Solopos.com, LOMBOK — Pembangunan mega proyek Sirkuit Mandalika di Lombok Tengah, NTB, menimbulkan dampak sosial bagi warga setempat. Akibatnya, pagar sirkuit itu sempat dijebol warga pada Agustus 2021.
Hal itu dilakukan karena penduduk setempat merasa pagat itu menghalangi akses mereka yang hendak melaut. Proyek pembangunan ini memang menimbulkan dampak bagi warga, yaitu relokasi untuk memindahkan permukiman warga keluar area sirkuit.
Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar
Baca juga: Rasa Teh di Solo Ternikmat No Debat, Sepakat?
Menanggapi masalah tersebut, pengelola Sirkuit Mandalika, Indonesia Tourism Develpoment Corporation (ITDC) buka suara. VP Corporate Secretary ITDC, I Made Agus Dwiatmika, mengatakan masih ada 48 keluarga yang tersebar di tiga bidang lahan enclave dan 11 bidang HPL di dalam area jlan khusus kawasan (JKK) sirkuit. Pembebasan lahan tersebut masih dalam proses dan diharapkan segera selesai.
“Selain itu, seluruh lahan yang masuk dalam HPL (Hak Pengelolaan Lahan) atas nama ITDC telah berstatus clear and clean, tetapi sebagian masih dihuni warga,” ujar Agus, dalam siaran pers Minggu (22/8/2021), menyoal masuknya warga melewati pagar pembatas lintasan, seperti dikabarkan Detik.com.
Baca juga: Mandalika, Sirkuit Terindah di Dunia? Ini Faktanya
ITDC berupaya menggunakan pendekatan humanis untuk merelokasi warga, sehingga menghindari penggusuran. Agus pun memahami kebutuhan warga untuk mendapatkan akses jalan. Pihaknya pun menyiapkan solusi, salah satunya membuatkan terowongan atau akses jalan baru.
“Telah disediakan 2 tunnel (terowongan) untuk akses keluar-masuk dari/ke dalam area di dalam JKK dan untuk akses menuju ke Pantai Seger telah dibuatkan akses baru di pinggir service road menuju pantai,” terang Agus.
Masalah akses jalan warga yang terhambat, relokasi permukiman, hingga pengembangan ekonomi masyarakat sekitar Sirkuit Mandalika menjadi pekerjaan rumah yang mesti dipikirkan pihak pengembang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).