkah baiknya, kalau jenengan mau memberi tugas jangan lewat Youtube. Jenengan bikin video sendiri dan Anda menjelaskan. Kemudian video Anda di-share ke grup (WhatsApp) jadi anak luweh (lebih) ngerti (tahu) jadi jangan memberikan soal tanpa memberikan tutor (cara pengerjaannya) terutama pelajaran Matematika.

Sakno (kashihan) lho bu, pak.. muridku les iki (sambil menunjuk peserta didiknya) nek gak ta terangno lholak-lholok tenan apalagi ndelog video Youtube’e, ora ngerti babar blas. (muridku les ini kalau tidak saya bantu jelaskan, benar-benar bingung apalagi lihat video Youtube-nya, tidak paham sama sekali)

“Ini loh Pak harusnya (jelasin melalui mulut) mulut ini loh yang bunyi. Iya Pak, Bu, terkhusus bapak ibu guru yang selalu memberikan soal diikuti dengan tutor melalui YouTube

Baca Juga: Ini Dia Fakta-Fakta Unik Seputar Kabupaten Blora

Alangkah baiknya bapak ibu bikin video sendiri biar anak-anak lebih paham, ngapunten nggih pak bu guru, nggih! (Maafkan lho bapak ibu guru)

Saat berita ini ditulis, video yang baru diunggah sekitar 2 jam ini sudah menuai lebih dari 2.500 penonton virtual di Instagram. Selain itu beragam komentar juga ditulis para netizen, di antaranya ada nama akun @ithawhibta12 yang berkomentar jika yang disampaikan guru les tersebut sangat mewakili perasaannya. “Ibu ini mewakili banget”

Kemudian ada akun lain yang juga membenarkan apa yang dikatakan oleh guru les tersebut. “Setuju bgt bu” tulis akun @eryvinap

Hingga berita ini ditulis, belum ada respons dari pihak terkait  perihal video protes yang disampaikan oleh guru les tersebut.  Namun dikutip dari berbagai sumber, PJJ memang banyak mengalami kendala sejak awal pelaksanaanya pada awal pandemi merebak. Keterbatasan waktu hingga masalah teknis yang berhubungan dengan koneksi internet dan ketersediaan gawai membuat guru dan para murid mengalami kendala dalam melaksanakan KBM.

Solusi yang saat ini diberikan dari Kemendikbud adalah dengan melakukan penyederhanaan jumlah Kompetisi Dasar (KD) yang dikenal dengan kurikulum darurat.  Kurikulum darurat diharapkan akan memudahkan proses pembelajaran di masa pandemi dengan adanya pemilihan KD esensial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya