SOLOPOS.COM - Seorang warga setempat, Sutarno, duduk bersila di depan mulut gua yang paling besar di kompleks Gua Mangkubumi yang terletak di Dukuh Gebang Kota, Desa Gebang, Masaran, Sragen, Rabu (20/10/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Para warga di RT 011 dan RT 012, RW 005, Dukuh Gebang Kota, Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Sragen, tengah merintis desa wisata. Mereka gotong-royong membuka kembali gua yang konon digunakan sebagai tempat persembunyian Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengku Buwono I saat Perang Mangkubumen 1749-1757.

Ada dua gua yang dibuka. Sebelumnya gua itu tertutup akar pohon beringin. Gua-gua itulah yang akan menjadi magnet dari  objek wisata sejarah yang rencananya dibuka untuk umum pada Minggu (24/10/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selama sebulan terakhir warga dua RT tersebut bergotong-royong membersihkan kawasan wisata itu secara bergilir setiap hari. Inisiasi membuka gua yang semula tertimbun akar-akar pohon beringin selama puluhan tahun itu dilakukan secara swadaya.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Islamic Center Senilai Rp3 Miliar Dibangun di Sragen, di Sini Lokasinya

Warga memanfaatkan batang bambu yang ditumpuk di pinggir sungai Kedung Gedang untuk akses pengunjung. Dari situ pengunjung nantinya bisa menyaksikan gua yang dikenal dengan nama Gua Mangkubumi itu.

Saat Solopos.com mengunjungi lokasi, Rabu (20/10/2021), para warga masih bersiap membersihkan kawasan dan menyerat bilah bambu sebagai sarana untuk upacara tradisi jembulan yang sudah lama menghilang. Tradisi jembulan yang dilakukan dengan mengarak dua gunungan akan kembali dihidupkan pada saat pembukaan objek wisata tersebut, Minggu besok.

wisata sejarah gua mangkubumen masaran sragen
Sebuah batu berukuran besar yang diduga sebagai nisan pimpinan prajurit putri pengikut Pangeran Mangkubumi di kompleks wisata sejarah Gua Mangkubumi di Dukuh Gebang Kota, Desa Gebang, Masaran, Sragen, Rabu (20/10/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

“Kami menyiapkan cerita sejarahnya. Nanti di tempat-tempat yang bernilai sejarah ada penjelasan bagi masyarakat. Kami juga akan membuatkan semacam sampel barak yang digunakan pasukan Mangkubumi saat bersembunyi di wilayah Gebang Kota ini,” ujar Sukardi, warga setempat yang mengelola desa wisata tersebut saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu.

Baca Juga: Wanita Sragen Jadi Penagih Pinjol Pakai Konten Porno, Gajinya Rp3 Juta

Seorang mantan Kepala Desa Gebang yang juga sesepuh setempat, Giyanto, 66, menyampaikan ide untuk mengembangkan Gua Mangkubumi sebagai objek wisata itu sebenarnya sudah lama. Tetapi masyarakat baru tergugah kebersamaannya pada sebulan terakhir. Dia bercerita semula warga hanya ingin meratakan jalan di samping Gua Mangkubumi yang menempati tanah punden.

“Saat kerja bakti itulah, warga kompak untuk membuka Gua Mangkubumi itu untuk wisata sejarah. Hal itu diilhami dari banyaknya tempat objek wisata yang dibungkus dengan cerita sejarah. Gua Mangkubumi itu sudah menjadi ikon di Gebang Kota ini dalam pengembangan pariwisata. Pemerintah Desa Gebang mendukung tetapi untuk sementara pembukaannya masih murni swadaya masyarakat karena desa belum dilibatkan secara penuh,” kata Giyanto.

Ia menerangkan konsep wisata sejarah yang dikembangkan akan dilengkapi sarana bermain anak. Anak Sungai Mungkung di sebelah utara gua itu bisa dijadikan wanaha permainan air. Sungai itu lebarnya lebih dari 10 meter dengan kedalaman bisa sampai 2 meter. Sungai itu hulunya di Kedung Gatot Jirapan masaran dan hilirnya di Sungai Mungkung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya