SOLOPOS.COM - Ilustrasi kegiatan gropyokan hama tikus (Instagram)

Solopos.com, GROBOGAN — Tikus adalah salah satu hewan pengerat yang keberadaanya menjadi ancaman banyak orang, khususnya petani. Pasalnya, tikus juga merupakan salah satu hama perusak tanaman yang mengakibatkan petani gagal panen. Maka dari itu, hewan ini selalu dibasmi secara masif oleh kebanyakan petani.

Mengutip dari Detik.com, Selasa (31/8/2021), para petani dan warga dari tiga kecamatan di Kabupaten Grobogan melakukan aksi gropyokan atau aksi pembasmian hama tikus secara serentak di lahan pertanian pada hari Selasa (24/8/2021) lalu. Tiga kecamatan yang melakukan aksi gropyokan tersebut adalah Kecamatan Tanggungharjo, Kecamatan Kedungjati, dan Kecamatan Godong.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kegiatan gropyokan ini juga diikuti oleh Kepala Dinas Pangan Kabupaten Grobogan Sunanto. Dia mengatakan bahwa pihaknya juga mengerahkan petugas dalam kegiatan gropyokan hama tikus ini. Dirinya menambahkan bahwa kegiatan gropyokan ini bertujuan agar hama tikus bisa terkendali dan masa tanam pertama (MT1) bisa lebih banyak.

Baca Juga : Kawasan Agrowisata Kelengkeng Grobogan Akhirnya Dibuka

Ilustrasi pembuatan rumah burung hantu untuk membasmi hama tikus di daerah persawahan
Ilustrasi pembuatan rumah burung hantu untuk membasmi hama tikus di daerah persawahan (Instagram)

Gropyokan tikus ini, lanjut Sunanto, merupakan program jangka pendek dan salah satu program jangka panjangnya adalah memberdayakan musuh alami hama tikus, yakni burung hantu. Pihaknya juga akan menyipakan program jangka panjang tersebut yang nantinya akan dikombinasikan untuk percepatan pengendalian serangan hama tikus.

Menurut catatan pemerintah Kabupaten Grobogan, pada tahun 2015 lalu, 19 kecamatan di Kabupaten Grobogan terdapat 326 rumah burung hantu. Serangan tikus saat itu menyerang sekitar 683 hektare. Di tahun 2020, tercatat ada 944 rumah burung hantu dan serangan tikus menurun hingga di luasan 316 hektare.

Sunanto juga menambahkan bahwa untuk tahun 2021 ini, pihaknya menargetkan 1.000 lebih rumah burung hantu agar luasan serangan hama tikus semakin mengecil bahkan pihaknya juga akan mempersempit ruang gerak hama ini setiap tahunnya.

Baca Juga : Ada Kumandang Azan Meski Tak Ada Masjid di Bukit Kuncup

Lebih lanjut,  Sunanto memaparkan bahwa pembudidayaan dan perawatan burung hantu juga untuk untuk mengamankan produksi tanaman pangan seperti jagung, kedelai, dan kacang di Kabupaten Grobogan.

Salah satu petani dari Desa Suguhmarik, Rukin mengatakan bahwa keberadaan hama tikus ini memang sudah meresahkan karena membuat hasil panen menurun drastis dan bahkan beberapa musim panen lalu, sejumlah petani di Sugihmanik mengalami gagal panen.

Melalui kegiatan gropyokan ini, Rukin berharap bahwa hasil panen bisa meningkat nantinya. Rukin juga menambahkan bahwa ada peningkatan hasil panen sebesar 40 persen dari sebelum diserang hama tikus karena sebelumnya ada petani yang tidak menuai panen sama sekali alias merugi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya