SOLOPOS.COM - Marti (kiri) melayani pembeli di warung oleh-oleh ikan goreng Dik Danar miliknya di Dusun Sendang, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jumat (1/10/2021). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI—Wader goreng menjadi favorit bagi wisatawan yang berkunjung di kawasan Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri. Wisatawan biasanya berwisata kuliner atau membeli oleh-oleh ikan goreng renyah selepas berkunjung dari WGM.

Penjaja ikan goreng renyah banyak ditemui di kawasan WGM Wonogiri. Salah satunya penjual oleh-oleh ikan goreng Dik Danar di Dusun Sendang, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri.  Marti, 45, penjual ikan goreng Dik Danar mengatakan warungnya banyak didatangi pembeli saat Tahun Baru dan Lebaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selama dua hari pada Tahun Baru, ikan goreng yang terjual mencapai 1,1 ton. Dagangan yang paling laku wader goreng. Pada Tahun Baru 600 kg wader goreng bisa terjual. Dagangan lainnya, yakni tawes, patin/jambal, dan udang goreng.

Baca Juga: Kalangan Pendidik di Wonogiri Yakin Pelajar SD akan Ikut PTM

“Penjualan pada momentum libur Lebaran juga mencapai lebih kurang sama dengan saat Tahun Baru. Namun, penjualan tersebut dicapai dalam waktu lebih lama, yakni rata-rata sepekan,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di tempat usahanya, Jumat (1/10/2021),

Marti menjual dagangannya dengan harga bervariasi sesuai jenis ikan. Wader goreng 0,25 kg dijual seharga Rp20.000 (jenis wader biasa). Wader goreng yang lebih sedikit duri (orang menyebut babyfish) 0,25 kg dijual Rp25.000.

Wader biasa 1 kg dijual Rp75.000, sedangkan yang lebih sedikit duri Rp100.00. Konsumen boleh membeli 1 ons wader biasa seharga Rp8.000.

Baca Juga: Lantik 122 Kepsek, Jekek Ultimatum Kasus Asusila Jangan Terulang

Tawes goreng dijual Rp50.000/kg. Jika ada yang membeli 0,25 kg dijual seharga Rp15.000. Patin seharga Rp60.000/kg tanpa kepala. Konsumen dapat membeli 0,5 kg dengan harga separuhnya. Kepala patin dijual 20.000/kg. Oleh-oleh kepala patin goreng paling cepat habis karena dagangan sedikit.

“Itu kalau sebelum pandemi Covid-19. Penjualan bisa tinggi karena banyak wisatawan. Selama pandemi Covid-19 penjualan turun drastis karena wisata waduk [Wisata WGM] dan wisata Desa Sendang tutup. Bahkan, sering sama sekali tidak ada pembeli. Pada awal pandemi saya tutup lebih dari tiga bulan,” kata Marti.

Sebulan terakhir penjualan mulai meningkat, meski belum pulih. Pada Senin-Sabtu Marti bisa menjual lebih kurang 1 kg/hari. Khusus Minggu mencapai 20 kg. Dia optimistis suatu saat nanti kondisi bisa normal kembali. Jika kondisi sudah baik semua usaha akan pulih.

Baca Juga: Warga Sedayu Klaten Soroti Penambangan Galian C, Pemdes Malah Tak Tahu

Pada hari biasa sebelum pandemi, dia mampu menjual lebih kurang 50 kg ikan goreng berbagai jenis/pekan. Itu belum termasuk penjualan khusus pada Minggu yang mencapai puluhan kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya